Istirahat yang biasa dijadikan waktu menyantai di kantin sambil mengisi perut malah dijadikan acara duduk berdua di taman belakang sekolah oleh Rakala dan juga Anindita.
Berbekal green tea yang terus disedot oleh Anindita, keduanya mangkir dari pertanyaan kedua temannya. Ke sini dengan hening yang masih setia menemani.
Banyak yang tau sebenarnya tentang taman belakang ini, tapi jarang dijamah oleh penghuni sekolah. Katanya sih angker.
Kembali lagi kalau ke sini baca doa dulu ya pasti nggak papa, lagian itu kan hanya mitos.
Apalagi ke sini niatnya mau kencan, jadi mana dipeduliin tempatnya angker apa enggak.
Sebenarnya cukup canggung antara keduanya duduk dalam satu kursi seperti ini setelah apa yang terjadi di Maribaya kemarin.
Hanya ada suara hela nafas panjang dari Rakala, serta bunyi sedotan pada ice green tea yang telah habis punya Anindita.
Iya, udah habis tapi masih disedot.
Alhasil diambil cupnya sama Rakala.
"Kalau habis ya dibuang, Ta. Disedot terus, berisik." Dengus Rakala.
"Masih ada es batunya."
"Nggak baik, nanti flu, udah gue buang aja ya?"
"Jangan, gue suka es batu."
"Apa enaknya?" tanya Rakala tak habis pikir. Bingung juga sama orang lain di luar sana yang suka ngemilin es batu.
Giliran dikasih pacar sedingin es batu misuh-misuh.
"Udah, nggak usah. Ini gue buang, nggak baik banyak-banyak." Ucapnya, kemudian beranjak dari sana, membuang cup bekas green tea ke tempat sampah terdekat.
Melihat itu membuat bibir Anindita mengerucut, ingin rasanya Rakala tarik.
"Kenapa digituin?"
"..."
"Ngambek?"
"..."
"Ya udah aku ke uks dulu."
"Kenapa?! Sakit?" nah kan apa yang dibilang Rakala dalam hati memang benar, giliran masalah seperti ini Anindita akan langsung meninggalkan acara ngambeknya.
Terkekeh lalu kembali duduk di samping Anindita, Rakala usap rambut panjang hitam legam yang berbau manis tersebut.
Ditatap lekat pada helaian rambut yang melewati sela-sela jarinya.
"Kan udah dari kecil sakitnya." Ujar Rakala, menatap manik yang sedari tadi menatapnya.
"Raka..."
Dari rambut yang dielus kini turun ke pipi, pipi dengan make up paling sederhana tersebut jadi daya tarik tersendiri bagi Rakala.
"Nggak papa, Ta. Nggak sakit kok, kan cuman bercanda tadi."
"Tapi, kalau sakit bilang ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKALA BASWARA
Fanfiction"Bang. Paris lebih berarti ya daripada gue?" "..." "Lo nggak pernah pulang soalnya, hehe, pulang ya? Besok gue ulang tahun." -SUDAH SELESAI- ~Mulai, 26/08/22 ~Akhir, 07/09/22 ©RAKALA BASWARA | 2022