2 - Orang Ketiga

9.1K 127 3
                                    

"Daniel?"

Dey sedikit terkejut karena pacarnya itu menelepon. Tumben sekali ia menelepon sore-sore begini.

"Angkat aja."

"Lu diem ya, jangan bersuara sama sekali."

"Aman," Rafa mengeluarkan jarinya yang membentuk huruf 'o'.

Dey pun mengangkat telepon itu dengan jantung yang sedikit berdebar. Bagaimana tidak, ia baru saja bersetubuh dengan orang yang bukan pacarnya.

"Halo, kenapa beb?"

Sedang Dey berbicara dengan Daniel, ide konyol muncul di kepala Rafa. Ia mendekati Dey dari belakang. Ia pegang pinggulnya dan menggesek-gesekkan penisnya tepat di luar Vagina Dey.

"Hmmhh... Kenapa beb?"

Dey mengeluarkan tatapan tajam sambil menyuruh Rafa diam dengan gestur telunjuk di bibirnya.

"Oh, nggak... Aku cuma kedinginan. Soalnya rumah temen aku acnya dingin banget."

Rafa tidak tinggal diam, ia justru mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Dey untuk kedua kalinya. Tentu saja tatapan tajam kembali dikeluarkan oleh Dey. Bukannya berhenti, Rafa malah semakin napsu menggenjotnya.

"Hmmhh... Kamu emang ngapain sih ke kosan akuu?? Hhhssshhh..."

Rafa tersenyum nakal. Ia semakin menambah kecepatannya. Tubuh Dey pun terus bergoyang sambil menelepon pacarnya sendiri. Sebuah sensasi yang menaikkan napsu seorang Rafa. Tangan kanan Dey bertumpu pada sofa, sementara tangan kirinya menahan ponselnya. Sesekali tangan kanannya menutup mulutnya agar desahannya tidak lolos. Meskipun beberapa kali sedikit bocor yang ia tutupi dengan alasan kedinginan.

"Iyaahh nanti lagi ya beb? Aku udah dicariin temen aku. Gak enak kelamaan ninggalin mereka. Bye!!"

Dey mematikan teleponnya dan melempar ponselnya itu ke sofa.

"Heh gila lu ya?"

"Hehehe seru abisnya."

"Ahh... Iya seru buat lu, gue yang deg-degannnhh... Uhh... Anjing, mana enak lagiiihh..."

"Enak kan? Udah nikmatin aja. Gimana sensasinya? Makin horny gak?"

"Jujur... Ahh.... Iyaaahh... Boleh kali ya dicoba lagi?? Hahahaha..."

"Dasar Dhea mesum."

"Fair dong, kita saling jaga rahasia."

"Hehe iya Dey."

Mereka pun berciuman. Masih dengan posisi yang sama. Sambil berdiri dan ditusuk dari belakang. Punggung Dey bersandar di tubuh Rafa. Namun kepalanya menghadap ke arah sahabatnya itu sambil saling bersilat lidah. Goyangan terus Rafa lakukan meskipun bibir mereka sibuk. Begitu juga tangan Rafa yang memainkan dua gumpalan lemak milik Dey.

"Uhh... Gila gue bisa ketagihan ngewe sama lu Raf," ucap Dey sambil terengah.

"Hehehe jangan sering-sering ya? Nanti jadi hyper lu."

"Iya kalo lagi pengen banget aja..."

Rafa kembali mencium bibir Dey. Genjotannya pun semakin cepat. Ia merasakan penisnya akan segera menyemprotkan sperma untuk kedua kalinya.

"Udah mau keluar yaaahhh?? Kok makin cepet ahhhh.... Ahh..."

"Iya Dey, dalem atau luar?"

"Luar ajaahhh... Takutnya jadii... Ahhhh... Cepetin lagi Raf... Gue mau sampe jugaa... Ahhh... Uhhh... Gilaaa..."

Dey terus meracau. Genjotan Rafa pun semakin cepat sesuai permintaan Dey. Tak butuh waktu lama, Rafa pun sampai pada puncaknya.

"Dey gue keluarrr...."

Lucky BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang