4. Waktu Bersama Ayah

1.2K 95 0
                                    


Malam yang kini semakin redup menjadi saksi bisu saat sesak kembali menghujam. Menjadi derita paling tidak bisa Rakala tahan.

Dari kecil didiagnosa asma akut oleh dokter tapi sampai sekarang masih tidak bisa terbiasa saat sesak kembali menghujam.

Pulang dari jembatan sampai saat ini hanya berdiam diri di dalam kamar dengan lampu yang remang. Menghisap inhaler miliknya yang bahkan masih menyisakan sesak.

Bunda belum pulang dari rumah tantenya, Ayah juga tampaknya lembur lagi malam ini.

Dan pada saat sendiri seperti inilah ingatannya kembali pada sang kakak.

Waktu kecil ketika kambuh, Tian adalah orang pertama yang akan menghampiri sembari membawa inhaler miliknya.

Gerimis yang turun tiba-tiba membawa langkah Rakala pada balkon, menatap hamparan halaman yang kini mulai basah oleh hujan.

Semakin dingin malah semakin betah ia berada di dekat hujan. Seakan dipeluk erat serta diberi nyaman saat hujan turun.

"Ya Allah, sesaknya kapan hilang sih?" lirihnya.

Berusaha mengatur nafas sepelan mungkin.

"Atur nafasnya ya, kalau sesak lagi. Karena Abang nggak bisa selalu ada nemenin kamu pas kambuh."

"Emang Bang Tian mau ke mana?"

Senyum yang mengembang menjadi jawaban bagi Rakala kecil.

"Nanti kamu pasti bakalan tau."

"Dan sekarang Raka udah tau jawabannya, Bang." Ujar Rakala.

Saat bayangan masa lalu ketika ia kambuh kembali melintas, perkataan lampau dari Tian itu seakan jadi bumerang yang kembali mengarah padanya.

Setetes jatuh di balik obsidian yang mulai meredup.

Menghela nafas panjang sekali lagi lalu telapak tangannya terulur. Menadah air hujan yang jatuh.

Basah.

Nyaman.

Kenapa hujan bisa jadi kesukaannya sekarang? Karena suka juga bisa tampa alasan.

"Raka inget pernah main hujan terus dipukul sapu sama Abang, eh besoknya demam." Monolognya.

"Tapi, Raka ngerti Abang kayak gitu karena khawatir kalau Raka sakit kan?"

Hening lantas kembali hinggap usai mengadu pada hujan tentang apa yang ia rasakan kini.

"Mungkin karena kenakalan itu, Abang jadi nggak mau pulang ya?"

Tanya yang tidak akan pernah dijawab oleh si kakak.

Jarak yang terbentang dari Bandung ke Paris membuat komunikasi sedikit susah, entahlah karena apa.

"Inget buat pulang ya Bang, biar nggak nyesel aja nantinya."

Kembali menikmati tiap detik di balkon sampai seseorang masuk tampa permisi.

RAKALA BASWARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang