Chapter 17

183 24 2
                                    

Hari sudah semakin gelap, Park Chaeyoung mengitari setiap sudut gedung YG Entertainment dengan langkah tergesa-gesa. Sedari tadi Gadis bermarga Park itu tengah sibuk berlari kesana kemari mencari keberadaan sosok Kim Jennie. Wajah rupawannya terlihat panik, bulir-bulir keringat perlahan mengalir dari atas dahinya.

Setelah makan siang, Rose memutuskan untuk berkencan dan menghabiskan waktu bersama Loren sampai sore hari. Gadis bermara Park itu langsung mengajak Loren pulang dan menyuruh kekasihnya untuk melajukan mobil secepat mungkin menuju gedung agensi setelah mendapat telepon dari Lalisa.

Lalisa menitipkan pesan padanya untuk disampakan pada Jennie bahwa gadis bermata whisky itu tengah mencarinya. Sebenarnya tidak ada yang aneh dari pesannya, namun nada bicara Lalisa bergetar dan Rose sudah hafal dengan nada bicara itu.



Lalisa sedang tidak baik-baik saja.



Bahkan sahabatnya itu enggan memberi tahu dimana keberadaan nya saat ini. Dia hanya berkata bahwa sudah berkali-kali menghubungi Jennie tetapi gadis bermarga Kim itu tidak meresponnya.

Perasaannya sedikit lega saat menemukan sosok gadis bermata kucing yang tengah berbincang dengan canda tawa bersama Kim Jisoo sahabatnya di kafetaria agensi itu.

"Jennie Unnie!" Rose berusaha mengatur napasnya yang tersenggal karna berlari.

Gadis Kim menyeritkan dahinya bingung.

"Ada apa Rosie?"

"LALISA!"

"Lalisa? Wae??"

"Aissshh, dia mencari mu. Kenapa kau tidak mengangkat teleponnya?!" Tukas Rose di sela-sela napasnya yang tersenggal.

"Kau harus segera menghampirinya Unnie!"

"Aigoo!!! Aku meninggalkan tas ku di studio Teddy Oppa!"

Jennie terloncat dari duduknya saat baru menyadari tas nya tertinggal di studio tadi. Dia mengutuk dirinya berkali-kali saat ini. Bagaimana dia bisa lupa mengecek ponselnya.

"Mianhe Jisoo Unnie, aku harus segera pulang. Sampai bertemu dilain waktu." Gadis bermarga Kim itu langsung berlari meninggalkan Jisoo dan Rose.

Kim Jisoo hanya membalas dengan anggukan lalu tatapannya beralih pada Rose yang mengendikkan bahunya dengan tatapan yang masih panik.




Jennie Point of View

Aku berusaha menelepon Lalisa berkali-kali tetapi kekasihku itu masih belum menjawab panggilan telpon ku. Apartement, Blackbird, sudah ku kunjungi semua tempat dimana biasanya Lalisa berada, namun aku belum kunjung menemukan keberadaannya.

Perasaan panik dan takut tercampur menjadi satu, aku sudah menelepon siapapun orang yang dekat dengannya termasuk Kang Seulgi.

Bukan kabar baik yang kudapatkan melainkan Irene yang tiba-tiba mengangkat panggilan telpon ku. Irene Unnie berkata jika hari ini ada kejadian di Blackbird yang membuat Kang Seulgi harus dibawa ke rumah sakit. Sore tadi di Blackbird ada insiden perkelahian antar dua orang pria, ketika Kang Seulgi ingin melerai keduanya, seorang pria menusuk perutnya dengan pisau lipat.

Irene Unnie pun berkata jika Lalisa tadi sempat menyusul mereka ke rumah sakit, namun yang membuat ku semakin panik adalah ketika Bae Joohyun menjelaskan kondisi Lalisa dengan wajah yang memar penuh dengan darah, bukan hanya itu tubuhnya penuh dengan luka bahkan baju hingga celana yang dikenakannya pun sobek dimana-mana.

Whisky Eyes | JenLisa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang