Happy Reading!
Ina dan Anwar saling pandang lalu menatap tamu mereka.
"Anda siapa?" tanya Ina ramah pada perempuan cantik yang beberapa menit lalu mengetuk pintu rumah.
"Saya Meysa, majikan putri kalian."
Ina dan Anwar kaget lalu dengan segera mempersilahkan tamu mereka untuk masuk dan duduk di ruang tamu sederhana rumah mereka.
"Maaf sebelumnya tapi apa putri kami baik-baik saja?" tanya Ina. Tidak mungkin majikan putrinya datang jika tidak ada sesuatu yang penting.
"I_iya" jawab Meysa serak dengan mata berkaca-kaca.
Ina melotot kaget. "Kenapa anda sedih?"
"Bagaimana saya bisa tidak sedih setelah rumah tangga yang saya bina selama dua tahun berakhir begitu saja." ucap Meysa membuat Ina dan Anwar kembali saling pandang.
"Mawar_" Meysa menahan perkataannya lalu mulai menangis. "Telah merebut suami saya hiks." lanjut Meysa membuat Ina menggeleng. Putrinya tidak mungkin melakukan hal seperti itu.
"Maaf tapi putri kami tidak mungkin melakukan hal jahat seperti itu." Ucap Ina tak terima begitupun dengan Anwar yang menyetujui perkataan istrinya.
Meysa menggeleng lalu mengeluarkan foto dirinya dan Revan. "Ini adalah suami saya yang kini telah menikah dengan putri kalian." ucap Meysa. Ia juga dengan sengaja memperlihatkan foto Mawar dan Revan yang sedang asyik belanja di mall.
"Itu tidak mungkin." Bantah Ina yang tidak terima dengan fakta yang ia lihat.
Meysa menghapus air matanya. "Jika kalian menuduh saya berbohong lalu ke mana lagi saya harus pergi untuk meminta keadilan?" tanya Meysa serak lalu menghela napas.
"Saya membawa Mawar ke rumah untuk bekerja. Saya bahkan telah memberikan uang untuk pengobatan anak kalian, Arga. Tapi Mawar malah mengkhianati kepercayaan saya dengan menggoda suami saya." ucap Meysa penuh kesedihan dan kekecewaan.
"Mawar tidak akan melakukan itu." Gumam Ina masih berusaha mempercayai putrinya.
"Jika apa yang anda katakan benar harusnya Mawar akan pulang dan memberitahu kami tentang pernikahannya." ucap Anwar membuat Meysa terdenyum licik tanpa diketahui oleh siapapun.
"Seorang pencuri tidak akan mengaku jika dirinya adalah pencuri." ucap Meysa membuat tubuh Ina dan Anwar melemas.
"Kebahagian saya direbut oleh orang yang ingin saya bantu." ucap Meysa lirih lalu mendongak seolah berusaha menahan air matanya.
"Suami saya adalah orang yang sangat setia tapi setelah Mawar datang semuanya berubah. Saya yakin Mawar telah menggoda suami saya dan menjebaknya dalam sebuah kehamilan."
"Apa?"Ina kaget begitupun dengan Anwar. Mawar hamil? Kenapa hal sebesar ini bisa disembunyikan dari mereka.
Meysa mengangguk. "Jika menjadi saya, apa yang akan kalian lakukan?" tanya Meysa pelan membuat Ina segera mendekati wanita yang suaminya telah direbut oleh putrinya itu.
"Maafkan kami, ini adalah kesalahan kami yang tidak becus mendidik seorang anak. Tolong maafkan Mawar, anak itu_ kami akan menegurnya." ucap Ina membuat Meysa mengangguk.
"Tolong bantu saya. Saya hanya ingin suami saya kembali." ucap Meysa berderai air mata membuat Ina menatap suaminya. Sebenarnya kesalahan seperti apa yang ia dan suaminya lakukan di masa lalu hingga diberi hukuman seperti ini.
Mawar, anak itu telah mempermalukan keluarganya. Karena meskipun miskin dan hidup serba kekurangan, Ina dan Anwar selalu menanamkan nilai moral pada kedua anaknya.
'Mama kecewa, Mawar' batin Ina yang kini telah meneteskan air mata. Bagaiman bisa putrinya itu memberikan penderitaan pada wanita yang telah membantu membiayai pengobatan adiknya sendiri.
Meysa tersenyum manis mengingat momen pertemuannya dengan keluarga Mawar tadi. Mungkin apa yang ia lakukan tidak akan berdampak besar tapi setidaknya cukup untuk mengguncang pelacur kecil seperti Mawar.
"Dari mana?" Tanya Eva yang melihat kedatangan putrinya.
Meysa melangkah mendekati mamanya dan ikut duduk di sofa. "Melancarkan serangan pertama." Ucap Meysa dengan senyum angkuh membuat Eva menghela napas.
"Sudah mama bilang untuk tidak melakukan itu."Ucap Eva membuat Meysa berdecak.
"Bukankah mama akan selalu menduduk Meysa? Lalu kenapa sekarang mama berkata seperti itu." Tanya Meysa kesal membuat Eva memijat kepalanya.
"Dasar bodoh. Serangan kecil yang kau lakukan tidak akan berarti apa-apa." bentak Eva lalu menunjuk ke arah pintu. "Tapi ya, harus mama katakan sebaiknya kau pergi sejauh mungkin sebelum Revan datang dan membuat perhitungan."
Meysa melotot kaget. Benar juga. Revan pasti akan datang dan membalasnya atas apa yang ia lakukan.
"Ck! Seharusnya kau dengarkan mama. Jangan buang waktu untuk pembalasan kecil. Karena itu hanya akan berakibat buruk bagi kita." Ucap eva lalu berdiri.
"Mama mau ke mana?" tanya Meysa panik.
"Mencari orang yang bisa melindungimu." Jawab Eva lalu melangkah pergi.
Dan di sinilah mereka sekarang, di sebuah kamar yang ada di club malam.
"Mama menunggu siapa?" tanya Meysa bingung.
"Burhan, dia adalah pengusaha kaya di kota ini." jawab Eva membuat Meysa melotot.
"Untuk apa mama menunggunya?" tanya Meysa bingung.
Eva menatap putrinya lalu tersenyum manis. "Sudah lama kita tidak menghasilkan uang, sekarang saatnya kau melakukan sesuatu sebelum kita benar-benar jatuh miskin." ucap Eva lalu merapikan rambut putrinya.
"Burhan adalah pria tua yang sangat kaya, memang tidak sekaya Revan dan keluarganya namun mama yakin Revan juga tidak akan berani mengusik pria tua itu." ucap Eva lalu mendorong tubuh Meysa untuk duduk di atas tempat tidur.
"Layani Burhan malam ini, rayu pria tua itu agar menjadikanmu simpanannya dan dengan begitu kita akan mendapatkan uang dan juga perlindungannya." ucap Eva membuat Meysa melotot lalu segera berdiri. Ia memang tidak suci lagi tapi bukan berarti dia mau bermain dengan pria tua.
"Mama gila. Aku tidak mau."Tolak Meysa membuat Eva berdecak.
"Lakukan saja! Kita tidak punya pilihan lain. Dia memang tua tapi setidaknya ia punya apa yang kita butuhkan." ucap Eva lalu menarik napas kemudian menghembuskannya pelan.
"Mama yakin kau akan menyukai pria tua itu nanti. Permainannya tidak kalah dengan Revan, Danu atau pria lain yang pernah tidur denganmu." bujuk Eva membuat Meysa membuang muka.
Eva kembali tersenyum. Ia harus meyakinkan putrinya sebelum laki-laki tua itu datang.
"Lagipula apa yang kau harapkan? Walau Revan dan jalang itu berpisah, Revan tidak akan kembali padamu. Tapi setidaknya kita harus membalas perbuatan mereka dengan cara yang kejam." ucap Eva membuat kedua tangan Meysa mengepal. Mamanya benar. Sebenarnya ia tak begitu mengharapkan Revan lagi. Ia hanya ingin membuat Revan dan jalangnya itu tidak bahagia.
"Karena itu, keluarkan kemampuanmu dan layani Burhan dengan baik."Bisik Eva dengan senyum penuh kemenangan.
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istri Tuan Revan
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Sinopsis : Mawar seorang gadis berusia 18 tahun yang masuk sebagai pelayan dan berubah menjadi istri tuannya.