Chapter 7

74K 2.8K 182
                                    

"Lucien. Lucien oh my Goddess ... mhh! My vagina feels comfortable."

"Comfortable, mh?" Lucien berbisik di depan bibir Cutter.

Terus dia genjot dari bawah tanpa henti. Membuat jok mobil yang saat ini mereka gunakan menjadi rendah ke belakang agar posisi mereka lebih bebas.

Cutter menyenggut cepat. Ia pun membalas lumatan Lucien di bibirnya. Kedua kali bagi kedua orang itu berpagutan mesra.

Lucien meremasi bokong Cutter erat. Agak dia angkat dan dihantamnya kuat-kuat dari bawah. Berguncang sudah mobil pria tersebut.

Bergoyang-goyang di tepi pantai, ditemani suara ombak juga angin luat malam, mereka bersenggama panas untuk yang kedua kalinya.

Hampir lima belas menit mereka bercinta. Lucien semakin mabuk ditambah sedikit pening karena satu botol alkohol yang sudah dia tenggak tandas tadi.

Tatapan mereka menjadi sayu. Lumatan Lucien kian mendalam, mengisapi bibir Cutter tanpa henti begitu juga sodokannya di bawah.

Cutter menengadah. Memekik sesak, memeluk kepala Lucien di dadanya dan lelaki itu lalu mengulum salah satu puting payudara Cutter.

"Ahmmhh! Fuck it!" Cutter menegang. Mulutnya terbuka lebar tatkala Lucien menekan kedudukkannya kuat-kuat.

Membenamkan semua batangnya ke dalam lubang Cutter yang basah licin kemudian ia bawa bokong perempuan itu maju mundur sensual.

"Ohh!" Kening Lucien berkerut. Sembari mengulum puting Cutter ia mendesah parau. Memejam erat, terus membawa bokong Cutter maju mundur cepat.

Cutter menangkup kedua pipi Lucien dan lelaki itu menengadah. Dari jarak amat dekat mereka saling menatap sayu-sayu. Terpejam kompak lantas berpagutan kembali.

Lucien lepas tangan. Ia memeluk tubuh telanjang Cutter erat mesra. Membiarkan saja perempuan itu bergerak sendiri.

Mengentak, Cutter naik turun cepat-cepat sampai kedua bokong indahnya bergetar. Lubangnya melahap-lahap penis mengacung Lucien yang terasa keras kokoh.

Mereka berpelukan masih dengan bibir terpaut. Lucien menekan tengkuk Cutter guna memperdalan lumatannya.

Memutar balik arah kepala mereka, ganti-gantian menyesap lidah lalu menyalurkan saliva masing-masing yang kemudian ditelan.

Cepak-cepakan basah ramai ribut memenuhi pendegaran mereka. Lucien angkat bokong Cutter, dia tahan atas lantas menepuk-nepuki permukaan bibir vagina perempuan itu yang hangat basah.

Sambil berpagutan ia kucaki segi tiga mini Cutter yang mengeras. Membuat gerakan melingkar di sana, menepuk-nepuk lagi dan langsung menancapkan kembali penisnya masuk.

"Ough!" Alis Cutter terpaut. Dapat ia rasakan batang Lucien yang masuk dalam sampai perutnya mengembung.

Lucien tetap tahan bokong perempuan itu di atas, langsung ia tikam sodok kuat dari bawah.

Mempercepat hunjamannya hingga payudara Cutter berayun-ayun di depan wajah lelaki itu.

Mereka berpandangan intens redup. Seolah mencari sesuatu yang masih samar-samar tidak jelas.

Cutter tiba-tiba memagut bibir Lucien. Dia isap penuh dengan napas mereka yang terengah-engah saling beradu.

Tikaman Lucien kian cepat. Selalu ia kandaskan tanpa sisa. Memegang bokong Cutter dan ia lebarkan agar sodokannya dapat leluasa.

"Boleh aku membuangnya di dalam?" tanya Lucien, serak parau. Merasa bila batangnya akan segera tumpah.

Cutter yang sudah merasa bak melayang tinggi dan mabuk atas senggama mereka, otomatis ia mengangguk dalam pejamnya.

RUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang