22 - 180°

3.5K 72 1
                                    

Yg mau donasi, boleh bgt hehehe... Siapa tau tar jadi rajin up :3
Klo mau request/nambah karakter, nanti ya di cerita lain 🙏🙏
https://karyakarsa.com/moyaa3412 (klik link di bio klo mau langsung)

BTW makasih yaa yg udh donate 😇

--------------------------

Pekan UAS telah berakhir. Rafa berhasil melalui ujian itu dengan baik. Tentu saja karena dukungan dari Shani yang membuatnya sangat bersemangat dan senang menjalaninya. Apa lagi Shani jadi sangat sering menginap di apartemennya. Kondisi Rafa pun sudah jauh lebih baik. Dukungan moral maupun seksual bisa ia dapatkan lagi.

Entah hal gila apa yang Rafa pikirkan. Di usianya yang bahkan belum genap 20 tahun, ia telah menyiapkan sebuah hadiah untuk Shani dan dirinya. Sudah ia rencanakan sejak awal UAS.

Hari ini ia akan mengambil pesanannya itu. Cincin emas putih berukir inisal nama mereka berdua. Seperti surprise pada umumnya, ia berbohong ada urusan dan tidak bisa bersama Shani seharian. Di saat yang sama pun Shani bilang ingin pergi bersama Gracia. Jadi ia rasa ini adalah timing yang pas untuk memberikan kejutan kepada wanita yang ia cintai itu.

"Mas, yakin secepet ini?" tanya Felix yang sedang menemani Rafa menunggu pesanannya diambil.

"Yakin banget."

"Bapak udah tau?"

"Hehe... Kalo itu belom sih..."

Felix bergeleng melihat kelakuan atasannya itu.

"Dimana-mana minta restu dulu dari orang tua, baru ngelamar."

Rafa menggaruk kepalanya sambil sedikit tertawa.

"Udah izin sama orang tuanya si cewek?"

"Belom juga hehehe..."

"Astaga mas... Tapi udah pernah ketemu kan?"

"Udah kok, sekali. Responnya juga bagus. Semoga lancar-lancar aja sih."

"Bagus deh. Semoga lancar. BTW, mas mau nikah kapan? Masa tahun ini juga?"

"Nggak kok. Kalo memungkinkan tahun depan. Biar pas udah 20 tahun nikahnya."

"Mas 20 tahun udah mau nikah, saya udah 25 masih aja jomblo..."

"Hahaha gakpapa gak usah buru-buru."

Felix dan Rafa pun terus mengobrol seputar rencananya ini. Memang agak gila ide Rafa. Usianya masih sangat belia. Namun ia sudah yakin ingin menghabiskan hidupnya dengan Shani seorang. Felix pun hanya bisa mendukung yang terbaik bagi atasannya.

"Ini pesanannya, silakan dicek dulu. Nanti kalau ternyata ukurannya kurang pas, bisa dibawa ke sini lagi mas."

"Siap mbak, terima kasih banyak ya."

Rafa dan Felix meninggalkan toko itu dengan senyuman. Keduanya memiliki senyuman yang berbeda. Rafa senyum senang dan tak sabar, sedangkan Felix tersenyum karena bangga. Ia benar-benar melihat Rafa seperti adik jauhnya. Memang sudah cukup lama ia tau tentang Rafa. Ia sudah ikut ayah Rafa sejak masih remaja.

"Saya balik ke restoran ya mas. Semoga Mas Rafa sukses. Semangat mas!"

"Makasih ya Felix!"

Lucky BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang