Sangat lama penuh target👎
200 vote dan 70 komen.
....
Tino tak mau melepaskan pelukannya pada Ribella sejak gadis itu datang, dia merindukan Ribella, sangat merindukannya.
Sudah 2 hari Ribella tak datang, karena kata Ribella dia sibuk.
"Kamu udah lupain Tino..jadi gak pernah datang lagi." cicit Tino merajuk.
"Enggak gitu kok, aku sibuk tugas."
"Beneran kan?"
"Bener kok, kamu udah makan?"
"Udah, tapi aku mau makan lagi sama kamu."
"Baiklah, ayo kita pesan makanan."
Tino mengangguk cepat, dia melepas pelukan dari tubuh Ribella lalu menariknya untuk segera keluar dari kamar.
Pakaian Tino malam ini, piyama biru gelap berbahan satin, itu Ribella yang beli dan setiap barang pemberian Ribela sudah pasti ada pelacaknya.
Bahkan jepit lidi rambut saja ada pelacaknya, Ribella benar-benar mengawasi kemana dan dimanapun Tino berada.
Tak akan lepas pengawasan bahkan jika Tino ada di luar negeri sekalipun.
"Kangen banget sama kamu." manja Tino sembari memeluk lengan Ribella dan bergelayut manja disana.
Ribella gemas sekali astaga, ingin sekali dia terjang Tino dan memperawani pria ini tapi kasihan nanti trauma.
Jadi Ribella harus tahan gaboleh gegabah.
Ribella mendudukan Tino di kursi bar dapur, menunduk guna mengusap rambut Tino kemudian berjalan ke arah kulkas.
Tino masih diam menatap arah gerak Ribella, matanya terpaku dan hanya tertuju pada Ribella.
Seolah pusat kehidupannya adalah Ribella seorang.
"Tino."
"Ya?"
"Bisa kah aku, melarangmu untuk dekat dengan Fitri."
Tino menaikan sebelah alisnya "Aku tak dekat dengan Fitri."
"Tapi kamu bicara dan tertawa dengannya, kemarin."
"Darimana kamu tau? Kan kamu gak ada datang ke rumah aku."
"Roka memberitahuku, kalau Fitri datang ke rumah kamu dan kalian..berduaan dalam waktu yang lama." tekan Ribella geram.
Dia menahan amarah sedari tadi, Roka memberitahukan kabar jika sela 2 hari Ribella tak menjenguk Tino, Fitri datang selama 2 hari itu.
Mereka menghabiskan waktu bersama, tanpa ada Ribella!
Tino meneguk ludahnya pelan, takut dengan aura yang Ribella keluarkan.
"A-aku, kami hanya berbincang biasa.." cicit Tino.
"Berbincang bersama, haruskah berbincang sampai meninggalkan ciuman dipipi?" ejek Ribella.
Tino tak berkutik, dia membeku merasakan jika Ribella benar-benar marah saat ini.
"Itu hanya ciuman tak disengaja, lagipula kenapa kamu harus marah, tak ada hak untuk kamu marah akan hal itu."
Ribella mengangguk pelan, meletakan susu putih yang dia keluarkan dari kulkas lalu meletakannya didepan Tino.
"Benar, aku cuma temanmu, baguslah kalau kamu sudah mendapat teman selain aku jadi, aku tak diperlukan lagi."
Ribella kembali memainkan peran, akan dia buat Tino merasa tercekik karena perasaan menyesal dan bersalah.
Sampai Tino mendatanginya dan mengemis di kakinya, Ribella tak akan menampakan diri didepan Tino atau bicara padanya.
"Aku pulang, makanannya akan datang sebentar lagi, selamat malam Tino." Ribella mengelus pipi Tino yang masih diam, kemudian berlalu pergi.
Mendiamkan Tino, adalah hal yang Ribella sukai.
Lalu melihat reaksi Tino yang stress dan uring-uringan, adalah sesuatu yang begitu indah dipandang.
Ribella tak sabar melihat Tino mengemis padanya, menangis dan menangis!
Ribella suka tangisan Tino kalau itu karena penyesalan pada Ribella, bukan karena orang lain, tapi karena perasaan bersalah Tino pada Ribella.
Sesaat setelah Ribella pulang, Tino menjerit kuat sambil melempar gelas berisi susu tadi.
Deru napasnya menguat, perasaan apa ini, kenapa sakit sekali saat Ribella mengatakan hal tadi.
"RIBELLA!" sayangnya Ribella melepaskan alat bantu dengarnya sehingga teriakan Tino tak masuk ke pendengarannya.
Saatnya menghukum kucing nakal yang berusaha bermain dengan kucing lainnya.
🔫Bersambung🔫
![](https://img.wattpad.com/cover/320559529-288-k678245.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wibu x Social Butterfly [End]
RomanceTino, wibu akut yang di crushin sama cewek populer di kampusnya, sangat amat mengejutkan karena Tino ini wibu yang sangat membenci kaum perempuan. Karena baginya mereka itu merepotkan, tapi apa salahnya Tino meladeni perhatian gadis itu, hitung-hitu...