Chapter 9

610 57 18
                                    

Rintik hujan menghiasi gelapnya malam menemani gadis bermarga Park yang sedang berdiri di balkon kamar villa sehingga membuat suasana semakin gloomy. Angin dingin berhembus menggelitik kulit putih gadis bermarga Park yang kini tubuhnya bergetar karna menangis sejadi-jadinya. Namun udara dingn dan hujan tidak juga membuat Chaeyoung merasa kedinginan. Rasa sakit didalam hatinya lebih mendominasi ketimbang udara dingin saat ini. Sudah hampir 1 jam gadis itu menangis. 

"Dia tidak menarik."

"Aku tidak tertarik untuk melakukan seks denganmu Rosie."

Kata-kata Lalisa terus terngiang di kepala Chaeyoung.

"Bukankah kau sangat bodoh Rosie? Berharap Lalisa bisa menyukai mu? Aissshh Itu sangat mustahil Pabo!." Chaeyoung bergumam sendiri sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Membasuh air matanya yang terus mengalir deras walaupun gadis bermarga Park itu sadar air matanya tidak kunjung berhenti.

"Tidak juga, kau tidak bodoh."

Seorang gadis menginterupsi ucapan Chaeyoung. Gadis bermarga Park itu sontak menoleh kearah sumber suara dibelakangnya.

"Hai. Maaf jika aku mengganggumu saat ini. Bolehkah aku menemanimu sebentar disini?" Ucap Kang Seulgi dengan hati-hati. Entah sejak kapan gadis itu berdiri dibelakang Rose.

"Kau tidak mengganggu ku Seul. Terima kasih sudah berniat untuk menemaniku." Sebuah senyum simpul muncul dari bibir Chaeyoung, gadis berambut blonde itu berusaha tersenyum ditengah tangisnya. 

"Baiklah, aku membawakan sweater untukmu. Disini sangat dingin, lebih baik kau memakainya agar tubuhmu tetap hangat."

"Terima kasih juga sudah peduli denganku. Aku baik-baik saja." Gadis bermarga Park itu kembali membasuh air matanya. Kesedihannya sedikit teralihkan karna kehadiran Kang Seulgi.

"Anniyo, tidak perlu berlebihan seperti itu. Lebih baik kau langsung memakainya."

Park Chaeyoung mengangguk pelan sebagai jawaban. Gadis itu segera memakai sweater yang Seulgi bawakan.

"Kau menangis lama sekali ya. Apakah semua wanita akan menangis selama ini?" Tanya gadis bermata monolid dengan muka polosnya.

Pertanyaan yang Kang Seulgi ajukan tadi membuat Chaeyoung secara spontan tertawa hambar. Salah satu temannya itu memang polos. 

"Bukankah kau juga wanita Seul?"

"Tidak perlu di ingatkan. Aku tidak melupakannya Nona Park."

"Hahahahahaha." Park Chaeyoung kembali tertawa kecil.

"Hey mengapa tertawa? Jawab pertanyaanku."

"Hahahaha. Arraseo! Sebelum aku menjawab, ada yang ingin aku tanyakan. Memangnya kau belum pernah menangis seperti ini?"

"Hmm, menangis pernah. Namun tidak pernah selama 1 jam non-stop."

"Hahahahaha, kau ini cukup unik Seul. Anni, maksudku kau kan juga seorang wanita. Menurut ku menangis adalah hal yang wajar bagi para wanita. Mereka kuat menangis berjam-jam jika hatinya merasakan sakit atau kecewa."

"Aku bahkan menilai diriku ini aneh. Bahkan aku belum pernah merasakan jatuh cinta seperti apa."

"Okay.." Park Chaeyoung menjawab singkat dan tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.

"Sepertinya karna aku belum pernah jatuh cinta, aku belum merasakan sakit yang begitu dalam."

"Memangnya Lalisa tidak pernah membuat mu menangis? Kalian sahabat dekat bukan?" Ucap Gadis bermarga Park mencoba mencairkan susana.

Whisky Eyes | JenLisa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang