5. MEET UP

382 42 7
                                    

***
🌵

Tujuh tahun tentu bukan waktu yang singkat, ada banyak hal yang tentu saja tidak mereka ketahui tentang perkembangan Danny. Makanan apa yang disuka dan tidak disukai Danny. Hal-hal yang membuatnya sedih atau gembira. Pelajaran apa yang paling Danny kuasai. Olah raga apa yang biasa Danny lakukan di pagi hari. Atau hal-hal kecil seperti kebiasaan Danny sebelum tidur atau saat bangun pagi. Tidak ada satupun dari itu yang Vinn dan Noel ketahui.

Tidak ada alasan bagi Vinn untuk mencari tau itu semua sampai akhirnya dia mendapatkan sebuah panggilan dari sekolah Danny. Mereka bilang, Danny dan kedua temannya hilang saat kegiatan jelajah malam di hutan. Awalnya Vinn biasa saja, hanya sedikit panik, ya, hanya sedikit.

Hal yang Vinn lakukan saat itu hanyalah menghubungi Noel. Memberi taunya semua informasi yang telah disampaikan pihak sekolah kepadanya. Diluar dugaan, reaksi Noel ternyata jauh berbanding terbalik dari Vinn.

Noel panik, cemas, juga takut. Setelah banyak hal yang dia alami selama perjalanan belajar hingga resmi menjadi dokter, Noel banyak bertemu dengan pasien dengan bermacam-macam umur. Termasuk juga pasien berumur hampir sama dengan adiknya, Danny.

Bukan hanya sekali dua kali dia ingin mencoba menghubungi Danny. Namun karena kesibukan dan juga gengsinya yang tinggi, membuatnya terus mengurungkan niat itu hingga saat ini.

Orang pertama yang Noel hubungi setibanya Danny dan kedua sahabatnya tiba di rumah sakit adalah Vinn. Noel bilang, dia tidak bisa masuk ruang oprasi karena untuk berdiri tegap saja rasanya sulit. Perasaan cemas, marah dan juga rasa bersalah membuatnya bersikap bodoh.

Wajah pucat pasi Danny, ditambah lagi dengan darah kering di hidung Danny, belum lagi kondisi kakinya yang cukup memprihatinkan membuat Noel frustasi. Menyesal, sungguh jika ada ungkapan lain melibihi kata itu mungkin itulah yang Noel rasakan saat itu.

"Aku ingin membawa Danny pulang ke rumah."

"Rumah yang mana? Rumahku adalah rumah Danny juga!" Jawab Vinn ketus.

"Rumah Danny, rumah yang menjadi saksi bisu pertumbuhan Danny hingga saat ini." Max tidak takut. Jika harus melawan Vinn saat ini, dia yakin mampu.

"Tidak! Danny tetap akan pulang ke rumahku!" Balas Vinn tak mau kalah.

"Kita tanya saja Danny nanti saat dia sudah sadar."

"Max, hentikan. Kau sudah setuju untuk membujuk Danny agar mau tinggal bersama kami kan?" Noel akhirnya angkat bicara. Melihat Max dan kakaknya bertengkar lama-lama rasanya menakutkan juga.

"Aku menyetujui permintaanmu tadi sebelum aku melihat dengan mata kepalaku sendiri apa yang kakakmu lakukan kepada Danny. Kalian seharusnya berusaha mengambil hatinya, bukannya malah menyiksanya."

"Jaga ucapanmu Max!" Vinn meninggikan suaranya. "Aku tidak sengaja melakukan itu. Jika aku tau Danny tidak bisa makan seafood tentu aku tidak akan memaksanya makan bubur itu."

"Ahh tidak tau ya." Max tersenyum mengejek.

Max, pria berusia 56 tahun ini sudah ada bersama keluarga mereka sejak Danny masih berusia lima tahun. Artinya, Vinn dan Noel juga sudah mengenal Max sejak lama. Bahkan sebelum kedua orang tua Danny pergi mengejar ambisi aneh mereka.

Saat kedua kakak Danny memutuskan untuk pergi juga dari rumah itu, maka Max lah yang menjaga dan membesarkan Danny hingga saat ini.

"Tidak ada satupun hal yang kau tau tentang Danny, Vinn. Jadi lebih baik biar aku saja yang menjaganya. Kau, dan juga kau, Noel." Max menunjuk Vinn dan Noel tepat di hadapan wajah mereka. "Jalanilah hidup kalian seperti biasanya. Tidak perlu mengganggu Danny. Dia sudah bahagia dengan kehidupannya saat ini."

O - THE BEGINNING [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang