Chapter 6

659 63 8
                                    

Untuk kedua kalinya Lisa makan siang bersama dengan Jennie lagi. Gadis bermarga Kim itu nampaknya masih terlihat sedih karna kejadian tadi sebelum makan siang, terlihat dari wajah murungnya.

"You okay Jen?"

"Hmm." Pertanyaan Lisa hanya dibalas anggukan oleh Jennie.

"Baiklah, makanlah yang banyak." Lisa memutuskan untuk tidak banyak bertanya pada Jennie dan memilih menunggu Jennie untuk bercerita.

"Bagaimana bisa dia terlihat biasa saja dan aku selalu menyedihkan seperti ini." Ucap gadis bermata kucing di depannya pelan.

"Kau tidak terlihat menyedihkan. Berhentilah menilai dirimu itu menyedihkan."

"Benar katamu, jika aku masih menangis ketika mengingatnya itu tanda nya dia masih segala-galanya untukku."

Lisa menghentikan makannya dan terfokus pada Jennie yang nampaknya mata gadis itu mulai berkaca-kaca menahan tangis.

"Menurut ku menangis itu hal yang sangat wajar dan manusiawi, tetapi jangan terlalu berlarut dalam kesedihan. Jika dia saja bisa melewati semuanya, kau juga pasti bisa Jennie. Sudah jangan menangis lagi ya, kau pasti akan mendapatkan yang lebih baik darinya." Ucap Lalisa lembut sembari menghapus air mata di pipi Jennie yang mulai jatuh.

"Dia mengakhiri hubungan kami dengan alasan yang tidak masuk akal. Padahal kala itu hubungan kami sedang baik-baik saja."

Lalisa mendengarkan Jennie dengan seksama sembari memperhatikan wajah sedih gadis bermarga Kim itu.

"Sampai sekarang aku tidak mengetahu apa kesalahan yang terlah ku perbuat. Itu yang selalu menghantui pikiran ku. "

"Jadi dia meninggalkanmu tanpa alasan?"

"Hmm." Jennie hanya mengangguk sambil menyeka air mata di pipinya.

"Dia mengatakan sudah tidak mencintaiku lagi dan semua yang dia lakukan untukku terpaksa."

"Mungkin itu adalah pilihan terbaiknya Jen. Walaupun kenyataannya pahit untukmu, tetapi Jisoo sudah berusaha jujur padamu. Jika dia melanjutkan hubungan kalian, itu akan semakin membuat kedepannya tidak baik dan tidak sehat untuk kalian." Lalisa membuang napas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Untuk saat ini kau hanya butuh waktu untuk melupakannya. Ini untuk kebaikan mu juga kedepannya."

"Bagaimana bisa, sudah hampir setahun dan aku masih saja belum melupakan Kim Jisoo."

"Tentu saja bisa. Hal pertama yang harus kau lakukan adalah membuka hati mu itu. Bagaimana bisa kau melupakannya jika hati mu saja masih kau tutup rapat."

"Aku hanya malas memulai lagi dan malas untuk merasakan sakit kembali."

"Hmmm. Baiklah, aku mengerti untuk perihal itu. Betul juga, memang tidak mudah Jen, tetapi kau harus tetap berusaha ya." Lisa mengusap pelan pucuk kepala gadis yang memiliki sepasang mata kucing itu.

"Jika kau merasa sedih, kau bisa bercerita padaku. Walaupun aku tidak bisa membantu mu, tetapi aku akan membantu mu untuk tertawa. Kapanpun kau butuh, kau bisa langsung menghubungi ku." Imbuh Lalisa.

"Tidak perlu mengkhawatirkan ku seperti itu. Kau pun pasti sibuk Lisa." Perlahan Jennie melihat wajah gadis Manoban yang sedari tadi menatapnya.

"Memangnya kejadian hari ini belum juga membuatmu percaya jika aku bisa selalu ada untuk mu?" Lisa memberikan senyum termanisnya pada Jennie sehingga membuat gadis bermata kucing itu ikut tersenyum dibalik perasaan sedihnya.

"Mengapa kau baik padaku, padahal kita baru saja berteman?"

"Kau ini bodoh ya?"

Jennie menatap gadis manoban itu dengan tatapan bingung karna di bilang bodoh.

Whisky Eyes | JenLisa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang