Bagian 32

718 11 0
                                    

"aku mau seluruh aset Savalas, kalau bisa buat mereka hancur sehancur hancur nya, aku jadi penasaran seperti apa rupa Andrew saat ia jatuh miskin tanpa uang sepeser pun, ahh aku jadi tak sabar menantikan nya"
pria seumuran Andrew ini tampak begitu percaya diri, senyum smirk terbit dibibir tebal nya menandakan siap akan misi nya untuk menghabisi Savalas

"maaf sir, tapi kita butuh persiapan extra, seperti yang kita tau Andrew bukan lah orang yg bodoh, selain pintar dia juga sangat licik untuk mematikan lawan nya"
Torres sebagai asisten nya masih setia berdiri dihadapan nya

"aku yang akan turun tangan langsung Torres, tak ada yang perlu ditakutkan, semua seluk beluk nya aku sudah tahu betul, sayangnya Emily begitu bodoh, belum juga sempat mengetahui semuanya ia sudah tertangkap lebih dulu, hah Emily yang malang"
dengan tangan kanan nya ia meraih apel diatas meja membelah nya menjadi beberapa bagian, tanpa kupas dan langsung memasukan nya kedalam mulut nya

"Emily? jadi perusahaannya di seattle yang mengalami kerugian besar itu ulah Emily? suruhanmu sir?"
Torres mendongak menatap bos nya seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar

"ya siapa lagi, bukankah bos mu ini begitu pintar huh?"
ia meletakkan kembali apel yang sudah digigit nya tanpa minat

"bukankah Emily merupakan anak konglomerat ternama yang kurasa ia tak butuh uang bayaran darimu, lalu apa motif nya mau menuruti perintahmu, sungguh otakku tak mampu mencerna nya sir"
asisten tampan itu tampak berfikir sambil menunggu jawaban bos nya

"HAHAHAHA kemarilah lihat vidio ini, kurasa kau akan faham setelah menonton nya"
pria dengan perawakan tampan itu pun memberikan sebuah laptop pada asisten nya itu, mempertontonkan sebuah vidio disana

glekk
asisten bernama Torres itu menelan ludah dengan susah payah melihat vidio dihadapan nya sekarang ini
"sir__ jadi ini senjata mu, pantas saja Emily mau menuruti semua perintah mu, bagaimana bisa__?"

"ah untuk itu aku akan ceritakan cerita detail nya"

flashback on

"hei! tolong aku, tolong antar ke apartement ku nanti akan kubayar ongkos nya setelah sampai disana"

"maaf nona tapi aku bukan supir, aku tidak bisa mengantarmu"

"oh ayolah, jika kau bukan supir setidaknya kau bisa membantuku, aku benar-benar sudah tidak kuat"

"huftt oke, masuklah"

dengan segera Albern melajukan mobil nya membelah jalanan yang tampak ramai, tak berselang lama kedua nya pun sampai ke apartemen Emily, Albern menggendong tubuh Emily yang sudah mabuk berat, berjalan pun kaki nya tak akan mampu menopang tubuh nya karna dilanda hawa pening yang begitu mengacaukan kepala nya

sesaat setelah tiba dikamar apartement nya Albern yang ingin beranjak dari sana pun lengan nya ditahan wanita itu

"tunggu! aku ingin berterima kasih"

"iya sama-sama aku pergi dulu"

"bukan seperti itu cara berterima kasih yang benar, tapi seperti ini"

Emily merengkuh leher Albern melumat bibir merah nya dengan lembut, Albern sebagai lelaki normal pun tak tinggal diam, menyeimbangi permainan wanita yang ia tak tahu nama dan asal usul nya, hitung-hitung kesempatan fikirnya

"ah sebelumnya bolehkah aku rekam aksi percintaan kita? aku hanya ingin jadikan sebagai kenang-kenangan, karna kau perempuan pertama yang akan ku tiduri"
Emily yang sudah mabuk berat pun hanya mengangguk pasrah dan siap untuk di eksekusi

flashback off

ya__ pria yang ingin menghancurkan Andrew itu adalah Albern, sahabat sekaligus orang kepercayaan nya, sedari di SHS dulu Albern terobsesi ingin menjadi Andrew, memiliki semua nya, ia tak ingin hanya sekedar menjadi bawahan nya saja, ia yang ingin menguasai Savalas group, setelah pertemuan nya dengan Hazel obsesi akan kekuasaan itu sedikit ia ketepikan(hanya sedikit) dan beralih pada Hazel, setelah melihat wanita muda itu ia malah tergila gila dengan pesona nya, seakan tamak, ia ingin semua yang ada pada Andrew menjadi miliknya

I Love You Uncle (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang