Heyo, ayo penuhi lagi dan kulihat komennya luar biasa banget, votenya juga lumayan lah gak jimplang.
200 vote dan 75 komen gas yuk.
....
Airibella menatap datar ke segerombolan mahasiswa yang ada di gerbang kampus, hela napas pelan Airibella berikan.
Sebenarnya, sebagai seorang sosiopat Airibella sangat amat tak suka bersosialisasi, dia tak suka mendengar ocehan serta keluhan manusia-manusia itu.
Dia friendly hanya karena keadaan, semua dia lakukan karena dia membutuhkan relasi serta teman agar memudahkan dirinya kedepannya.
"Huh, tenang, setelah ini aku akan mengawasi Tino sepuasku."
Langkah kaki jenjangnya dibawa menuju gerombolan manusia disana, mengulas senyum lebar yang terkesan ramah dan manis.
"Hai semua, selamat siang." sapa nya ceria.
Semua langsung berhambur menghampiri Ribella, mereka terlihat bersemangat dan senang saat Ribella datang.
Awalnya mereka tadi berbincang dengan Ketua BEM bernama Fitri, tapi begitu Ribella datang semua perhatian langsung tertuju pada Ribella.
Geraman kesal Fitri berikan, kenapa sih Ribella selalu mendapat apapun yang dia mau, perhatian Dosen, perhatian Mahasiswa dan Mahasiswi, dan lagi Ribella berusaha mendekati Tino.
Cowok yang sudah Fitri incar dari semester pertama.
"Ribella, hari ini ada kegiatan gak?"
Ribella menggeleng "Tidak ada, Mommy memintaku untuk langsung pulang karena mommy tak mau aku terlalu kecapean."
"Ohh, baguslah, kamu istirahat yang benar, biar bisa kuliah terus." Ribella menahan umpatannya saat tangan cowok itu menyentuh rambut pink lembutnya.
Ingin sekali Ribella pelintir tangan cowok itu, sialan! Jangan sentuh Ribella dengan tangan kotormu itu!
Ribella menahan tangan cowok itu saat hampir menyentuh wajahnya, senyum segan Ribella berikan.
"Maaf Ardo, tapi aku belum keramas hari ini, pasti rambutku bau." cicit Ribella.
Ardo, Mahasiwa jurusan Manajemen Bisnis semester 5, dia memang tampan namun sayang suka ONS di klub dan suka menyewa Jalang yang juga bertebaran di Kampusnya.
"Ah iya, maaf karena lancang."
"Tak apa."
Bangsat! Akan aku potong tanganmu atau aku patahkan, berani sekali melayangkan tangan sialanmu ke rambut indahku!
Ribella masih mempertahankan senyum ramah lingkungannya, menyebalkan, melelahkan, Ribella muak dengan sosialisasi.
Hanya akan menghabiskan energinya saja.
....
Tino menata sekitar 15 figur dari waifu kesukaannya, Haruno Sakura, Zero two, Shikimori, dan ada banyak lagi.
Tino tak pernah sebahagia ini, dia mengunci kamarnya yang penuh dengan gambar serta poster waifu kesukaannya.
"Dia baik banget sih, ini harga satu miniatur aja udah hampir 5 juta, kenapa dia ngasih sampai 15."
Tino merasa tak enak hati, tapi dia senang.
Mata Tino melirik kearah lemari yang berukuran sedang, itu diisi dengan pakaian yang bisa digunakan untuk cosplay.
"Kapan aku bisa memakainya ya, pasti bagus." ada satu kostum incubus yang lengkap dengan ekor serta tanduknya.
Serta pakaian ketat berwarna hitam, Tino ingin sekali menggunakannya tapi dia tak percaya diri.
Sebab setau dia Incubus itu bertubuh seksi dan langsing, sementara Tino ini badannya montok berlemak, jadi tampaknya tak akan cocok.
"Hehehehe." Tino memandangi miniatur yang dia susun di rak yang berhadapan dengan kasurnya.
Dia tersenyum senang "Ribella baik ya, berteman dengannya gak bakal masalah kayanya." gumamnya sambil terkekeh pelan.
Tino tak terlalu tau Ribella, tapi dia tau kalau gadis itu sering disebut social butterfly yang disukai semua orang.
Sangat ramah, baik dan tak segan membantu orang.
Sementara di mata semua miniatur pemberian Ribella, sudah terpasang kamera mini yang tersambung ke kamar Ribella.
"Dia manis sekali hahahahhaa."
Ribella menatap layar komputer yang memperlihatkan kamar Tino, dan kini dia melihat Tino sedang melepas pakaiannya sampai telanjang.
Jantung Ribella berdegup tak karuan, dia menggigit bibirnya guna menahan jeritan.
Tubuh Tino begitu indah, Ribella terpukau melihat tubuh mulus yang putih bersih milik Tino, pantat sintal yang terlihat kenyal.
Dada Tino yang terlihat lembut dan leher jenjangnya.
"Sial, aku jadi makin tak sabar menjadikan Tino sebagai milikku!"
Seisi kamar Ribella ada banyak foto Tino, lalu barang-barang yang pernah Tino pakai seperti botol minum, tisu ataupun pulpen.
Layar komputer yang memperlihatkan suasana kamar Tino yang lengang karena Tino masuk ke kamar mandi.
Dia mandi sementara Ribella masih menatap dengan penuh binar.
Luar biasa, Ribella semakin jatuh pada Tino.
🔫Bersambung🔫
KAMU SEDANG MEMBACA
Wibu x Social Butterfly [End]
RomanceTino, wibu akut yang di crushin sama cewek populer di kampusnya, sangat amat mengejutkan karena Tino ini wibu yang sangat membenci kaum perempuan. Karena baginya mereka itu merepotkan, tapi apa salahnya Tino meladeni perhatian gadis itu, hitung-hitu...