Bab 28
– Malam Itu (Full Flashback) –
.
Randy menghela napasnya kasar lalu mengacak rambutnya. "Ra...," ia beranjak dari posisinya yang menyandar di dinding. "Yang Theo bilang nggak bener kan? Dia cuma bercanda aja kan?"
Gadis yang ditanya itu hanya diam dan terus menunduk. Lidahnya terasa kelu. Tenggorokannya pun terasa tersendat sesuatu.
"Ran, jangan paksa dia," ujar Theo berusaha menengahi.
"Lo diem aja, Yo! Gue lagi bicara sama Ara," Randy kembali menatap gadis itu dan berjalan mendekatinya. "Ra, jawab gue dong. Theo nggak serius kan?"
Ara mendongakkan kepalanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Maaf, Ran. Maafin gue," ketika kalimat itu sudah terucap perlahan air matanya turun dari ujung mata.
"Lo ngapain minta maaf? Lo nggak salah, Ra. Kalau memang lo diperkosa, orang itu yang salah bukan lo."
"Tapi gue nggak dengerin lo waktu itu. Seandainya gue dengerin lo mungkin hal itu nggak akan terjadi ke gue."
"Jangan salahin diri lo sendiri. Lo juga terpaksa masuk ke dunia kotor itu. Gue tahu lo pasti udah berusaha keras buat jaga tubuh lo ini."
Theo berjalan mendekat supaya dapat memberi Ara ruang. Ia tahu gadis itu pasti belum siap mengatakannya. "Udah, Ran. Kasih Ara waktu dulu. Kondisinya lagi nggak baik."
Refleks Randy menepis tangan Theo. Matanya pun menatap tajam pada laki-laki sebayanya. "Ini urusan gue sama Ara. Lo nggak usah ikut campur," ujarnya tegas. Sorot matanya kembali melembut saat melihat gadis itu lagi. "Ra, bukan bokap gue kan yang ngelakuin itu? Dia nggak mungkin ngelakuin itu. Dia bukan orang yang kayak gitu. Lagi pula dia ngapain ada di sana? Lo pasti salah lihat kan? Oh, atau orang itu mirip sama bokap gue makanya lo kira itu dia."
"Ran, udah dong. Itu pengalaman buruk buat Ara. Lo jangan ungkit masalah ini terus."
"Lo diem aja bisa nggak sih?! Ini urusan gue sama Ara, bukan lo!"
Theo mengangguk sependapat. "Gue tahu. Tapi lo juga jangan denial, Ran. Apa yang gue bilang tadi itu faktanya. Bokap lo emang nggak sebaik yang lo pikir. Dia itu bejat."
Mendengar hal itu sontak membuat Randy mencengkeram kerah baju Theo. Matanya kembali menajam seiring deru napasnya yang kian memberat. "Jaga mulut lo, Yo. Lo nggak tahu apa-apa soal bokap gue. Lo nggak kenal dia jadi lo nggak berhak menilai dia kayak gitu."
Theo spontan mendengkus. "Kalau dia memang orang baik nggak mungkin dia memerkosa Ara. Kalau dia memang baik nggak mungkin—"
Buk!
Sebuah pukulan keras berhasil mengenai wajah Theo. Rasa nyeri itu langsung terasa sesaat setelahnya. "Brengsek," ucapnya pelan.
"Brengsek lo bilang?" sahut Randy tidak terima. "Seharusnya gue yang bilang kayak gitu, bangsat!"
Ara langsung menahan tangan Randy ketika laki-laki itu hendak menghajar Theo lagi. "Cukup, Ran. Kalian jangan kayak gini dong," pintanya dengan memelas.
"Lo nggak usah belain dia, Ra. Dia memang pantas gue hajar. Mulutnya udah bicara sembarangan soal bokap gue."
"Tapi yang Theo bilang itu bener, Ran!" pekik Ara yang sudah sangat kesal. Ia tahu Randy pasti belum bisa menerima kenyataan yang baru saja didengarnya. Namun fakta tersebut tidak mungkin disangkal terus karena itulah yang terjadi dan menimpa dirinya beberapa waktu lalu.
Tangan Randy yang tadi mengepal di udara tiba-tiba terjatuh lemas. Matanya mulai bergetar tidak percaya. Akan tetapi saat keraguan itu datang, suara tawa Theo berhasil mengecoh pikirannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Level (Completed)
Mystery / ThrillerHigh Level merupakan sebuah klub populer di Alana High School. Klub ini terdiri dari 4 orang ambisius yang selalu menguasai ranking teratas sekolah. Mereka adalah : (1) Randy Geraldo, (2) Jessica Leoni, (3) Clifford Helixson, dan (4) Clarissa Helixs...