🌹11

96.6K 2.6K 108
                                    

Happy Reading!

Mawar membuka matanya lalu melirik lengan tuan Revan yang memeluk tubuhnya.

"Mas_" Panggil Mawar namun tidak ada sahutan. Dengan berani Mawar berusaha menyingkirkan lengan tuan Revan dari tubuhnya.

"Akh_hmm" Jerit Mawar saat tubuhnya tiba-tiba dipeluk semakin erat.

"Mau ke mana?" Tanya Revan serak membuat Mawar menahan napasnya.

"Mawar?" Tegur Revan saat sang istri hanya diam saat ditanya.

"Lapar, mas." Ucap Mawar pelan membuat Revan melepas pelukannya lalu menyalakan lampu.

"Jam dua pagi." Gumam Revan lalu menatap ke arah Mawar. "Tunggu di sini, saya ambilin makanan." Ucap Revan namun Mawar segera menggeleng.

"Tapi mau bakso." ucap Mawar sembari memegang ujung piama tidur tuan Revan.

Revan berdecak lalu mengusap wajahnya. "Ini jam dua pagi, Mawar. Tidak ada yang jualan bakso." ucap Revan kesal.

"Ya sudah, nggak jadi." Ucap Mawar pelan lalu kembali berbaring setelah menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.

"Ck!" Revan berdecak lalu turun dari tempat tidur. "Saya cariin, tapi nggak janji ada yang jual." ucap Revan lalu melangkah mengambil jaket serta kunci mobil dan dompetnya.

Setelah mendengar pintu kamar yang dibuka kemudian ditutup. Mawar segera bangun dan turun dari tempat tidur. Sebaiknya ia menunggu di dapur sembari menyiapkan mangkuk dan segelas teh hangat.

Mangkuk dan segelas teh sudah siap, namun tuan Revan belum kembali juga. Mawar maklum, mungkin karena sudah jam dua pagi, akan sangat sulit mencari penjual bakso.

"Hoahhh" Mawar menutup mulutnya saat menguap. Ia mengantuk tapi nanti tuan Revan akan marah jika saat kembali dirinya malah tidur.

Mawar meminum teh yang ia buat. Meski sudah dingin karena terlalu lama didiamkan. Namun hal itu tidak membuat semangat Mawar untuk memakan bakso sirna.

"Shhh_" Mawar mendesis karena udara yang mendadak menjadi begitu dingin. Kenapa tuan Revan lama sekali.

"Kasian sekali tuan Revan. Pasti di luar sangat dingin. Harusnya aku tidak meminta bakso." Gumam Mawar lalu melipat tangannya di atas meja kemudian merebahkan kepalanya. Hingga tanpa terasa Mawar tertidur di meja makan.

Paginya, Revan membuka matanya lalu beranjak turun dari tempat tidur. Tadi malam ia memang berniat membeli bakso tapi ia pikir tidak akan ada yang jual jadi ia memilih untuk masuk dan tidur di kamar tamu. Lagipula, Mawar tidak mungkin menunggunya. Wanita itu pasti tidur saat ia pergi dan lupa akan keinginannya untuk makan bakso.

Revan membuka pintu kamar tamu lalu bergegas menuju kamarnya.

Ceklek

Revan mengernyit saat tak menemukan Mawar di dalam kamar. "Kemana wanita itu?" Kesal Revan lalu mengecek kamar mandi.

Tidak ada juga. Revan sudah mulai habis kesabaran. Ia melangkah keluar dari kamar.

"Tuan_ itu"

"Ada apa?" Tanya Revan tajam pada pelayan yang menghentikan langkahnya.

Menjadi Istri Tuan RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang