"Bunda Jean, gue rindu!"
Sesosok gadis cantik berambut sebahu itu langsung memeluk Jean. Dia adalah adik perempuan Raka, Devina Anindhita Prayogo. Gadis itu sendiri menempati rumah lama orangtuanya bersama sang tunangan yang sebentar lagi keduanya akan melangsungkan resepsi pernikahan.
Vina sekarang tengah berkecimpung di dunia fotografi. Hobinya semasa kecil adalah mengambil gambar dan hasilnya pun tak pernah ada yang mengecewakan. Selain itu, Vina merupakan seorang pelatih tari, dari tarian tradisional hingga modern. Sebenarnya masih banyak kemampuan ajaib Vina di bidang pekerjaannya, bahkan gadis itu pernah berinisiatif ingin bekerja dengan mengambil semua profesi pekerjaan supaya hidupnya berguna dan mampu menghasilkan triliunan uang di usia mudanya.
Hanya saja Raka langsung mencibir jika Vina takkan pernah bisa mengatasi semua pekerjaannya. Vina merasa tertantang oleh ketidakpercayaan sang kakak, sehingga dengan tekad yang kuat, Vina mencoba menjadi juru masak sampai juru bicara. Sempat diterima, namun Vina memutuskan resign dengan alasan bekerja dua sekaligus bukanlah ide yang bagus. Tapi Vina tetap mencoba kembali mengetahui dirinya sempat hampir menjadi pengangguran tak berguna.
Vina dan Raka terpaut 3 tahun saja. Gadis itu tidak suka memanggil Raka dengan embel-embel sopan. Berbanding terbalik jika memanggil Jean, sang kakak ipar kesayangannya.
"Loh, kamu ke sini sama siapa?" tanya Jean seusai adik iparnya itu melepas pelukan mautnya yang membuat Jean nyaris kehabisan napas.
"Sama Febri, hehe. Tapi dia agak nanti, katanya mau nyari sesuatu dulu."
"Oh begitu. Omong-omong, kamu sama Febri baik-baik aja, 'kan?" tanya Jean seraya berjalan bersama Vina menuju ruang tamu.
Gadis itu mengangguk. "Kami baik-baik aja kok, Bun. Itung-itung simulasi buat tinggal serumah sama calon istri nanti, sekaligus biar gak kaget sama tingkah absurd Febri yang kadang sulit ditebak kemauannya."
Jean dan Vina tergelak tawa. Sudah agak lama Jean tidak pernah bertemu adik iparnya tersebut, Jean cukup kaget oleh penampilan baru Vina yang menurutnya jauh lebih dewasa ketimbang sebelumnya.
"Gue gak bisa lama di sini, Bun. Nanti sore udah harus balik. Gue ke sini cuma mau kunjungin kakak-kakak kesayangan gue sama keponakan. Btw, Aiden ke mana Bun, biasanya pas gue ke sini dianya langsung rusuh?"
"Aiden pergi main ke rumah temen baru dia. Sebelah rumah ada yang nempatin, nah kebetulan banget tetangga baru kakak punya anak yang seumuran sama Aiden, jadinya sekarang sering mainan bareng."
Vina terkekeh geli mendengar penjelasan Jean. "Anaknya Raka sekali lepas langsung gak inget rumah ya, Bund? Padahal gue lewat di depan rumah tetangga baru Bunda, tapi kayaknya gak sadar dia."
"Ya, gitulah anak-anak. Kamu juga nanti bakal ngerasain rasanya jadi orangtua. Terus, rencana nikah kapan? Kakak nunggu sampai lumutan buat denger kamu bener-bener bakal nikahin Febri loh."
"Jujur Bun, sebenernya gue udah siap nikah sama Febri, tapi gue belum yakin kapan. Biaya jelas udah ada, umur juga udah mantap, tapi kadang masih ada keraguan buat jalani hubungan serius yang namanya pernikahan. Gue cuma parno semisal entar Febri gak bahagia sama gue. Jadinya bakal berakhir cerai. Buset, gue gak mau jalan hidup gue berakhir kayak alur sinetron di tv, gak mau," pekik Vina. Jean menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan celotehan konyol sang adik ipar.
"Pernikahan emang gak seenak yang kita pikirkan. Bahkan sesaat setelah kita punya anak, apa-apa bakalan repot kalau menghadapi anak yang kemauannya gak sesuai. Musti banyak kesabaran, jangan sampai berakhir bentak anak. Kehidupan pernikahan gak sama kayak kita masih sendiri. Apa-apa sendiri, semuanya sendiri. Setiap ada masalah, tidak semuanya harus diselesaikan dengan bentakan. Hubungan harmonis itu ketika saling mempercayai, bukan malah mencurigai. Kamu ketika punya masalah, selesaikan dengan kepala dingin. Jujur, kadang aku juga masih belum sempurna jadi Bunda sekaligus istri yang baik, tapi perlahan aku ubah semuanya, untukku, Raka dan juga Aiden. Kakak yakin kamu bisa. Jika ada masalah yang emang bikin kamu bimbang, dateng aja ke sini terus kita bicarain baik-baik."
Vina mengangguk paham. "Makasih pencerahannya. Tapi gue usahain semisal nanti hubungan gue sama Febri gak baik-baik aja. Gue bakal selesaiin pakai cara gue sendiri."
"Hm, bagus itu. Semangat, kamu pasti bisa jadi kepala keluarga buat keluarga kamu nanti," ucap Jean. Vina kemudian tersenyum.
ㅡNingning as Devina Anindhita Prayogo (dom)
ㅡGiselle as Febri Arabelle (sub)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prayogo Family
FanfictionHanya bercerita sedikit tentang kisah keluarga yang dipenuhi sekali dengan kehebohan di dalamnya. ㅡ Huang Renjun as Raka Andhi Prayogo (top) ㅡ Lee Jeno as Jeanzel Hatta Prawira (sub)