15

1.8K 191 31
                                    

Pete berdiri menghadap kaca besar dirumahnya. Ia menatap Scalzy bridge yang masih ramai dengan aktivitas warga yang berlalu lalang. Beberapa diantaranya menggunakan gondola untuk menikmati indahnya kanal secara dekat. Setelah hampir lima tahun berada disini tak membuatnya bosan melihat cantiknya kota Venice. Selalu cantik, bahkan jauh lebih cantik saat malam hari. Scalzy bridge akan menerangi kanal dengan lampu kuning yang romantis yang terpasang disisi pagarnya. Membuat perjalanan turis dan beberapa pasangan akan terasa hangat dan intim. Bangunan disekitar pun sangat layak untuk dijelajahi. Bangunan yang terlihat tua namun terawat dengan penerangan remang didepan teras. Membuatnya tak kalah romantis dari gondola.

Ia sangat menyukai kota ini. Sehingga lima tahun yang lalu dengan berani ia mengambil keputusan untuk menetap disini. Bahkan ia menamai anaknya sesuai dengan nama kota ini. Venice Jakapan Puttha.

Pete masih berkewarganegaraan Thailand. Tiap tahunnya Pete rajin mengajukan visa jangka panjang ke kedutaan Itali dan sedikit bantuan dari Pavel, sehingga akhirnya dia bisa nyaman tinggal disini.

Pete belum siap kembali ke Thailand. Dia tak ingin mengingat masa kelamnya yang ia tinggalkan bersama hatinya disana. Bahkan ia mendengar jika Vegas sudah menikah dengan Us. Ia tak mau merusak rumah tangga orang lain. Tidak. Dia bukannya percaya diri Vegas masih mencintainya dan rumah tangga mereka rusak karena dirinya. Namun Venice. Pete takut kehadiran Venice akan menghancurkan sebuah keluarga. Biar saja Venice ia simpan sendiri untuknya.

"Hei Pete. Kau melamunkan apa hm?" Pavel mendekati Pete dengan segelas coklat panas ditangannya. Ia menyodorkan gelas tersebut kearah Pete. Pete yang melihat ada coklat dihadapannya segera mengambil tangkai gelas itu dan memegangnya dengan kedua tangannya. Matanya terpejam sambil menghirup aroma coklat panas yang memanjakan hidungnya. Sangat nyaman. Kemudian ia menyesap coklat panas tersebut dan menikmati bagaimana aliran coklat panas menyentuh kerongkongannya.

Pete beralih menatap Pavel setelah 'prosesi' menikmati coklat panasnya. Pete tersenyum lebar karena senang dengan pemberian Pavel. Pavel terkekeh. Apakah benar orang didepannya ini adalah seorang papa beranak satu? Bukan dia anaknya? Pavel menggeleng heran. Pete selalu menggemaskan di matanya dan tak pernah satu detik pun berubah. Bahkan debaran dijantungnya selalu sama. Mereka berpacu dengan kecepatan angin karena terlalu kencangnya. Apalagi saat tersenyum seperti ini. Pete sungguh cantik.

"Jam berapa pesawatmu besok pagi? Aku harus mengantarmu kali ini dan tak boleh ada penolakan " Pete kembali menyesap coklatnya setelah menanyai Pavel.

"Tidak usah. Pekerjaanmu pasti menumpuk besok. Sebaiknya kau urus saja pekerjaanmu. Aku sudah sangat hapal dengan negara ini. Aku tak akan tersesat" Pavel memutar badannya mendekati sofa dan duduk disana. Mengambil salah satu foto yang terpajang di meja tinggi disamping sofa. Ia tersenyum melihat foto yang berisikan Pete, dirinya dan Venice yang baru berusia tujuh bulan.  Andai Pete mau menikah dengannya. Ia akan mencetak foto ini dalam ukuran besar dan dengan bangga memajang ini dirumah dan kantornya.

Sudah puluhan kali Pavel melamarnya, dan puluhan kali juga Pavel ditolak. Dengan alasan yang sama. Belum siap untuk memiliki pasangan. Pavel sangat paham dengan apa yang terjadi dengan Pete.

Lima tahun yang lalu ketika Pavel mengunjungi Pete secara langsung untuk pertama kalinya, Pete memohon pada Pavel untuk membantunya. Pete ingin pergi, kabur meninggalkan Thailand. Pavel sempat menolak hal tersebut karena menurut Pavel sebaiknya Pete berdiskusi lebih dulu dengan Vegas. Namun Pete menolak, Pete tetap memohon pada Pavel agar membawanya pergi. Pavel akhirnya membantu Pete setelah mendengarkan penjelasan Pete mengenai keadaan dirinya dengan Vegas. Pavel sangat terkejut. Pavel tak mengira bahwa Vegas sekeji dan setega itu pada istrinya sendiri. Padahal Vegas terlihat sangat mencintai dan menyayangi Pete. Pavel juga membantu semua yang berhubungan dengan kepindahan Pete. Bahkan Pavel membantu Pete dalam mengurus berkas perceraiannya dengan Vegas.

VEGASPETE - AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang