🌹13

88.6K 2.5K 49
                                    

Happy Reading!

Revan turun dari mobilnya lalu melangkah angkuh memasuki rumah yang pernah ia tinggali itu.

Brakk

Pintu rumah terbuka dengan sekali tendangan oleh bodyguard yang Revan bawa.

Eva yang sedang duduk di ruang tamu segera berdiri. Ia begitu kaget karena kedatangan mantan menantunya itu

"Di mana Meysa?" tanya Revan dingin membuat Eva menahan napas. Ia melirik ke arah sebuah pintu.

"Meysa sedang bekerja, Revan. Dia tidak ada di rumah." ucap Eva membuat Revan menatap wanita paruh baya itu tajam. Ia tahu bahwa mantan mertuanya itu berbohong. Karena itu Revan langsung melangkah menuju sebuah kamar.

"Revan tunggu nak! Meysa benar-benar tidak ada di rumah." cegah Eva membuat anak buah Revan segera menahan tubuh wanita paruh baya itu.

"Revan, Meysa tidak ada di rumah." Teriak Eva keras membuat Revan semakin yakin jika ada seseorang yang berada di dalam kamar tamu.

Brakk

Revan tersenyum sinis saat melihat mantan istrinya sedang bercinta dengan seorang pria.

Sedang Meysa langsung mencari selimut untuk menutupi dirinya.

"Sa_sayang, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku__" Meysa tergagap sembari menatap ke arah Danu yang sedang berpakaian.

Revan melangkah mendekati Meysa, lalu_

Plakk

Meysa mengelus pipinya yang baru saja ditampar. Sepertinya mantan suaminya itu benar-benar marah. Terlihat sekali wajahnya menunjukkan amarah yang sangat besar.

'Apa Revan ingin kembali bersamaku dan marah karena melihat Danu?' Batin Meysa.

"Sayang, aku bisa jelaskan. Dia__" Meysa menunjuk ke arah Danu. "Memaksaku. Dia mengancamku, jika aku tidak mau maka dia akan membunuhku." Ucap Meysa membuat Revan mengepalkan tangannya.

"Seret pria itu dari sini!" Titah Revan membuat Meysa tersenyum. Sepertinya tebakannya benar. Revan ingin kembali bersama dengan dirinya.

Dua anak buah Revan segera menyeret Danu keluar dari sana.

"Lepasss! Dia bohong. Meysa kau__ dasar jalang." Maki Danu sebelum ia hilang diseret oleh anak buah Revan.

Sedang Eva langsung mengedipkan matanya kearah putrinya kemudian menutup pintu lalu melangkah menjauh. Ini adalah kesempatan yang bagus. Jika putrinya kembali bersama Revan, maka mereka bisa kembali kaya raya.

Meysa tersenyum lalu menurunkan selimut yang menutupi tubuhnya. "Aku tahu kau tidak akan bisa meninggalkanku, Revan." ucap Meysa membuat Revan melangkah mendekat.

"Aku tahu kau masih mencin__"

Plakk

Meysa melotot kaget saat pipinya kembali ditampar.

"Murahan!" Ucap Revan sinis membuat Meysa menggeleng.

"Tidak Revan. Percayalah_ aku dipaksa." Ucap Meysa yang bergerak mendekati Revan.

Menjadi Istri Tuan RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang