12. Bunda Sakit

1.4K 156 3
                                    

Nasib sial tampaknya terjadi kepada Jean. Pria manis itu jatuh demam sehabis pulang dari kantor Raka lalu memilih untuk bermain hujan bersama Aiden. Jean mana tega menolak permintaan putra manis satu-satunya yang paling ia sayangi?

Larangan suaminya saja tak digubris, lantas malamnya, terkena imbas sebab tak mau mendengar perintah Raka kalau Jean pada dasarnya mudah terserang demam jika tak tahan pada suhu 18-20°c.

Sore tadi hujan cukup deras, otomatis suhu udara pun meningkat drastis ditambah angin yang sangat kencang. Beruntung tak ada guntur meski sesekali menggelegar, tapi tak sampai berkali-kali.

Bagaimana dengan Aiden?

Raka bersyukur anaknya itu juga tak ikut-ikutan demam. Anak itu terlalu lincah seperti belut, tanpa takut kencangnya angin atau derasnya hujan yang turun, tetap bersenang-senang di depan pekarangan rumah kediaman mereka.

Itu tindakan berbahaya bagi anak sekecil Aiden. Tapi bujukan Jean membuat Raka bisa apa selain mengiyakan dan mengawasi dari teras rumah. Kadangkala memperingatkan Aiden supaya jauh dari pohon atau benda yang terbuat dari aluminium atau besi.

Hatchuu

Raka menghela napas kemudian menghapus cairan kental yang keluar dari dalam hidung sang istri. Ia bukannya tak senang merawat Jean, tapi ia tak bisa melihat kini pria yang sangat ia cintai terbaring lemah dengan suhu badan yang begitu panas.

Biasanya saat-saat seperti ini, mereka bertiga duduk diam di depan televisi sambil menikmati DVD kartun Boboiboy. Sebuah kartun berasal dari Malaysia yang banyak digemari oleh anak-anak karena katakternya yang menurut pandangan anak kecil sangat keren. Kebetulan Aiden sedang menyukai kartun tersebut setelah Spongebob, Uwa dan Rimba Indonesia, dan tentunya tak mau kalah ketinggalan seperti kesukaan anak-anak lainnya, Upin & Ipin.

"Ayah kalau capek istirahat aja sana, ini udah larut malem. Bunda udah gak papa kok," ucap Jean dengan suara lemah yang terdengar parau.

Untuk kesekian kali, Raka menggeleng. Ia menolak perintah Jean dan memilih tetap di tempatnya; duduk di pinggiran kasur.

"Ayaaah ... besok kerja 'kan? Tengah malem tuh, kalo terlambat yang nganter Aiden besok siapa? Aku juga bakal istirahat, tapi Ayah tidur di kamar lain dulu ya malem ini? sekiranya sampai aku bener-bener sembuh. Aku gak mau nanti kamu ikutan sakit."

"Gak," tolaknya dengan cepat. "Aku tidur di sini." Raka kemudian bangkit berdiri, berjalan memutar lalu menyibak selimut di sisi Jean yang kosong. Pria tampan itu memasukkan tubuhnya ke sana kemudian membawa pelan-pelan badan hangat Jean untuk dipeluk.

"Rakaaa ... iiiihh! nanti kamu bisa ketularan sakit! lepas gak, pindah kamar lain atau gak tidur sama Aiden sana. Aku beneran takut kamu sakit jugㅡ mphhtt!!!" Jean memekik bersamaan kedua mata sabitnya membulat. Raka menciumnya.

Pria itu terus memagut bibir kesukaannya dan berhasil membuat berontakan Jean melemah. Istrinya itu diam dan balik membalas cumbuannya, disertai lenguhan yang terdengar disela-sela.

Raka menjauhkan wajahnya. Memandang wajah cantik Jean yang tersipu dengan kedua pipi yang merona bertambah warnanya, apalagi bibir tebal itu mengkilap oleh air liur entah kepunyaan siapa.

"Sakit atau sehat, bercanda atau pura-pura, marah atau baikan, kita gak boleh pisah ranjang kecuali kalo kita LDR-an atau cerai, ngerti?"

Jean mengulas senyuman. Si manis kesayangan Raka sekaligus Bundanya Aiden itu memeluk badan suaminya dan menyembunyikan rona di pipinya yang kian bertambah saat sedang tersipu.

"Maaf buat ucapan aku tadi di kantor," cicit Jean pelan, terendam oleh dada Raka yang menahan suaranya.

"Aku gak ambil pusing soal itu. Aku sendiri maklum kalau ditusuk itu sakit, apalagi udah beberapa tahun kita gak main, 'kan? Pasti lubangnya sempㅡAKHH BUNDAAA!! Sakit, sakit, akhh!! nenen aku sakit!! Kok dicubit sih?!" pekik Raka seraya mengusap putingnya yang sehabis dicubit kencang oleh Jean.

"Ya habisnya kok ngomongnya gitu! Bodoamatlah, aku mau tidur." Jean membalikkan badannya menjadi memunggungi Raka di belakangnya.

"Bunda lagi sakit aja masih bisa ganas, kapan sih Bunda gak bisa buat gak ganas?"

"Pas punyamu nusuk dilubangku."

Raka terdiam membisu. Jean bisa frontal juga ternyata. Pria itu lantas tertawa lalu memeluk Jean dengan erat. Menciumi rambut hitam sang istri yang mempunyai aroma rasa vanila.

"Bun, punya Ayah beneran berdiri loh, sumpah gak boong."

"Bodo.amat." Kalimat Jean yang penuh penekanan seakan memperingati Raka untuk tidak berbuat macam-macam dengannya.

Itu membuat Raka meringis, sialnya lagi malah miliknya kini berkedut-kedut.

Huhuuu, help me, it's hurt ....

Prayogo FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang