Hampir setengah jam lamanya Lucien berputar-putar, ke sana kemari bersama mobilnya untuk mencari-cari keberadaan Cutter.
Sambil mengemudi Lucien terus mencoba menghubungi Cutter, matanya pun tak luput dari semua lokasi yang ia lintasi. Gesit tajam pandangannya melihat ke semua sisi.
Tidak berselang lama, anggota Navy SEAL itu spontan menginjak remnya mendadak lalu mundur dengan cepat sampai mesin mobilnya mengedan nyaring.
Matanya berhasil menemukan Cutter. Duduk pada kursi di dekat gang gelap dan diperhatikan oleh dua orang pria berwajah-wajah bengis.
Dalam keterdiaman Cutter duduk lemah pun terengah. Entah sejauh apa sudah ia berlari hingga napasnya serasa hendak putus. Sesak di dadanya semakin menjadi-jadi ketika mengingat perlakuan manis Lucien tadi kepada sang mantan.
"Kokain?" Seorang pria penuh tato mendekati Cutter. Menawarkan beberapa bungkus kokain kepada perempuan itu yang langsung menggeleng lemah.
Kedua pria jalanan itu berdiri di depan Cutter dan saling melirik. Seolah berancang-ancang untuk melakukan sesuatu pada wanita yang tengah patah hati tersebut.
Patah di saat baru tumbuh bahkan akarnya belum sampai ke lapisan tanah kedua. Layu ketika pucuknya baru saja keluar melalui permukaan tanah gersang.
"Tertarik ikut dengan kami?" Pria tadi menawarkan lagi.
"Menjauh darinya." Dingin suara Lucien menyambar datang. Buru-buru melangkah lalu ia tarik kasar tangan Cutter agar mau berdiri.
Langsung saja kedua pria tadi pergi menjauh. Membawa lari kokain mereka yang sudah sempat Lucien lihat.
"Lepas." Cutter melawan, menarik lebih kasar tangannya dari dalam genggaman Lucien.
Di saat ia hendak berlari, membeku sudah tubuh wanita itu kala mendengar peluru yang dimasukan cepat gesit ke dalam pistol. Melalui bayangan Cutter melihat jika Lucien telah menodongkan muncung pistol kepadanya.
"Larilah sampai ke kampung halaman lucifer," timpal Lucien.
Berang, naik pitam sudah Cutter dengan seketika. Sepertinya Lucien benar-benar ingin menyeretnya masuk ke dalam hubungan toxic.
"Kusuruh kau diam di rumah, kenapa kau melawanku?" Lucien berjalan maju masih dengan pistolnya yang ia todong ketat.
Berdecih, sinis Cutter terkekeh lalu ia berbalik arah menghadap Lucien. "Syukurlah aku melawan. Karena pada akhirnya, aku pun jadi tahu siapa mantan yang masih kau cintai itu," balas Cutter. Terkekeh lagi ia dengan sinis.
"Juga akhirnya kau merasa cemburu." Lucien ikut terkekeh, lebih sinis kejam.
"Cemburu? Atas dasar apa? Kau kekasihku? Bukan!" Besar-besar Cutter berteriak. Satu yang ia pahami; saat ini ia hanya ingin berteriak pun menjerit dengan amat nyaring guna mengurangi rasa sesak di dadanya.
Lucien kian mendekat lalu pria itu turunkan pistolnya. "Kita pulang."
"KUBILANG JANGAN MENYENTUHKU, KEPARAT," jerit Cutter. Spontan ia tumbuk batang hidung Lucien berlapis dengan mulut lelaki itu.
Menghantam kuat penuh tenaga sampai-sampai Lucien hampir jatuh terkapar. Lelaki itu mendesis memegang hidung juga bibirnya yang pecah kecil di dalam.
Belum cukup puas, Cutter maju lagi kemudian membonggol lebih kuat rahang kiri Lucien memakai kepalan tangan kanannya.
Lucien agak terhempas ke samping memegang rahangnya yang terasa tebal panas. Melihat napas Cutter berderu berat pun dada perempuan itu tengah naik turun cepat.
"Cemburu, uh?" kekeh Lucien menjengkelkan. Dia angkat singkat kedua alisnya semakin membuat Cutter merasa panas hebat.
"Hatimu terluka?" Lucien kembali terkekeh. Meludah ke aspal dan melihat ludahnya bercampur akan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUSE
RomanceFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 21+ || DARK ACTION ROMANCE S C O T T S E R I E S #5 CERITA INI PENUH DENGAN UNSUR DEWASA; AKTIFITAS SEX EROTIS, BAHASA VULGAR & KEKERASAN FISIK; PEMBUNUHAN ILEGAL DAN LAIN-LAIN. PLEASE BE WISE...