Chapter 15

46.2K 2.1K 76
                                    

Ada voucher untuk semua konten RUSE di KaryaKarsa, yaa 💘 Termasuk yg After Ending juga! Masukin kode : RUSE5000
Jumlah voucher untuk 100 orang! 💘

Link : https://karyakarsa.com/moranamacaria

****

Sudah parkir Lucien di depan rumah Cutter. Menekan klakson berkali-kali seolah-olah Cutter tuli sampai tidak bisa mendengarnya.

Lucien terkekeh melihat Cutter muncul dari arah dalam dan menatap jengkel padanya.

"Kenapa kau suka sekali tidak memakai bra? Putingmu menonjol," protes Lucien.

Cutter malas tahu. Membuka pintu mobil di samping lalu ia masuk dan duduk di sebelah Lucien. Membawa naik rapat-rapat kaca mobil kemudian mengenakan penutup wajah berwana putih terang.

Sekarang mata cantiknya saja yang terlihat. Melirik ia kepada Lucien yang sementara mengamati kedua putingnya.

"Ingin menyusukah, huh?" papar Cutter galak. Tiba-tiba dia angkat tanktop putihnya, menunjukkan secara langsung dua payudaranya kepada Lucien.

"Aku hanya melihat. Tapi kalau dipersilakan untuk menyusu pun aku tidak keberatan," balas Lucien. Mendarat sudah satu kipasan punggung tangan di pipi lelaki itu.

"Keparat mesum," maki Cutter. Menutup kembali payudaranya.

"Aku mesum dan kau suka. Aku tahu itu." Lucien terkekeh, meliriki Cutter yang melihatnya lebih galak lagi.

Mobil setan yang sesetan pemiliknya itu mulai melaju. Dikemudikan pesat dan selalu melampaui semua kendaraan di depannya seolah sedang mengikuti ajang balap.

"Berhenti saja di sini dan tunggu aku," uruh Cutter. Kemudian Lucien berhenti setelah ia memasuki satu gang gelap.

Bergeming Lucien. Mengamati secara langsung Cutter dalam aksinya yang kata wanita itu adalah mulia.

Cutter terlihat keren memakai sneakers putih, jeans hitam, tanktop putih lalu dipadu dengan jaket kulit berwarna hitam pula. Pun sudah mengenakan penutup wajah berwarna merah putih terang.

Perempuan itu berlari cepat lantas melompat. Menggapai pagar tembok setinggi tiga meter di depannya. Cutter memanjat lincah seperti tidak memiliki beban tubuh.

Berlari ia di atas pagar tembok tersebut. Melompat masuk ke dasar halaman samping rumah besar megah yang menjadi targetnya malam ini.

Hampir tiga puluh menit Lucien menunggu sambil merokok di mobil. Menyetel musik rock bervolume sedang seraya mengetuk-etuki jemarinya di setir kemudi.

Tidak berselang lama, Cutter muncul dan ia berlari sekencang mungkin. Menenteng kantung hitam ajaib berisi curiannya dan wanita itu dikejar oleh tiga orang penjaga keamanan rumah besar tadi.

Lucien terkekeh merasa lucu. Belakangan Cutter selalu saja mendapat sial. Aksinya sering tertangkap basah dan perempuan itu selalu dikejar-kejar.

"BUKA PINTUNYA, KEPARAT," terika Cutter.

Cepat-cepat Lucien membuka pintu. Kian laju Cutter berlari, terjun masuk ke dalam mobil dan saat itu juga Lucien tancap gas di saat bahkan pintu mobil belum tertutup pun kedua kaki Cutter yang masih keluar setengah.

Cutter tergelak sesak napas. Ia duduk dengan benar kemudian menutup pintu di sampingnya.

Lejang pesat Lucien tancap gas. Setelah Cutter duduk dengan benar, pria itu lalu mengandaskan pedal gasnya sampai-sampai api biru bercampur hijau keluar dari pada knalpot mobil.

RUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang