Sphenoidale

1K 197 212
                                    

"Ara!" Jessica berlari kecil ke arah temannya. Ia duduk di depan bangku gadis itu seraya meletakkan ponselnya di meja milik temannya. "Ranking-nya sudah keluar."

"Oh ya?" Ara segera mengambil ponsel itu lalu mengecek namanya. Ia terbelalak kaget karena melihat namanya ada di urutan kelima. "Jes, ini serius?"

Jessica mengangguk. "Congratulations, Ara!" serunya senang.

Mereka berdua berteriak histeris hingga menjadi pusat perhatian dari teman-teman sekelasnya. Pagi yang cerah kali ini disambut dengan kabar gembira yang membuat kedua gadis itu senang.

***

"Gimana kalau Ara masuk ke klub kita? Di ujian bulan kemarin dia berhasil ada di ranking 5," usul Jessica antusias.

"Tapi ranking Ara nggak stabil seperti kita. Dia aja baru pertama kali kan ada di 5 besar?" sahut Clifford yang masih fokus pada game di ponselnya. "Anjir dikit lagi kena padahal," gerutunya sembari meletakkan ponsel dengan asal. Ia mengacak rambutnya frustasi karena tak kunjung bisa masuk ke level selanjutnya setelah memainkan level yang sama selama beberapa jam.

"Tapi kalau dia masuk ke klub kita nantinya kita bisa bantu supaya ranking-nya stabil kan? Lagi pula fasilitas klub ini kan memang seperti itu tujuannya."

"Tapi kan dia beda, Jes. Dia anak beasiswa sedangkan kita selalu bayar mahal untuk uang sekolah tiap bulan," sanggah Clarissa.

Jessica beralih menatap Randy yang duduk di sampingnya. "Ran, menurutmu gimana?"

Randy berpikir sejenak. "Kalau gue sih terserah. Kita nggak akan rugi juga kalau dia masuk ke klub ini. Kalau soal biaya bisa dibicarakan dulu sama orang tua kita supaya nggak memberatkan dia. Lagian Ara kan teman dekatnya Jessica selain kita bertiga. Kita juga harus bisa akur dengan dia dong."

Jessica tersenyum senang. Ia beralih menatap kakak beradik itu lagi. "Jadi gimana? Kalian berdua setuju?"

Clifford mengangguk setuju dengan pendapat Randy. "Gue ngikut aja selama nggak merugikan kita."

"Dua," imbuh Clarissa seraya mengacungkan dua jarinya.

Senyum Jessica semakin mengembang. Ia senang bisa mewujudkan keinginannya yang sudah cukup lama ingin membawa Ara ke dalam klub ini. Akhirnya ia bisa lebih sering menghabiskan waktu bersama Ara lebih banyak lagi.

***

Dua orang gadis sedang menikmati embusan pelan dari angin yang melewati taman sekolah ini. Angin sore ini sangat menyejukkan dan menenangkan. Ditambah lagi mereka berdua sedang menikmati lolipop yang ada di tangan masing-masing. Rasanya sore ini adalah salah satu waktu yang indah yang pernah mereka alami.

"Ra…, mulai besok lo bisa masuk ke High Level," celetuk Jessica yang asyik sendiri memainkan kakinya yang menggantung.

Ara mengernyit bingung sambil menatap temannya yang duduk di sampingnya. "Lo nggak salah ngomong?"

Jessica menggeleng. Ia kini menatap mata lawan bicaranya. "Gue serius. Yang lainnya juga sudah setuju."

"Tapi itu kan klub elit. Sementara gue sendiri bisa sekolah di sini karena beasiswa."

High Level (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang