"Lucien stop. Aku tidak mau. Lucien! Lucien fuck you."
Pukul delapan pagi Lucien membawa secara paksa Cutter untuk mendatangi rumahnya. Dia seret Cutter yang berupaya melepaskan diri dan berlari. Dicekalnua kuat-kuat tangan Cutter sampai perempuan itu berjongkok-jongkok dan tetap Lucien seret tanpa ampun.
Cutter gugup sampai ia merasa kacau dan ingin kencing di celana. Melihat bangunan megah yang merupakan kediaman Lucien saja ia sudah gugup lantas merasa begitu rendah.
"Diam. Kau memang harus kupertemukan dengan kedua orang tuaku," tekan Lucien. Mereka sudah menginjakkan kaki pada teras hingga semua bodyguard membungkuk rendah kepada sang Pangeran sulung itu.
Nyali Cutter kontan menciut tatkala menemukan lukisan berukuran super besar yang menggambarkan wajah sang pemimpin Pentagon. Bertengger kokoh di dinding dengan Ical Xinlaire Scott yang mengenakan seragam dinas kepemimpinannya penuh akan wibawa tinggi.
Semakin menciut lagi nyali Cutter saat memasuki ruang tamu mewah mansion tersebut dan mereka disambut hormat oleh seluruh pelayan berseragam rapi.
"Kau ingin membunuhku? Aku tidak mau. Lepas—,"
"Hey!" Nora muncul dari dalan lift. Tersenyum agak mengernyit melihat kepada Lucien dan Cutter. Cutter menahan napas, berbalik memunggungi lantas ia tutup kini kepalanya memakai jaket.
"Aku akan membunuhmu," bisik Cutter. Mengancam Lucien dan pria itu tak acuh.
"Kubawa calon menantu untuk Ibu," timpal Lucien langsung. Cutter melotot di balik jaket, menginjak kuat kaki Lucien dan pria itu terkekeh.
Nora semakin dekat. Dia sentuh pundak Cutter dan menegang sudah sekujur tubuh perempuan itu. Mengutuk, memaki-maki Lucien di dalam hatinya.
"Kenapa bersembunyi? Aku yakin kau sangat cantik," kata Nora, ramah.
Dengan canggung, kaku juga merasa malu Cutter menurunkan jaketnya. Berbalik ia menghadap Nora lalu tiba-tiba menyalami tangan Nora erat dan membawa tangan wanita berwibawa itu ke keningnya sambil menunduk rendah.
Lucien mengulum bibir. Dia temukan kedua kaki Cutter sudah gemetar dan wajahnya memucat seketika. "Cu-Cutter Angel. Nyonya apa kabar?"
Sial. Kenapa aku menanyakan kabarnya? Lucien keparat.
Cutter mengulas senyum kaku pucat. Tampak kesulitan bernapas seperti orang terkena asma berat.
"Uh, wow. Cantik sekali namamu. Aku baik, bagaimana denganmu?" balas Nora ramah. Ia tersenyum lantas melirik Lucien sekilas.
"Nyo-Nyonya, sepertinya aku harus pulang karena—,"
"Jangan dulu pulang. Mari kita sarapan bersama." Nora menyela. Karena ini pilihan sang putra, tidak akan ia bantah ataupun melarang. Ini kali pertama Lucien membawa wanita ke rumah dan menimbulkan keterkejutan di hati semua orang termasuk Nora sendiri.
"Tidak, Nyonya. Aku sudah sarapan—,"
"Jangan menolak. Mari kita ke meja makan." Nora menyela lagi. Diraihnya tangan Cutter lalu mengajak perempuan itu menuju ruang santap.
Terus saja Lucien menahan senyumnya. Sesekali Cutter menoleh ke belakang lalu ia memaki Lucien silent yang tetap santai. Membiarkan ibunya membawa perempuan itu menuju meja makan di mana sudah ada Ical, Isaac juga Helen di sana.
"Astaga!" Cutter mengumpat. Langkahnya menjadi berat saat melihat sang pemimpin Pentagon bersama kedua anaknya sudah memulai sarapan mereka.
Dari jauh Ical juga tersenyum kala menemukan Cutter datang bersama Nora. Disusul oleh Lucien di belakang kedua perempuan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUSE
RomansFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 21+ || DARK ACTION ROMANCE S C O T T S E R I E S #5 CERITA INI PENUH DENGAN UNSUR DEWASA; AKTIFITAS SEX EROTIS, BAHASA VULGAR & KEKERASAN FISIK; PEMBUNUHAN ILEGAL DAN LAIN-LAIN. PLEASE BE WISE...