🔫Ribella-04🔫

11.5K 1.1K 82
                                    

Oke, ayo vote dan komen lagi.

200 vote dan 70 komen gas.

....

Ribella berjalan masuk ke kamar Digo, dia membawa beberapa pil yang dirasa akan semakin membuat Digo menggila dan stress.

Haha, Ribella terlalu menyayangkan kalau harus melukai kulit indah Digo, jadi dia lebih memilih untuk menyiksa Digo secara mental saja.

Ribella melihat Digo sedang bergelung diatas kasur, kamar Digo tak terlalu besar, hanya ada nakas, meja rias, kasur dan kamar mandi.

"Digo, bangun."

Digo tersentak, tubuhnya sakit semua setelah efek obat perangsang itu hilang, terlebih lubang analnya luka parah karena dia masukan kaki kursi besi.

"Ssh..Bella." ringisnya saat berusaha duduk, dia yakin pasti kembali berdarah tuh lubang ayamnya.

Ribella tersenyum, gadis ini memang murah senyum ya, terlebih dihadapkan dengan manusia yang akan dia mainkan beberapa waktu kedepan.

"Minum pil ini, ini obat sementara ini vitamin." bohong, Ribella bohong anjai.

Pill itu bukan obat ataupun vitamin, tapi Digo yang terlanjur tertarik pada Ribella dengan senang hati memakan pill tersebut.

Melihat pill yang dibawa sudah diminum Digo semua, Ribella mengelus rambut Digo pelan.

"Tidur lagi,"

"Baik."

Digo kembali menidurkan dirinya dan melihat Ribella keluar dari kamar dengan hati berbunga-bunga, seulas senyum tipis Digo berikan.

"Bella cantik sekali." cicitnya.

Untung Ribella sudah melepas alat ditelinganya, jadi dia tak akan mendengar kata-kata menjijikan itu dari sela bibir Digo.

Setelah pintu kembali dikunci, Ribella menahan tawa nya sekuat tenaga.

"Bodoh, dasar otak selangkangan." Ribella terkikik pelan, dia bersenandung dengan bahagia.

Besok, dia akan melihat bagaimana reaksi Tino setelah diabaikan, pasti akan menyenangkan.

Ah dan Pill tadi, itu adalah Pill perangsang air susu, Ribella memberikannya pada Digo agar dada pria itu mengeluarkan susu.

Itu pasti membuat Digo frustrasi, menganggap dirinya abnormal, terlebih nantinya dada Digo akan membesar seiring banyaknya air susu.

Gila, Ribella tak sabar, dia benar-benar tak sabar!

"Hihi, ini menyenangkan!"

Ya Ribella, ini akan sangat menyenangkan.

....

Tino pergi ke kampus dengan mata sembab yang ketara, dia menutupi kepalanya dengan tudung hodie.

Tampilannya kacau, dia tak tidur karena terus menangisi Ribella yang akan menjauhinya.

"Ribell.." lirihnya parau saat melihat Ribella dikerubungi mahasiswa dan mahasiswi disana, seperti biasa, seorang Social butterfly seperti Ribella pasti selalu dikerubungi banyak orang.

Sesak di dada Tino semakin membuncah saat Ribella melihat kearahnya, namun melengos begitu saja.

Jantung Tino sakit, nyeri dan sesak, bibirnya bergetar dengan isakan yang kembali terdengar.

"Ribell..hiks..Ribell gak mau dekat sama Tino lagi..hiks.." isaknya pilu seraya berlari menjauhi tempat dimana Ribella berada.

Sementara Ribella, mengernyit tak suka saat Fitri berjalan menyusul Tino.

Apa-apaan jalang itu, ngapain dia ngikutin Tino.

"Ribell, apa yang kau lihat?"

Terkejut, Ribella menatap kearah Jaka.

"Tidak, hanya melihat Fitri yang pergi saat aku hendak menyapanya."

"Oh biarkan saja, beberapa hari ini Fitri agak aneh."

"Aneh gimana?"

"Ya aneh, dia selalu bolos rapat, tak pernah mengumpulkan tugas, dia diancam akan di DO kalau terus menerus seperti itu."

Ribella tak perduli hal itu, hanya saja dia merasa firasat buruk karena Fitri mengikuti kemana Tino pergi.

Sementara Tino, dia pergi ke taman belakang dekat gudang, tanpa tau kalau Fitri membuntutinya.

"Hiks..huhuuu mau Ribell..mau Ribell..balik..hiks..huaaaaa Ribell maafin Tinoooo! Hiks..huhuuu Ribell..."

"Tino, kenapa kamu nangis?"

Tino tersentak kaget, dia menoleh kearah sumber suara dan disana sudah ada Fitri yang mendekatinya.

Kembali teringat apa yang terjadi, Ribella tak suka kalau Tino dekat dengan Fitri, berarti Tino gaboleh dekat sama Fitri.

"Fit, jangan deketin gue lagi..hiks..gue gak mau Ribell marah.."

"Ribell! Ribell! Ribell! Dan terus Ribell! Kenapa semua orang terus membicarakan Ribella jalang itu!"

"Ribell bukan jalang!"

Fitri tertawa keras "Ya, dan kamu adalah jalang yang akan menjadi jalang pribadiku, Tino."

"Apa—"

Buagh!

Tino tak sadarkan diri saat seseorang memukul tengkuknya kuat, Fitri tertawa keras.

"Thanks Jordan."

"Anything for you, bitches."

Fitri akan membawa Tino pergi, lalu mengurungnya dan menjadikannya sebagai lacur pribadi Fitri!

Hahahaha itu bagus!

🔫Bersambung🔫

Wibu x Social Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang