🔫Tino-03🔫

12.3K 1.3K 98
                                    

Jangan ngelunjak dong, dikasih double up bukan berarti kalian bisa gak vote. Vote setidaknya kalau gak mau komen, tau diri sedikit.

200 vote dan 75 komen, gk penuh gak akan up.

.....

Ribella membawa Tino pulang kembali ke rumah cowok itu, rumah minimalis yang Tino bangun dari hasil juara bermain Piano nya.

Tino tertidur selama perjalanan, jadi mau tak mau Ribella menggendong Tino masuk ke dalam rumahnya, untungnya sih komplek rumah Tino sepi.

Setelah membawa Tino masuk ke kamar yang dipenuhi poster dan gambar-gambar waifu kesukaan Tino, Ribella hanya mampu tersenyum saja.

Hari ini Ribella harus menyelesaikan urusannya, tak bisa menemani Tino sampai malam.

"Tino, bangun dulu."

Ribella mengecup pelan pipi chubby Tino berulang kali, berusaha membangunkan si manis dari tidurnya yang lucu.

"Ungh..iya aku bangun." mata Tino sembab, wajar dia kan tadi nangis.

Ribella memberikan segelas air putih di nakas kepada Tino, setelah menghabiskan air digelas barulah Ribella beranjak.

"Kamu mau pulang? Gak bisa nemenin aku lebih lama lagi?" Tino hanya butuh pelukan Ribella sebentar, nyaman berada dipelukan gadis itu.

Ribella menimbang sebentar, kemudian mengangguk "Hanya sampai jam 4 sore saja."

"Terima kasih." Tino memeluk Ribella dan mengusakan wajahnya dibelahan dada Ribella, dia tak mau lepas dari Ribella.

Nyaman dan aman, Tino merasakan hal itu saat bersama Ribella.

"Kamu mau makan sesuatu?"

"Um, mau makan masakan kamu Ribell, boleh?" Tino mendongak dan menumpukan wajahnya didada Ribella, menatapnya memelas.

Ribella lemah sekali, ingin rasanya dia terjang Tino saat ini juga tapi tak mungkin, nanti Tino takut padanya.

"Baiklah akan aku masakan, lepas dulu tapi."

"Gak mau, mau digendong Ribell.."

"Ugh tidak, lepaskan."

"Ribell, Ribell, gendong Tino yaaaa, please.." Ribella menjauhkan pandangannya dari Tino yang sedang memelas, sangat lucu dan membuat Ribell gemetar.

"Tidak, kamu di kamar aja, biar aku masak dengan cepat."

"Ish.." dengan terpaksa Tino melepaskan pelukan itu dan menidurkan dirinya di kasur, menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.

Lucu, seperti bolu gulug, tapi Ribella harus cepat karena dia juga masih ada pekerjaan lain.

.....

Jam 5 sore Ribella baru bisa pulang setelah membujuk Tino dengan berbagai macam kalimat pembujuk, walau anak itu berakhir merajuk tapi tak apalah.

"Roka, apa kau sudah menghabisi mereka?"

"Sudah nona, hanya tersisa saudara mereka saja karena kami menghabisi orang tua mereka dan menghancurkan perusahaan mereka."

"Kerja bagus, dan lagi tolong cari keberadaan Digo Jalagara, aku harus memberikan sedikit perkenalan."

"Baik Nona, perintah dilaksanakan."

Ribell berjalan masuk ke dalam mobil sport merah miliknya, dia melepas benda ditelinga nya dan suasana begitu hening, tak ada suara disekitarnya.

Hela napas pelan Ribella berikan, kemudian dia memasangkan kembali benda tersebut.

"Sialan, dendamku semakin besar pada jalang kecil itu."

"Hei lepaskan dia sialan!"

"Apa ini bocah kecil, mati saja kau jalang!"

Ribella saat itu masih kelas 1 SMP, tak sengaja melihat anak SMP kelas 2 yang dia kenal bernama Tino itu ditarik orang asing.

Dengan cepat Ribella menolong, dia tau cara bela diri dan mudah saja baginya menghajar pria-pria itu.

"Kak Tino pergilah! Biar Ribell yang lawan mereka."

Tino hanya mengangguk kemudian berlari menjauh, bagus lah kalau Tino sudah aman sekarang.

Ribell juga sudah selesai menghabisi penculik itu.

Tapi sayangnya, Digo muncul dari dalam mobil dan memukul kepala Ribella menggunakan pemukul baseball besi.

BUGH!

BUAGH!

BUGH!

Sampai gadis itu mengalami pendarahan hebat, untung Roka segera datang dan membawanya ke rumah sakit.

Namun sungguh disayangkan, gendang telinga Ribella pecah sampai membuatnya tak mampu mendengar lagi.

Dibantu dengan alat dengar, barulah Ribella mampu untuk mendengar.

Dendamnya pada Digo sudah menumpuk sangat amat tinggi, terlebih Digo juga lah dalang penculikan Tino.

"Kau akan tersiksa ditanganku, Digo, jalang kecil hahahahaha."

Deru napas Ribella menguat, tak sabar menghabisi jalang yang merusak gendang telinga nya sampai pecah seperti ini.

Dia akan menyiksa Digo, bukan membunuhnya, hanya itu hahahaha.

🔫Bersambung🔫

Wibu x Social Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang