Orbitale

447 60 61
                                    

Edgar duduk di depan sebuah kaca gelap yang mengarah pada ruangan di depannya. Iya, itu adalah ruang interogasi yang digunakan untuk menginterogasi Randy sebagai tersangka utama kasus pembunuhan Ara. Ia mengembuskan napasnya kasar saat mengingat perdebatannya dengan Dion sebelum anak itu ditangkap. "Semoga dugaan Dion memang benar. Anak itu bukan anak sembarang orang. Bisa mampus kalau bukan Randy pelakunya," ujarnya penuh harap.

Dion membuka pintu ruang interogasi. Ia meletakkan laptopnya di atas meja sembari menatap Randy dengan datar. "Pengacaramu masih lama?"

"Kalau Bapak sudah tidak sabar lebih baik segera mulai saja,” sahut Randy santai.

Dion membuka laptopnya kemudian memutar layar itu supaya menghadap pada si tersangka. Jarinya menekan tombol spasi untuk memutar sebuah video. Di dalam video itu terlihat jelas bahwa ada seseorang yang mendorong Ara dari rooftop gedung Alana Group. Namun ekspresi dari Randy benar-benar di luar dugaannya. Kenapa dia kaget? batinnya heran.

Remaja laki-laki itu mengalihkan pandangannya pada pria yang duduk berhadapan dengannya. "Apa yang ingin Bapak tanyakan?"

Dion segera tersadar dari lamunannya lalu berkata, "Apa orang berjaket hitam itu kamu?"

"Bukan."

"Sebaiknya kamu jujur. Semua buktinya mengarah ke kamu."

"Apa Bapak pernah berpikir kalau bukti itu sengaja diarahkan ke saya?" tanya Randy balik seakan sedang menantang detektif itu.

Dion yang mendengarnya menjadi tidak habis pikir. Kenapa anak ini malah melempar pertanyaan seperti itu? Bukannya seharusnya anak ini mengakui kesalahannya?

"Apa Bapak pernah berpikir kalau pelakunya sengaja mengecoh Bapak untuk menangkap saya karena dia tidak suka pada saya?"

"Siapa maksudmu? Kamu punya berapa musuh?"

Randy tersenyum miring setelah mendapat respon yang diinginkannya. "Dunno. Banyak orang yang iri pada saya dan saya tidak peduli dengan mereka. Bukannya itu tugas Bapak untuk mencari tahu siapa orangnya?"

"Tapi itu tugasmu sebagai warga sipil untuk bekerja sama dengan kepolisian," serang Dion balik.

"Well, saya akan bekerja sama jika Bapak bicara baik-baik dengan saya. Sayangnya Bapak sudah merusak mood saya dengan bersikap tidak sopan. Bukan salah saya kan jika saya malas bekerja sama dengan kalian, polisi yang tidak punya etika?" senyum miring Randy semakin tinggi hingga membuat Dion harus berusaha mati-matian menahan emosinya.

Dasar anak kurang ajar, batin pria itu kesal. "Apa maumu supaya kamu bisa bekerja sama dengan kami?"

"It’s a simple thing," Randy menggoyangkan tangannya yang masih diborgol. "Lepaskan saya karena bukan saya pelakunya, Bapak polisi yang bodoh."

Kurang ajar, batin Edgar yang masih menonton kedua orang itu dari balik kaca. Matanya beralih pada seorang pria yang baru saja tiba. Ia rasa orang itu adalah pengacara untuk Randy. Dan sepertinya pria itu akan semakin mempermudah Randy untuk segera bebas dari tuduhan yang Dion tetapkan.

.

Bab 15

– Unexpected –

.

Tepat satu jam setelah Randy masuk ke dalam ruang interogasi, kini remaja laki-laki itu sudah berada di luar kantor polisi sembari meneguk sebotol air mineral. Ia menoleh saat menyadari ada seorang pria yang dikenalnya baru saja keluar dari gedung tersebut."Sudah selesai semua?"

High Level (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang