Happy Reading!
Mawar membawa kopi buatannya memasuki kamar lalu perlahan mendekati tuan Revan.
"Mas_"
Revan mendongak dan menatap istrinya membuat Mawar tersenyum lalu memperlihatkan kopi yang ia bawa.
"Mau kopi?" Tawar Mawar membuat Revan diam kemudian kembali melihat ke arah laptopnya.
Tubuh Mawar membeku. Apa tuan Revan sangat marah.
"Kopinya__"
"Letakkan saja di sana!" titah Revan dingin tanpa menoleh.
Mawar berusaha tersenyum lalu meletakkan kopi di atas meja.
"Mas, aku ingin bic___"
"Mawar, aku sedang bekerja. Pergilah dan jangan ganggu aku!" ucap Revan memandang Mawar tajam.
Mawar mengangguk pelan. "Aa_maaf" Ucap Mawar lalu berjalan menjauh.
Mawar berjalan menuju halaman belakang lalu duduk di kursi. Ia memandang taman bunga milik mertuanya. Bolehkah Mawar menyebutnya mertua sedang mungkin ia bukan seorang istri. Mana mungkin tuan Revan serius dengan pernikahan mereka. Kehamilannya adalah satu-satunya alasan ia dinikahi dan bisa saja suatu saat ia dibuang.
"Aku tidak bisa terus bergantung dengan tuan Revan." Ucap Mawar. Bagaimana jika ia diceraikan dan saat itu ia tidak punya uang. Bukankah semuanya akan menjadi masalah baru.
Mawar bangkit dan berjalan menuju dapur. Ia membuka gudang penyimpanan bahan makanan lalu mengambil beberapa bahan untuk membuat kue. Mawar akan membuat kue lalu menitipkannya di warung-warung. Nanti jika uangnya kembali baru ia akan mengganti bahan yang ia ambil dari gudang.
"Nyonya, apa yang nyonya lakukan?" Tanya seorang pelayan saat melihat Mawar membawa beberapa bahan untuk membuat kue.
"Aku mau membuat kue." Ucap Mawar membuat sang pelayan bergegas membantu.
"Nyonya bisa memanggil saya atau pelayan lain untuk membantu."
Mawar tersenyum lalu meletakkan semua bahan di atas meja.
"Mau saya bantu nyonya? Nyonya ingin membuat kue apa?"
Mawar segera menggeleng. Kuenyakan ingin ia jual. Jadi sebaiknya tidak melibatkan siapapun.
"Tidak, terima kasih. Pergilah dan lakukan pekerjaanmu." Ucap Mawar membuat pelayan tadi mengangguk.
"Baiklah. Jika nyonya butuh bantuan apapun jangan sungkan untuk memanggil saya."
"Iya." ucap Mawar lalu mulai menyiapkan peralatan membuat kue.
Sedang di kamar, Revan sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia melirik kopi yang dibuat oleh Mawar lalu meminumnya meskipun sudah dingin. Merasa sedikit bersalah, Revan memutuskan untuk keluar dan mencari istrinya.
"Apa kau melihat istriku?" Tanya Revan pada seorang pelayan.
"Nyonya sedang membuat kue di dapur, tuan." Kebetulan pelayan yang ditanya oleh Revan adalah pelayan yang sama yang membantu Mawar di dapur tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istri Tuan Revan
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Sinopsis : Mawar seorang gadis berusia 18 tahun yang masuk sebagai pelayan dan berubah menjadi istri tuannya.