Suara desiran gorden dari jendela mengusik tidurku. Aku membuka mata dan rasa sakit tiba tiba saja menghantam kepalaku. Mataku masih berkunang kunang ketika kucoba untuk membukanya. Tak terelakan, tanganku sekarang menjadi tumpuan kepalaku karena rasanya terlalu berat.
Aku lalu menenangkan diri sejenak. Setidaknya untuk mencoba sekedar sadar. Beberapa saat kemudian rasa sakit dan berat dikepalaku mulai menghilang. Hatiku menjadi sedikit lega.
Aku mendapati diriku yang bertelanjang dada didalam selimut. Aku terkejut. Apa yang terjadi semalam? Aku menyibak selimutku dan melihat tubuhku yang ternyata tak menggunakan sehelai benangpun Dengan takut takut kutolehkan kepalaku kesamping. Ada Pavel dengan keadaan yang tak beda jauh dariku.
Aku tak tau harus bernapas lega atau bagaimana. Tapi untung saja itu Pavel, bukan orang lain.
Aku mengingat kejadian semalam. Setelah menidurkan Venice dan Siena aku merasakan tubuhku menjadi sangat panas. Keringatku mengucur sangat banyak. Sehingga kuputuskan untuk mandi.
Sebelum berjalan ke kamar, aku mendapati Pavel yang masih menonton TV. Tapi sedikit aneh, dia menonton drama. Apa aku salah lihat? Setauku dia tak suka dengan acara seperti itu.
Aku melirik Pavel yang menatap drama tersebut tanpa berkedip. Sepertinya tebakanku benar. Dia memutar asal acara dan melamun. Biarkan saja, toh nanti jika ingin pulang dia pasti akan mengabariku.
Aku kemudian masuk kedalam kamarku dan mulai mandi. Tapi setiap aku menggosok tubuhku rasanya kulitku terlalu sensitif. Mungkin karena sudah malam pikirku. Setelah itu aku keluar dan mulai mengeringkan rambut. Tak lama Pavel datang, dia menggodaku seperti biasa sebelum pulang. Tapi aku tak tau apa yang salah pada diriku. Ketika Pavel menyentuh tanganku seperti biasanya, aku seperti ingin lebih. Apa ini karena aku yang sudah lama tidak berhubungan atau bagaimana? Dan akhirnya aku mengambil inisiatif untuk menciumnya dan berakhir seperti ini.
Aku sangat malu mengingat kejadian semalam. Apa aku terlihat sangat agresif? Apa Pavel menyukainya? Bagaimana kalau tidak?
Aku menggigit ujung selimut dan berguling acak diatas kasur. Pikiranku sibuk menerka nerka pikiran Pavel semalam.
Tiba tiba aku teringat sesuatu. Kondom! Aku segera mendudukan diri dikasur dan kemudian mataku berkeliling diseluruh lantai. Astaga! Terimakasih Tuhan! Aku melihat banyak kondom dengan isinya yang memenuhi stengah ukurannya dan beberapa juga ada yang tumpah dilantai.
Hei! Apa sekarang aku berterimakasih karena melihat kondom?! Oih! Memalukan!
Aku merasa pipiku sangat merah. Bagaimana nafsuku bisa setinggi itu? Lihatlah belasan kondom ini. Berapa ronde yang kami lakukan semalam?
Aku mengambil ponselku dan melihat jam yang menunjukkan pukul 3 pagi. Masih terlalu dini untuk mandi dan beraktivitas. Tapi aku tak mau mendapati Pavel ketika aku bangun pagi nanti. Rasanya pasti sangat canggung.
Lebih baik aku mandi dan berolahraga. Panas ditubuhku masih kurasakan sedikit. Semoga saja bisa reda dengan air dingin.
-----
Aku bersantai diruang keluarga. Menyalakan sebuah acara gosip yang sebenarnya tidak terlalu aku sukai. Ya seperti biasa, hanya berisi skandal A dan skandal B atau kehidupan harian selebriti. Sekarang masih pukul 7 pagi dan belum satupun yang bangun. Aku berinisiatif untuk memasak sarapan pagi ini.
Aku berjalan menuju dapur. Namun sebuah pesan masuk kedalam ponselku.
Porsche kecelakaan. Kau harus segera kesini Pete.
Aku terkejut melihat pesan dari phi Tankhun. Tak sengaja wajan yang baru saja kupegang jatuh kelantai dan membuat suara bising. Aku mendengar suara tangisan Siena dari dalam kamar. Buru buru aku masuk kedalam kamar Venice tanpa menaruh kembali wajan yang jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEGASPETE - Agreement
RandomDISCLAIMER : Cerita ini hanya fiksi belaka, semua kejadian didalam cerita ini hanya dapat terjadi di wattpad. Tidak disarankan untuk yang berumur dibawah 18 tahun. Tidak dianjurkan untuk mencontoh adegan kekerasan yang terjadi, diharapkan kebijakan...