The Poison Girl

27° Peringatan terakhir.

Jangan lupa Vote dan save

Debu debu kini menyebar menutupi jalanan yang di lalui ragon, pria itu segera mengencangkan pelana kuda dan bergegas menuju kota. Pria itu benar benar sudah lelah menghadapi kenakalan Shansan.
Istri nya itu benar benar seperti anak anak yang minta di awasi setiap jam, dan hal itu sungguh tidak bisa ia lakukan karena ada banyak pekerjaan yang harus Ragon kerjakan dari pada mengawasi tingkah istrinya itu.

Sementara di dalam ruangan yang berbalut kain merah tipis terdapat sunny dan ketiga teman nya sedang asik berbincang tentang rencana rencana mereka dalam memperluas usaha mereka di kota ini sambil menikmati alunan musik serta tarian indah para gadis cantik

" Ini sungguh hal yang sangat indah, andai saja aku tahu hal ini lebih awal, aku sudah pasti akan sering mengajak kalian pergi " ucap sunny saat melihat semua hal di dalam rumah ini.

" Tapi kita sudah sering ke sini jie??" Bisik Aku teringat akan hal yang biasa ia dan putri Harim kerjakan dulu

" Haaaaa, sungguh?? Aku rasa aku sudah lupa karena kehidupan baru ku di rumah pria itu " balas Sunny mengelak. Ya, Bagaimana dia bisa mengingat hal yang tak pernah ia alami .

" Aku baru menyadari bahwa semakin hari kau semakin lucu saja Shansan" kini zhige ikut bersuara .

" Apa maksud ucapan mu? " Tanya Sunny sedikit khawatir.

" Tidak, maksudku kau cukup banyak berubah dan hal itu membuat mu terlihat lebih manis dan menggemaskan " puji zhige tak dapat menahan perasaan nya

" Sadarlah tuan!! " Protes Amy tak ingin ada kisah cinta segitiga.

" Nona apa sebaiknya kita segera pulang ? Ini sudah sore , saya khawatir jika kediamannya menyadari kepergian kita dan jendral akan kembali menghukum ---"

" Apa kau sudah puas bermain main selir?? " Tiba tiba sebuah suara membuyarkan obrolan mereka

Semua orang kini menatap kearah Ragon yang berdiri di ambang pintu dengan wajah sedingin es dipuncak musim dingin, aura kemarahan jelas terlukis di wajah pria itu.
Rasanya baru tadi pagi Ragon berinisiatif memberikan kelonggaran untuk sang selir, tapi wanita itu malah kembali membuat kesalahan lagi dan lagi.

" Kenapa pria tak berhati ini muncul di sini? Bukan kah Laila bilang dia tidak akan kembali malam ini??" Batin Sunny yang sudah yakin bahwa kali ini dirinya tak akan selamat.

" Bawa selir ke dalam kereta " titah Ragon pada Gu seraya pergi tanpa menatap Sunny.

Tak ada yang bisa mencegah kepergian sunny kali ini, karena siapa pun tahu bahwa menentang Ragon, sama dengan menyerahkan diri pada malaikat maut, dan mereka tentu saja tidak ingin menyia-nyiakan nyawa untuk ini.

Di dalam kereta Ragon dan sunny hanya terdiam tanpa ada yang mau membuka mulut, terutama sunny yang merasa frustasi sekaligus kesal, karena Ragon terus memperlakukan dirinya dengan kejam.

Kereta kini berhenti di sebuah rumah yang cukup asing bagi sunny, dengan ragu ia pun menatap Ragon, menunggu pria itu mengatakan sesuatu.

" Mulai hari ini, aku akan melepaskan mu " ucap Ragon tanpa ragu.

Ya, ucapan itu mengartikan perpisahan antara mereka., Ragon bahkan membawa sunny ke sebuah rumah yang ia maksud kan sebagai kompensasi perceraian yang biasa di lakukan oleh keluarga kerajaan.

" Apa maksud mu??" Tanya Sunny yang entah mengapa ia merasa hatinya sangat hancur.

" Besok aku akan mengirimkan surat cerai dan kau bebas melakukan apa pun tanpa membuat nama keluarga kerajaan tercoreng "

" Surat perceraian???" Lidah sunny kini teras getir setelah mendengar ucapan Ragon yang dengan seenaknya membuat keputusan.

Bagaimana bisa pria itu langsung memutuskan hubungan pernikahan hanya karena sebuah kesalahan kecil? Sekiranya hal itu yang kini sunny pikirkan dalam benaknya.

" Ya, aku rasa kau lebih suka hidup bebas di luar kediaman ku! Sebagai suami yang baik aku akan mewujudkan keinginan mu "

" Tapi ?? "

" Ada apa Selir?? Kau tidak ingin bercerai? Kau ingin mendapatkan status keluarga kerajaan? Kau ingin memiliki kekuasaan??" Ucap Ragon menekan kan.

" Apa?? Siapa yang mau semua hal itu?? --"

" Tahan dirimu sunny! aku bahkan mencoba menikahi Ragon demi sebuah niat untuk membalas kematian Harim. Aku juga bersusah payah melakukan banyak hal agar pria bisa menghargai kehadiran ku , lalu apa ini? Bagaimana aku bisa berakhir tanpa mendapatkan apapun??" Batin Sunny tak percaya.

" Jendral bagaimana kau bisa menganggap remeh hubungan pernikahan yang di anugrah kan kaisar kepada kita ?? "

" Aku? Menganggap remeh hubungan ini?? Lalu apa yang sudah kau perbuat selama ini?? Kau selalu membuat kesalahan dan tidak pernah belajar untuk memperbaiki nya! "

" Jendral, kenapa kau hanya menyalahkan ku?? Apakah tugas suami memang hanya untuk menyalahkan? Bukan kah sudah menjadi kewajiban mu mendidik dan mengarahkan ku kepada hal yang benar? Jika itu belum berhasil, maka bukan kah aku juga berhak mendapatkan kesempatan sampai aku bisa menjadi istri yang baik? Aku bahkan belum mendapatkan semua hal itu dan kau sudah mau membuang ku??" Protes sunny tak mau kalah.

" Selir!!! "

" Aku sudah melakukan banyak hal secara diam, aku juga berusaha membuat kau melihat sedikit kebaikan yang aku miliki, tapi setelah semua itu kau tetap saja tidak bergeming. Kau selalu menutup mata dan hanya melihat keburukan ku??" Kini sunny mencoba mengatakan isi hatinya .

" Alih alih menyesal dan bertobat dari perbuatan mu, kau malah terus membela diri dan menyalahkan aku atas apa yang sudah kau lakukan?? Bagus Selir, kau memang pemain sandiwara yang handal , entah siapa yang mengajarimu sampai kau bisa se ahli ini dalam memutar balikan keadaan!! Pengawal pastikan selir tidak keluar dari gerbang ini atau kalian akan ku penggal di depan semua orang! "  Ragon pun pergi dengan kesal tanpa dapat sunny cegah.

Sementara sunny hanya bisa diam karena cukup terkejut melihat sisi kejam Ragon, entah mungkin dirinya memang bersalah atau semua ini hanya alasan bagi Ragon untuk menyakiti sunny, yang jelas sunny benar benar merasa hatinya sangat hancur.
Dada nya terasa sesak ia bahkan tidak bisa memikirkan apa pun selain air mata yang terus keluar tanpa dapat di bendung.

" Jendral apa kau yakin akan menceraikan selir??" Tanya pengawal Gu ikut khawatir melihat selir yang sangat sedih itu.

" Kita lihat saja , jika dia tidak berubah juga maka aku akan membuangnya, Siapa pun tidak boleh menghalangi jalanku untuk menjadi kaisar terlebih dia hanya seorang selir !!"

🌻🌻🌻