25 ° Sebuah pujian

550 91 1
                                    

Jangan lupa Vomen!!

___________________________

" Laila apa kau sudah menata semua makanannya??" Tanya Sunny setelah selesai memasak.

" Sudah nona, jendral juga sudah bangun dan bersiap menuju gazebo " terang Laila semangat.

Ya kedua gadis ini serta beberapa pelayan kediaman selir sudah bangun sejak pukul 4 subuh untuk membuat sarapan, demi totalitas rencana mereka.

Yaps, sebuah rencana untuk mengambil hati sang jendral, ada pribahasa mengatakan jika kau ingin menguasai hati seorang pria maka kuasai dulu perutnya, dan sunny akan menggunakan siasat ini untuk membuat jendral dingin itu menyukainya.

" Laila apa menurut mu Ragon akan suka jika aku melakukan semua ini?? " Tanya Sunny tiba tiba khawatir jika ingat akan sifat Ragon yang tidak bisa di prediksi.

" Seperti nya begitu, meski saya tidak begitu mengenal jendral,tapi pria manapun cukup menyukai hal hal seperti ini ' bahkan pelayan kekaisaran juga pernah mengatakan hal ini. Kaisar sangat menyukai teh buatan selir agung " balas Laila menyemangati nonanya

Setelah mendengar hal seperti itu akhirnya sunny memutuskan untuk tetap optimis bahkan jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan.

Sementara di tempat lain Ragon tampak termenung saat ia tiba di gazebo tehnya, pria itu cukup heran mengapa ada banyak kue tertata di meja seperti seseorang sedang mengadakan acara.

" Gu zhian cheng??" Panggil Ragon meminta penjelasan.

" Yaa tuan?? "

" Apa ini ? "

" Ha- itu Selir yang menyiapkan untuk anda "  ucap Pengawal Gu seadanya.

" Selir?? " Tanya Ragon tak percaya.

" Kenapa dia melakukan semua hal ini? Apa dia bermaksud meminta maaf padaku??" Batin Ragon cukup terhibur melihat niat istri nya

" Ya tuan, pelayan mengatakan bahwa selir bangun sebelum fajar untuk menyiapkan semua ini ? Apa anda tidak suka??" Jelas Gu, di iringi raut khawatir.

Gu takut hal ini kembali membuat majikannya itu murka lalu kembali menghukum selir dan membuat wanita itu sedih. setidaknya Gu tahu jika selir sebenarnya menyimpan kesedihan karena selalu di perlakukan dengan dingin oleh Ragon, tapi sebagai pengawal dan sahabat setia sang jendral Gu tidak bisa melakukan apa apa atau bahkan membela wanita malang itu karena tugasnya adalah melindungi sang jendral.

Selang beberapa menit kemudian sosok permaisuri pun muncul di iringi kedua datang setianya.

" Selamat pagi jendral? " Sapa Reema seraya mengulum senyum.

Reema kini menatap kearah meja yang sudah di penuhi camilan dan teh hangat, tak ingin menyia nyiakan kesempatan ia pun segera menuang teh kedalam gelas Ragon.

" Saya harap anda akan menyukai teh pagi ini, wah sepertinya mereka sudah mendengar arahan ku agar selalu menyiapkan makanan manis saat pagi " ucap Reema mengakuisisi pekerjaan sang selir kita.

" Jadi kau yang menyiapkan semua ini?" Tanya Ragon memicing.

" Um, saya hanya memberikan arahan saja jendral, lagi pula sudah menjadi tanggung jawab saya untuk mengatur kediaman agar tetap berjalan sebaik mungkin " balas Reema berirama.

" Bagus lah " ucap Ragon singkat.

Sementara Gu yang mengetahui jika tuannya sudah tahu jika semua menu sarapan ini di buat selir hanya bisa menatap tak percaya ke arah permaisuri, Gu cukup terkejut dengan sikap wanita yang selama ini selalu bersikap anggun itu. Dia ternyata memiliki sisi licik juga, tak heran jika dirinya bisa terpilih menjadi permaisuri. Namun yang lebih membuat Gu heran adalah, sikap tuannya yang membiarkan wanita itu hidup di sisinya.

Sunny yang baru selesai mandi pun kini tiba dan hendak bergabung untuk minum teh. Dan alangkah terkejutnya ia saat melihat Ragon tengah di suapi kue buatannya oleh Reema, tak ingin memperkeruh suasana pagi, Sunny pun memilih untuk tidak memperdulikan hal itu dan duduk di sebelah Ragon .

" Selamat pagi jendral, jiejie " sapa Sunny dengan nada tercekat

" Mei mei, kau sudah bangun ? Mungkin kau lelah karena perjalanan kemarin, tapi tidak apa apa meski kau kesiangan hal itu wajar karena kau pasti butuh istirahat " ucap Reema sengaja .

" Aku-- maaf kan aku " balas Sunny kembali mengalah. Dia tidak mau berdebat dengan wanita licik seperti Reema, belum lagi mengingat Ragon yang selalu marah padanya, hal itu pasti hanya akan berakhir buruk .

" Coba cicipi kue bunga plum ini , kau pasti akan menyukainya " tawar Reema yang salah mengira jika kue bunga sakura itu adalah bunga plum.

" Terimakasih jie " balas Sunny seraya menerim kue buatannya sendiri.

" selir Kenapa wajahmu muram? Apa kau kurang tidur?? " Kini Ragon ikut bersuara.

" Tidak, aku baik baik saja jendral " jelas Sunny cepat.

" Sebaiknya kau beristirahat setelah ini, jangan banyak bermain diluar. Kau juga boleh libur mengikuti kelas etika hari ini, aku tidak mau melihat wajah seperti itu di kediaman ku " kini Ragon mengisyaratkan agar sunny mengganti waktu istirahat yang sudah ia kurangi karena berusaha membuat sarapan pagi ini.

" Terimakasih jenderal " jawab sunny tidak mengerti kenapa Ragon tiba tiba menyuruhnya beristirahat.

" Aku akan pergi ke Barak sampai malam, kalian tidak perlu menungguku untuk makan malam " Ragon pun bangkit setelah menyeruput habis tehnya.

" Oh ya, aku cukup suka dengan menu sarapan pagi ini " imbuh pria itu memuji.

" Oh ya, aku cukup suka dengan menu sarapan pagi ini " imbuh pria itu memuji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Poison GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang