1 - Anak Rantau

28.2K 180 0
                                    

Rafa, pria asli Jakarta yang besar di Malang. Awalnya ia bersekolah di Jakarta. Tapi sejak SMP, ia terpaksa pindah ke Surabaya dengan ayahnya. Namun ia memutuskan untuk lanjut berkuliah di Jakarta. Ia tidak perlu banyak beradaptasi lagi dengan kehidupan di Jakarta. Tapi ada satu hal yang membuatnya harus beradaptasi, yaitu tinggal sendirian di apartemennya.

Rafael Christian, laki-laki biasa, tampang standar, namun begitu baik hatinya. Ia memiliki banyak teman. Tentu karena ketulusan hatinya. Baik perempuan maupun laki-laki, semua senang dengannya.

Namun sebaik apapun seseorang, pasti ada saja yang tidak suka dengannya. Sebut saja Daniel, salah satu teman SMAnya yang dulu begitu dekat namun sekarang sudah sangat asing. Satu-satunya alasan kenapa mereka berpisah adalah Dey. Gadis itu adalah pacar Daniel, sekaligus sahabat Rafa. Secara historis, Rafa duluan lah yang bertemu Dey. Mereka telah bersahabat sejak SMP. Barulah Dey bertemu dengan Daniel saat SMA. Seperti pasangan pada umumnya, rasa cemburu sengan sahabat akan selalu besar. Apalagi Dey sering sekali curhat dengan Rafa. Tentu mudah ditebak, semarah apa Daniel setiap kali mereka bersama. Termasuk saat ini, Rafa bertemu berdua saja dengan Dey tanpa sepengatahuan Daniel.

"Gitu Raf, Daniel makin hari makin gak jelas. Dikit-dikit marah, dikit-dikit bawa-bawa nama lu."

"Lagian ngapain lu masih betah sama dia sih?"

"Gue juga pengen udahan, tapi dia manipulatif banget anjing!"

"Woi santai gak usah kasar gitu."

"Ya elah cuma berdua ini. Lagian kita sama-sama anak rantau, santai aja kali."

"Emang kita ngerantau ya? Kan aslinya Jakarta, bukan Surabaya."

"Tapi kita tinggal 6 tahun di Surabaya. Anggap aja ngerantau lah. Eh, gak penting banget anjir! Gue kan lagi bahas Daniel."

"Oh iya sorry hehe."

Rafa menyeruput kopinya yang sudah hampir habis. Sesekali ia menatap langit yang sudah mulai mendung. Mungkin hujan akan segera turun. Hanya tinggal menunggu waktu saja.

"Mendung nih, balik aja kali ye?" celetuk Dey.

"Mau sekarang?"

"Iya deh, takut ujan."

"Gue anterin ya?"

"Gitu dong bestie! Peka banget sich kamu," ucap Dey sedikit manja.

Rafa pun menghabiskan kopinya terlebih dahulu sebelum meninggalkan cafe yang mereka tempati sekarang. Mereka pun langsung pergi ke mobil Rafa yang terparkir tidak terlalu jauh dari pintu masuk Cafe. Mobil mewah buatan Jerman, BMW 218i Coupe yang belum lama keluar itu terlihat begitu mencolok di antara mobil-mobil lain yang terpakir di sana.

"Emang dah anak sultan enak banget. Lu nyampe Jakarta waktu itu kayaknya masih pake Avanza deh."

"Gw dikasih budget 1M buat mobil, ya gue manfaatin sebaik mungkin lah."

"Ini harganya 1M?"

"Nggak, cuma 700an."

"Cuma? CUMA? Gila lu. Terus sisanya kemana?"

"Gue beliin mobil lagi."

"Hah? Buat apa? Kan udah punya yang bagus."

"Buat ke kampus atau jalan sama temen. Yang ini mah buat kalo gue sendirian aja."

"Kan sekarang ketemu gue?"

"Lu kan udah deket. Jadi santai aja."

"Bisa gitu ye? Ngomong-ngomong, beli mobil apa lagi lu?"

"Sigra."

"Berapa tuh?"

"Murah, 100an doang. Bener-bener cuma buat mobilitas itu mah. Kalo yang ini buat kenyamanan."

Lucky BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang