15 ° Sebuah Rahasia

706 119 1
                                    


Beberapa hari berlalu, kediaman Guanhige juga berlangsung seperti biasanya, tak banyak kegiatan yang dilakukan memang, namun karena sudah ada para permaisuri di sini, suasana kediaman pun ikut ramai.

Sementara sunny masih sibuk dengan kertas dan penanya, meski sudah menjadi selir pangeran, hal itu tidak membuat sunny menghentikan pekerjaan nya sebagai perancang busana. Bahkan setelah menikah sunny malah mendapat banyak pesanan dari para dayang istana. bisa dibayangkan berapa banyak nya pesanan yang rumah pakaian kongju, dan tentunya menambah itu pundi pundi perak sunny.

Sedangkan Ragon dan Gu terlihat sedang membicarakan sesuatu yang sangat penting, tidak ada obrolan diantara mereka selain tatapan tajam penuh arti satu sama lain.
Tatapan Ragon terus tertuju pada sebuah surat entah apa isi tulisan di dalamnya, yang jelas hanya mereka yang tahu dan mengerti.

Tak lama kemudian, seorang prajurit datang mengetuk pintu ruangan dan membuat Ragon segera menutup kain yang berisi pesan tersebut.

" jendral, ada pesan dari istana timur ( tempat tinggal putra mahkota) "

Ragon segera membuka isi pesan dan menghela nafas cukup lama, seolah mendapat ketenangan.

" ada apa yang jendral?? " tanya Gu cukup penasaran dengan respon tuannya.

" penyakit putra mahkota seperti nya kembali kambuh " ucap Ragon yang memang tidak pernah menutupi hal apa pun dari Gu.

" jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya? "

" kita akan pergi ke istana timur untuk menyapa, aku ingin melihat apa dia masih akan berpura pura menutupi penyakitnya " senyum Ragon tak sabar.

Kedua pria itu pun akhirnya keluar dari ruangan mereka, namun setelah berada di halaman Ragon hanya melihat sosok permaisuri yang sedang bercengkrama dengan beberapapelayan,  Sedang sang selir tidak ada di sudut mana pun.

" dimana dia?? " tanya Ragon memberi isyarat.

" dia? Dia siapa jendral?? " tanya Gu bingung.

" apa maksudmu? Aku bertanya di mana selir " tanya Ragon kesal, karena pengawalnya tiba tiba berubah jadi bodoh.

" ah, kau menanyakan selir!? " balas Gu merasa lucu karena Ragon seakan sungkan menyebut nama istri keduanya itu.

" yaa, selir sedang bekerja di kediaman nya " sambung Gu segera.

" kalau begitu, sebaiknya kita segera pergi " ucap Ragon setelah mendengar bahwa selirnya itu baik baik saja.

***

Sesampainya di istana timur, ternyata sosok fasa terus memaksa masuk karena ingin bertemu dengan putra mahkota, sebenarnya fasa bukan ingin apa apa, pria licik itu hanya ingin membuktikan bahwa kakak nya itu memang memiliki penyakit yang mana jika hal itu ia ungkap maka posisi sebagai putra mahkota bisa ia lengser kan. Namun beruntung Ragon melihat hal ini, hingga tanpa butuh waktu lama, Ragon pun berhasil membuat Fasa pergi dengan wajah takut.

Siapa yang tidak pernah mendengar besi panas dari neraka? Yaps, sebutan Ragon dari para pejabat istana. Pasal sejak ia di angkat menjadi jendral sudah ada ratusan orang yang Ragon eksekusi dengan keji di pengadilan istana. Dan tentu saja semua itu tidak bisa di tentang siapa pun karena Ragon selalu memiliki bukti kuat untuk menghukum siapa pun musuhnya.

Ragon pun segera menemui putra mahkota, setelah berhasil mengusir fasa, hal ini juga segera di laporkan pelayan pada putra mahkota,hingga membuat putra mahkota akhirnya merasa tenang, bagaimana pun peran Ragon sebenarnya sangatlah baik, di istana ia di kenal sebagai sahabat juga adik yang setia kepada putra mahkota, karena selama mereka tumbuh, Ragon tidak pernah sekali pun mengambil atau mengingin kan sesuatu milik sang penerus kerajaan.

Alih alih menjadi musuh, Ragon memilih menjadi tameng pertama sang kakak, hingga hal ini berhasil membuatnya di sukai dan di sayangi oleh Kaisar, kaisar percaya bahwa jika bersama Ragon, putra mahkota akan berhasil memimpin negri ini, meski demikian tak sedikit orang yang menuduh juga khawatir bahwa Ragon akan menjadi duri dalam daging, namun tentu saja Ragon selalu berhasil membuktikan bahwa dia adalah Sekutu juga abdi yang setia.

Sampai saat ini semua hal baik dan mulia yang Ragon lakukan tidak pernah gagal mencuri perhatian anggota istana.
Tidak ada yang tahu seperti apa isi pikiran Ragon.

Ragon pun segera masuk untuk melihat kondisi putra mahkota, dan saat ini pria itu juga sedang terbaring lemah karena penyakit jantung yang ia derita.

" yang mulia " sapa Ragon seraya membungkuk hormat.

" Ragon?? Baguslah kau datang " ucap Putra Mahkota mencoba bangkit.

" yang mulia, tetaplah berbaring, hamba tidak ingin membuat --"

" tidak tidak, aku ingin duduk Ragon, aku tidak ingin ada seseorang yang melihat ku terus berbaring lemah "

" anda tenang saja, selama ada hamba maka semua hal tentang ada akan tetap aman "

" terimakasih Ragon, aku benar benar tidak tahu jika tidak ada kau di sisiku selama ini " 

" yang mulia jangan berkata seperti itu "

" maaf kan aku, karena selama ini aku selalu bersikap egois " ucap putra mahkota lirih

" kakak, bagaimana pun kau adalah calon penerus terbaik kerajaan ini, aku hanya percaya jika negri ini akan makmur jika kau yang memimpin " ucap Ragon meyakinkan.

" terimakasih kau sudah selalu berada di pihak ku "

Obrolan kedua kakak beradik itu pun selesai, Ragon akhirnya kembali ke kediaman setelah memberi salam kepada kaisar dan Ratu.

Di dalam kereta *

" mengapa Anda terlihat sangat tenang? Apa yang sebenarnya putra mahkota katakan?? "  tanya Gu penasaran.

" sudah lah jangan banyak bertanya " protes Ragon yang tak sabar ingin segera sampai ke kediaman.

Tidak ada yang bisa menebak bagaimana perasaan jendral kita, namun satu hal yang harus kita tahu bahwa malam ini adalah malam pertama ia dan sang selir.

The Poison GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang