Melati menggeliat gelisah.
Sudah pukul dua dini hari dan dia tidak sanggup memejamkan mata sedetik pun. Semua karena teringat akan janji Iman yang berniat membelikan keluarganya rumah. Rumah. Lelaki itu mudah sekali bicara seakan-akan hendak membeli kacang. Tapi, bagaimana jika Iman serius?
Melati nyalang memandangi langit-langit rumahnya yang bobrok - kalau benar demikian, ia bakal segera enyah dari tempat kumuh ini.
Senyum Melati merekah.
Beginikah rasanya punya banyak uang? Mau beli apa saja bisa. Bahkan, dirinya pun mampu Iman sewa selama beberapa bulan ke depan. Kekuatan uang memang luar biasa.
Bosan melamun, Melati lantas meraih ponsel. Ia bergegas membuka halaman pencarian online dan mengetikkan nama Iman di sana. Tak menunggu lama, profil singkat Iman terpampang pada hasil penelusuran.
Imantara Putra Sasongko --- putra tunggal dari pasangan Bimo Sasongko (Presiden Direktur PT. Sasongko Jaya, perusahaan pada bidang toko retail eletronik terbesar di Indonesia) dan Farah Aramutia.
Imantara Putra Sasongko merupakan CO CEO pada PT. Sasongko Jaya dan memiliki beberapa perusahaan rintisan di bidang garmen dan rokok elektrik (vape).
Napas Melati tertahan. Ia meletakkan ponselnya sembarangan seraya kembali terbuai dalam angan. Iman memang bukan lelaki sembarangan - dia sungguhan kaya - kaya raya lebih tepatnya!
Sebersit ketakutan menyeruak.
Bagaimana jika rencana kebohongan yang Melati dan Iman susun, justru ketahuan? Melati mendesah berat. Sepertinya malam ini ia terpaksa terjebak dalam pikiran berkecamuk tiada berujung.
***
Iman menyandarkan lengan pada kaca jendela Rubicon.
Ia menelisik tiap sudut jalan demi menemukan sosok Melati yang ditunggu-tunggu. Hari ini mereka berjanji bertemu, tetapi alih-alih menjemput Melati di rumah, Iman justru harus menunggu pada sisi jalan raya. Melati belum mau memberikan alamat rumahnya pada Iman.
Pikiran Iman seketika bertualang, ia mengenang momen erotiknya bersama Melati tempo lalu.
Iman masih ingat betapa lembut mimpitan daging kenyal milik Melati. Kewanitaan itu sangat basah dan rapat. Iman juga terbayang-bayang buah dada Melati yang kenyal dan bulat menggantung. Oh, dia bisa gila! Ingin sekali melumat dan meremas gundukan sekal Melati. Nafsu Iman seketika menyala, tetapi, ia tak boleh gegabah.
Terlalu buru-buru akan membuat Melati lepas dari genggamannya. Iman juga enggan memohon-mohon pada Melati. Dia berencana tetap acuh tak acuh sampai Melati bertekuk lutut di kakinya. Kelak, wanita itu pasti akan berlutut minta dipuaskan oleh Iman. Ya, Iman yakin.
Toktoktok.
Iman tersentak dari lamunan. Melati sudah berdiri di samping mobil sambil mengetuk-ketuk jendela. Iman pun membuka central lock agar Melati bisa masuk.
"Aku menunggumu sampai kering!" dumal Iman.
Melati duduk dan mengatur posisinya agar nyaman. "Kering? Kamu berada di dalam mobil ber-AC."
Iman mendecih. "Kenapa aku nggak boleh jemput kamu di rumah?"
"Aku belum menceritakan 'soal kita' pada keluargaku. Kurasa akan lebih baik kalau kita menemui keluargamu dulu. Ibuku yang mata duitan bakalan kesenengan kalau tahu kita akan menikah," jelas Melati.
"Ya bagus, kan? Berarti nggak akan ada penolakan dari sisi keluargamu," sahut Iman.
"Memang," timpal Melati. "Namun, ada kemungkinan keluargamu akan menolakku, dan itu pasti menghancurkan harapan ibuku."
![](https://img.wattpad.com/cover/320386984-288-k141117.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGARBABY
RomanceA dark romance story about marriage contract. (21+) bijaklah memilih bacaan yang sesuai dengan umur ♡ Iman yang masih ingin bersenang-senang selepas bercerai, memaksa seorang Sugarbaby cantik dan seksi untuk menjadi istrinya. Akan tetapi, seiring wa...