4 - Pasangan Palsu

6.1K 107 0
                                    

"Hai Raf!"

"Eh, pagi Bu."

"Kaku banget kamu?"

"Loh, saya kira karena masih di kampus jadinya harus kayak mahasiswa biasa?" Rafa bertanya sambil berbisik kepada Shani.

"Hehehe iya sih. Tapi kan di sini sepi. Oh iya, kamu abis ini ada kelas?"

"Gak ada. Kenapa?"

"Temenin saya cari baju buat Sabtu nanti ya?"

"Hmm boleh... Mau kemana emangnya?"

"Ke rumah saya dulu aja. Kalo emang gak ada yang cocok, baru deh kita beli. Gimana?"

"Saya ikut aja. Mau sekarang?"

"Boleh, yuk!"

Rafa dan Shani kemudian beranjak ke arah parkiran tempat mobil Rafa diparkirkan. Sudah terpaut dua hari setelah 'kencan' pertama mereka Senin lalu. Dan ini kali kedua Shani keluar dari kampus bersama dengan Rafa dengan mobilnya.

"Kamu nanti mau pake baju apa Raf? Saya pengen nyocokin aja biar nanti kompak gitu warnanya."

"Saya ada banyak pilihan kok. Ibu nanti pilih aja bajunya, baru saya ikutin."

Rafa bilang begitu bukan tanpa sebab. Ia bisa dengan mudah mencari baju tanpa harus memikirkan harganya. Tapi tentu saja kalau bisa tidak beli baru.

"Ya udah nanti kamu liat aja di rumah saya ada apa."

"Siap Bu Dosen!"

Mereka pun sampai di rumah Shani yang cukup jauh dari kampus. Sejam lebih jaraknya dari kampus. Rafa jadi terpikir betapa lelahnya Shani pulang pergi ke kampus dengan jarak sejauh ini.

"Rumah ibu jauh juga ya?"

"Hahaha begitu lah..."

"Kenapa gak pindah ke deket kampus aja? Ngekos atau apa gitu?"

"Saya udah ada rumah di sini, bekas saudara saya dulu. Dari pada ribet nyari-nyari lagi, ya mending di sini aja sekalian."

Rafa mengangguk paham dengan penjelasan Shani yang berbicara sambil membuka pintu rumahnya.

"Silakan masuk, maaf ya kecil hehe."

"Iya ibu, santai aja. Berasa kayak mau diapain aja rumahnya?"

"Hehe takut kamu gak nyaman."

"Gak kok. Justru enak punya rumah kecil. Gak repot ngurusnya, adem, rasanya gak serem juga."

"Kamu curhat ya?"

"Hahaha iya nih, jadi curhat. Eh mending langsung ke tujuan utama kita."

"Oh iya, saya ke kamar sebentar ya. Kamu tunggu di sini aja. Jangan ngintip!"

"Tenang aja Bu Shani, saya gak suka ngintip kok."

Shani kemudian masuk ke dalam kamarnya. Rafa bisa mendengar beberapa suara pintu lemari yang dibuka tutup.

"Seru amat nyari baju doang?" gumam Rafa.

Tak lama pintu kamar Shani terbuka dan keluarlah sosok dosen cantik dengan sebuah gaun berwarna ungu.

"Gi-gimana?"

"Bagus kok, cocok."

"Tapi saya agak gak pede. Terlalu terbuka soalnya," ucapnya sambil menutupi area dadanya.

"Ada yang lain gak? Percuma bagus kalo ibu gak nyaman."

"Ada, sebentar ya."

Shani kembali masuk ke kamarnya dan mencoba baju lainnya. Tak lama ia keluar dengan gaun berwarna putih yang lebih terutup.

Lucky BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang