🔫Ribella-02🔫

12.8K 1.3K 109
                                    

Double up karena aku suka lihat komen cepat naik hehehehe, ayo cepat komen dan vote biar aku up lagi.

200 vote dan 70 komen untuk target.

.....

Sejak malam itu, Tino semakin lengket dan dekat dengan Ribella, setiap hari dia akan mendatangi Gedung jurusan HI guna mengajak Ribella pulang bersama.

Seperti saat ini, Tino mengenakan hodie berwarna cream, tak bertudung.

Poni Tino sudah hampir mencapai matanya, tapi Tino memilih untuk mengenakan jepit rambut lidi berwarna hitam agar poni itu gak mengganggu.

Itu juga ide Ribella dan jepit lidi itu pemberian Ribella, Tino menerimanya dengan senang hati pastinya.

Walau Tino dekat dengan Ribella, tapi dia tak pernah mau dekat dengan teman-teman Ribella.

Dia hanya mau bersama Ribell-nya, bukan pada yang lain.

"Woy Tino!"

Tino yang tadinya membaca sebuah komik terbaru, dia beli itu bersama Ribella 2 hari silam, Tino menoleh kebelakang dan melihat siapa pelaku pemanggilan tadi.

Segerombolan pria mendatangi Tino, raut wajah mereka berbeda ekspresi satu sama lain.

Tino langsung bersikap defensif, dia mundur beberapa langkah saat mereka mendekati Tino.

"Woah bener cuy, dia cantik." puji salah satu dari mereka.

"Bener kan, gue penasaran sama badan dia, pasti nikmat."

Badan Tino menegang, ingatan kelam tentang kejadian di SMP nya membuat dia terkaku sekaligus lemas.

Kejadian dimana Tino menutup diri dan beralih menjadi introvet sampai sekarang.

"Heh jangan gitu, lo liat muka dia udah pucat."

"Gimana kalau lo ikut sama kami."

Tino menggeleng, tanpa suara dia langsung berbalik dan menabrak seseorang.

"Tino ada apa? Wajah kamu pucat." Ribella yang tadi hendak mengejutkan Tino justru dialah yang terkejut.

Terlebih saat tubuh Tino gemetar dengan wajah pucat, Tino menunduk kemudian berlari meninggalkan Ribella disana.

Tidak, Ribella pasti akan menjauhinya saat tau trauma apa yang Tino alami, Ribella tak boleh tau.

Tino tak mau mendapati tatapan penuh simpati dan kasihan dari Ribella.

"Oh ini Ribella itu kan? Gila cakep banget, mau main sama kami gak? Gak papa gak dapat Tino, sama lo juga boleh."

Ribella kembali menatap ke 5 cowok tadi, lalu tersenyum manis dan mengangguk.

Sorakan penuh kebahagiaan terdengar, Ribella berjalan kearah mereka dan mengikuti ajakan mereka.

Tanpa ada yang menyadari bila tatapan Ribella, sangat amat menipu.

....

Tino memilih untuk ke taman belakang kampus, dia menangis kembali setelah beberapa tahun tak pernah menangis.

Ingatan buruk terus naik dan menyerang kepalanya, ini hal yang Tino benci kalau berhadapan dengan laki-lako otak selangkangan seperti mereka.

Wibu x Social Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang