18 - Lagi-Lagi Ribut (Shani)

3.3K 69 4
                                    

Yg mau donasi, boleh bgt hehehe... Siapa tau tar jadi rajin up :3
Klo mau request/nambah karakter, nanti ya di cerita lain 🙏🙏
https://karyakarsa.com/moyaa3412 (klik link di bio klo mau langsung)

--------------------------

Shani menangis sejadi-jadinya di dalam mobil Rafa. Ia melepaskan semua emosinya. Mulai dari melihat isi story Rafa sampai mengetahui ia sedang tidur bersama Yupi dalam posisi yang sangat mesra. Hatinya sangat hancur. Ia tidak tau siapa yang harus disalahkan.

"Shani bodoh, Shani bodoh..."

Ia kembali teringat kata-kata sang mantan di akhir hubungan mereka. Laki-laki itu mengatakan Shani sangatlah egois. Ya, ia menyadari hal itu sekarang. Setelah dua kali laki-laki yang ia cintai hilang, ia benar-benar menyadari hal itu.

Dirinya sangat tidak ingin kehilangan Rafa. Semua hal yang Rafa lakukan seolah salah baginya. Bahkan hal kecil sekalipun ia permasalahkan. Bukan hanya karena Rafa terlalu dekat dengan sepupunya, Yupi. Melainkan karena hal sepele soal Rafa yang bangun sedikit kesiangan, lupa sarapan, mengerjakan tugas kelompok dengan teman perempuannya, bahkan hanya sekadar menjawab pertanyaan teman perempuannya di kelas. Shani mulai sadar dengan hal itu. Sifat posesifnya yang berlebihan sangat mengekang Rafa. Mungkin itu yang membuat Yupi bisa dengan mudah mendapatkan perhatian Rafa.

"Ah bodoh! Padahal kita gak pacaran. Tapi aku maksa dia ngikutin semua kemauan aku."

Shani benar-benar kesal dengan dirinya sendiri. Cukup lama ia berdiam di basement sambil beberapa kali memukul stir. Ia melihat pantulan wajahnya di cermin. Matanya sembab, hidungnya merah, ia bahkan tak tau harus bersikap bagaimana di kampus nanti.

"Harus cepet-cepet jalan, takut telat," ujar Shani sambil menyeka air matanya.

Baru saja keluar basement, ia melihat mobil mewah Rafa keluar tepat di depannya. Segala pikiran buruk langsung datang menghantui kepalanya.

"Rafa... Segitu gak sukanya kah kamu sama aku?" lirih Shani sambil menahan air matanya.

Shani mengejar mobil Rafa dan melihat Yupi duduk di dalamnya. Ia benar-benar terpukul. Mobilnya pun ia lambatkan agar Rafa bisa meninggalkannya lebih jauh. Air mata kembali keluar membasahi pipinya. Berkali-kali ia merutuki dirinya lagi.

"Harusnya aku gak usah ngide ngetes Rafa. Buat apa aku upload story lagi sama cowok lain untuk ngetes Rafa? Sekarang malah jadi makin parah," ucap Shani sesegukan.

"Shani bodoh! Buat apa kamu kuliah cepet-cepet sampe jadi dosen kalo soal hati aja kamu masih egois, Shani?"

Shani kembali menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada ketua kelas mata kuliahnya hari ini.

"Selamat pagi, Hanif. Mohon maaf untuk kelas hari ini saya batalkan, kita ganti di hari Senin. Saya ada urusan mendadak sekali. Tolong sampaikan kepada yang lain, terima kasih."

Shani langsung mematikan ponselnya dan kembali menancap gas menuju tempat yang jauh. Ia benar-benar butuh waktu sendirian hari ini. Persetan dengan perkuliahan. Dosen juga punya hak untuk bersedih!

"Ibu, Shani kayaknya gak jadi nikah dalam waktu dekat," lirihnya pelan.

Dosen muda yang sedang hancur hatinya itu pergi ke sebuah tempat di Jakarta Barat. Danau luas yang di sana menjadi tempat untuk mengistirahatkan pikirannya dari masalah ini.

*Flashback on*

"Rafa, bangun, udah siang. Nanti kamu telat kuliah," ucap Shani dengan lembut.

Lucky BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang