Jangan pelit vote yaaa, kalau mau cepat update! 💗
Tapi... kalau kalian keberatan buat vote, aku update RUSE seminggu sekali aja yaa, tiap hari SENIN! 💘****
"Ck. Menyusahkan," decak Cutter.
Lucien mendadak mendatangi rumah kecilnya itu. Datang dan meminta agar luka pecah di keningnya itu Cutter obati.
Cutter pun mengobati luka Lucien hati-hati. Namun tetap dengan sikapnya yang kasar, ia sesekali bergumam kesal dan Lucien hanya terkekeh.
"Kenapa bisa keningmu sampai begini? Memangnya sekeras apa vagina yang kau obok-obok itu sampai bisa melukai keningmu?" omel Cutter. Bercanda tapi dibuat serius hingga akhirnya dia sendiri yang tertawa.
Sambil merokok Lucien diobati. "Aku tertimpa benda keras dari atas plafon. Entah apa, tidak sempat kulihat dan aku langsung pergi." Lucien menjawab, santai.
"Begitulah tidak enaknya memiliki rumah besar. Pasti rumahmu sangat besar 'kan?" tanya Cutter. Sudah selesai menutup luka di kening lelaki itu.
Saat Cutter ingin ke dapur membuatkan Lucien minum, tangannya ditangkap oleh pria itu dan Lucien tarik Cutter mendekat.
Membuat perempuan itu jatuh tertidur di atas badannya. Kini mereka tengah di ruang tamu, duduk di sofa yang hanya ada satu di ruang tamu kecil tersebut.
Satu alis Cutter terangkat. Dia perhatikan Lucien yang juga memandanginya.
"Lepas pakaianmu," pinta Lucien seketika.
Cutter memutar singkat bola matanya. "Aku baru selesai mandi. Jangan buat aku kembali kotor karena keringat juga bau amis spermamu," kata perempuan itu.
Lucien menaruh rokoknya di asbak. "Nanti kita mandi bersama."
Sedetik kemudian, Lucien menarik lepas pakaian atasnya, ikat pinggang, jeans lalu boxernya. Langsung saja ia bertelanjang bulat sementara duduk mengangkang di sofa.
Cutter melihat ke arah batang Lucien. "Dia seakan memerintahku untuk bertekuk lutut."
Lucien mengambil rokoknya di asbak lalu ia isap. Memegang batangnya, ia kocok singkat kemudian digerakkannya ke kiri juga kanan.
"Isap. Buat dia basah," suruh lelaki itu. Memerintah.
Cutter berdecih. "Kau memiliki gangguan ediksi, benar?"
"Um. Sejak tujuh belas tahun." Lucien menjawab. Menyesap lagi rokoknya.
"Apa pun yang telah membuatku merasa nikmat saat pertama kali mencoba, langsung menjadi candu bagiku," terang Lucien.
"Seperti rokok, minuman keras, kopi pahit juga sex," tambah Lucien. Menyebutkan beberapa hal yang sangat ia candui. Tidak heran juga ia sangat kuat merokok dan minum.
"Lalu?" Cutter bersedekap.
"Isap!" titah Lucien. Menegakkan batangnya.
Cutter bersmirk nakal. Mulai ia berjongkok, menyibak rambutnya ke samping, memegang batang Lucien memakai kedua tangan dan ia pandangi benda itu beberapa saat.
Sambil bertatapan, Cutter menjulurkan lidahnya lalu ia jilati batang Lucien dari bawah sampai ke kepala penis lelaki itu.
Terus seperti itu selama beberapa saat, Cutter lalu melumuri kejantanan Lucien dengan ludahnya hingga menjadi basah.
Ia genggam, mulai memberi urutan-urutan lembut juga mengocok benda keras itu dari perlahan hingga ke tempo agak cepat.
Lucien menengadah. Bersandar ia di kepala sofa, terpejam nikmat sambil menggigit bibir bawahnya. Mendalami permaian tangan Cutter yang lincah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUSE
RomanceFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 21+ || DARK ACTION ROMANCE S C O T T S E R I E S #5 CERITA INI PENUH DENGAN UNSUR DEWASA; AKTIFITAS SEX EROTIS, BAHASA VULGAR & KEKERASAN FISIK; PEMBUNUHAN ILEGAL DAN LAIN-LAIN. PLEASE BE WISE...