Disclaimer aja kalo chapter ini lumayan panjang jadi mungkin sedikit membosankan
"Nji.. nanti mau di masakin apa buat piknik?" Tanya Raya yang sedang menyiapkan beberapa bahan makanan di dapur.
"Mi goreng sosis mbak. Kayak biasa mbak bikinin nji.." sahutnya dari dalam kamar mandi.
"No Juda buk. Ibuk. No mi oyeng pate ncis ya .. yang banyak banet ncisna." Reno ikut berteriak menyahuti, takut ibunya tidak mendengar dari luar kamar mandi.
"Yee... Ngikut aja bocil."
"Bia ... Lin." Sahutnya sambil memasang wajah menyebalkan.
"Udahan ayok cil. Lama banget mandinya. Abang tinggal nih ya." Ajak Kenzie pada Reno yang masih asik bermain air.
"Ih ih.. bental dong Abang.. Ndak liat apa ini no ladi sabunan."
"Dari tadi pake sabun mulu bolak balik, bukan bersih lama-lama tipis tuh kulit."
"Ih Abang cewet tayak ibuk. Ini loh.. bial belsih, ilang tuman-tuman di badan no pada loncat cuing... Cuing... Ditu loh Abang..."
"Bodo amat. Abang tinggal pokoknya, nanti kalo udah mau berangkat belum beres biarin aja tinggal di rumah sendirian." Ancamnya. Pasalnya Kenzie sudah selesai dari acara mandi bersama Reno, tapi dasar bocil kalau sudah ketemu air ya mana mau buru-buru menyelesaikan mandinya.
"Eh eh.. ndak buleh ditu Abang.. halus nunduin adekna dong.." protes nya.
"Mbak... Nih si bocil gak mau udahan mandinya.." teriak Kenzie mengadu.
Dan benar saja, tak lama pintu kamar mandi di ketuk dari luar, sudah pasti itu Raya. Sementara Reno sudah cemberut sambil marah-marah.
"Iya iya. .. no udahan nih."
"No. Mau udahan apa ibuk tinggal?" Kata Raya dari luar.
"Iya ibuk... Ini no udahan loh mandina.. " teriak nya sembari buru-buru meletakkan gayung dan mengangkat bebek karet milik Kenzie yang ia pinjam. " ambilin handuk no dong."
"Nggak. Ambil sendiri."
"Aah.. Abang ayo buluan.. ibuk udah momel mulu.."
"Minta tolong yang bener dong.."
"Abang.. tolong.. ambil handuk no dong... Plis... "Sambil menengadahkan kedua tangan di bawah dagu, bocah itu menyipitkan matanya lucu.
Kenzie segera memberikan handuk dan langsung membungkus tubuh mungil Reno kemudian mengangkatnya. Sementara bocah dalam gendongannya tertawa kegirangan karena tidak biasanya ia di gendong. Apalagi selama perjalanan menuju kamar abangnya terus mengajaknya bercanda.
Anak empat tahun itu sudah terbiasa mandiri, selama ibunya meninggalkannya untuk bekerja, sementara di rumah ia bersama ayahnya yang sudah tidak bisa bergerak bebas, sejak itulah ia memilih mandi sendiri, makan sendiri tanpa harus merengek dahulu kepada sang ayah yang ia sudah tahu kehidupan sang ayah sudah tidak senyaman sebelumnya.
Ketika anak seusianya meminta untuk di gendong ketika sedang menangis, maka ia hanya meminta dekapan sang ayah saja.
Selesai berpakaian, Kenzie menghampiri Raya yang belum beranjak dari dapur. Kali ini Kenzie melihat Raya sudah selesai memasak dan menata makanan dalam tas besar yang nanti akan mereka bawa ke tempat piknik. sedang Suryo sudah lebih dulu pergi ke kebun untuk acara panennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehari Untuk Selamanya
General Fiction"pokoknya nji mau nya mama yang suapin" _kenzie "Kamu apa-apaan sih Kenzie? Udah gede gitu emang nggak malu?" _Riana "Tapi mama kan udah janji seharian bakal turutin permintaan nji?" _kenzie "Iya tapi hari ini kamu tuh aneh. Manja banget. Mama juga...