32° jujur satu sama lain

479 80 2
                                    

Jangan lupa Vote dan Save

Tubuh Ragon yang biasa merespon penolakan dengan cepat terhadap sesuatu itu tampak membeku di tempatnya , pria itu tidak berkutik saat sunny memeluknya dengan erat bahkan dia bisa mendengar tangisan gadis itu di telinganya.

" Aku sangat takut jika sesuatu yang buruk terjadi padamu, jendral ku mohon jaga dirimu dan tetaplah hidup agar kau bisa terus memarahiku " bisik Sunny yang entah mendapat bisikan gaib dari mana.

" Tenang lah selir, aku baik-baik saja " balas Ragon dengan nada lembut

" Tapi --"

" Shuuut, lihat lah aku bahkan bisa berdiri dengan tegak di depanmu? Sudah jangan menangis "

Sunny yang mulai sadar pun seketika mundur dari tempatnya, kini matanya menatap kearah lain dan melihat semua orang sudah pergi.

" Duduklah, kau pasti lelah setelah melakukan perjalanan panjang " ajak Ragon seraya menyangkan teh untuk istri nya

" Terima kasih " balas sunny kikuk

" Kenapa kau tiba tiba jadi sentimental seperti ini? Bukankah jika aku mati hidupmu akan jauh lebih tenang, tidak akan ada orang yang mengganggu atau memarahi mu lagi " tanya Ragon cukup penasaran.

" Aku--- aku -- bukan kah saat ini aku masih memiliki status sebagai istri mu? Sudah sewajarnya bagiku untuk mencemaskan suamiku sendiri meski mungkin sebentar lagi dia akan menceraikan ku "

Ragon hanya mengulum senyum manis saat mendengar ucapan sunny, entah mengapa Ragon merasa istrinya itu jadi sangat menggemaskan saat sedang merajuk.

" Maafkan aku Shansan, selama ini sikap ku sudah terlalu keras padamu " ujar Ragon merasa bersalah karena sudah membuat sunny menjalani kehidupan yang sulit di kediaman nya

" Maaf?? Bukan kah selama ini akulah pengacau nya??"

" Sebenarnya kau tidak buruk, kau hanya sedikit nakal saja, mungkin aku tidak terlalu mengerti apa yang sebenarnya sedang kau lakukan, dan aku memilih untuk marah lebih dahulu dari pada mengamati untuk memberi pengertian, aku salah karena terlalu impulsif "

" Jendral, kau sungguh tidak sedang mengujiku bukan??"

" Menguji?? Kenapa aku harus menguji???"

" Tidak, maksudku aku takut kau masih berpikir jika aku adalah orang yang akan menjadi Boomerang bagimu di masa depan  "

" Kenapa kau berpikir seperti itu? Apa ada hal yang kau ketahui dan memilih menyimpulkan nya sendiri?"  Tanya Ragon mulai penasaran dengan perkataan sunny.

" Um, aku hanya--- "

" Kenapa dia mengatakan hal seperti itu? seolah dia tahu segala hal tentangku di masa lalu? Apa dia sungguh sungguh Harim? Tapi aku melihat jasad wanita itu dengan jelas didalam peti sebelum di kremasi, wajah mereka mungkin sangat mirip tapi sikap dan sifat mereka sangat bertentangan. Harim juga tidak bisa membuat pakaian indah seperti yang dilakukan Shansan, Harim tidak pernah banyak bicara seperti ini, namun aku tidak akan meragukan kemampuan tabibnya, melihatnya malam ini benar benar membuatku semakin gelisah. apa mereka sungguh orang yang sama? Atau semua ini hanya pemikiranku saja? "  Batin Ragon dalam hati.

" Jendral? Kenapa kau diam saja??" Tanya Sunny cukup takut karena kini Ragon hanya diam seakan sedang memikirkan hal lain.

" Tidak ada, kau hanya mengingatkan ku pada seseorang dan hal itu yang membuatku selalu mencoba menjauhkan mu dari ku, maksudku dari musuh yang selalu mencoba membunuhku, Shansan aku memang sengaja mendiamkan selama ini tapi semua itu ku lakukan demi keselamatan dirimu "

Sunny hanya bisa terdiam saat mendengar ucapan Ragon, sebuah rahasianya yang selalu Ragon sembunyikan selama ini. Dia tidak ingin membuat siapa pun terlibat dalam perang saudara antara dirinya dan Fasa. Cukup Harim yang menjadi korban keserakahan pria jahat itu, Ragon tidak akan membiarkan siapa pun terluka karenanya.

" Jendral? Apa maksud ucapan mu? " Tanya Sunny tidak mengerti akan maksud ucapan suaminya.

" Shansan, kau sudah melihat sendiri, bahwa aku memiliki banyak bahaya di depan sana, aku bahkan tidak bisa menjamin kapan aku akan kembali ke kediaman kita untuk melihat keadaan kalian ? "

" Jadi selama ini kau bersikap dingin terhadap ku itu semua karena ingin menjauhkan aku dari bahaya juga ancaman pangeran Fasa? Aaaa---  " kepala sunny tiba tiba terasa sakit, ia juga merasa dadanya begitu nyeri seakan ada benda tajam menusuknya

" Shansan?? Kau baik baik saja??" Tanya Ragon khawatir.

" Aku--- aku tidak bisa bernafas jendral " ucap Sunny menahan sakit .

" Ada apa ini? Apa tubuh putri harim merespon ucapan yang sedang kami bicarakan? Seperti nya trauma fisik putri Harim mulai terpancing saat aku memikirkan Fasa -- apa yang sebenarnya sudah terjadi di antara mereka ? Kenapa aku tidak bisa mengingat apapun? Putri, apa kau sungguh tidak akan memberitahu kan apa yang sebenarnya kau tahu "

Sunny pun terkulai lemas dan pingsan di dalam pelukan Ragon, sementara Ragon sangat terkejut dan juga panik saat melihat sunny mulai tak sadarkan diri .

The Poison GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang