32. SEA OF HOPE

190 14 34
                                    

***

4000 kata. hehe





"Daddy..... Mommy.....!" Suara nyaring gadis kecil itu menarik perhatian beberapa orang yang sedang berbicara serius di teras rumah.

"Ada apa sayang? Bisakah kau tidak berteriak?" Gadis itu tersenyum, tatapan matanya berbinar cerah syarat akan kebahagiaan.

"Kelopak mata Danny bergerak-gerak!" Katanya kegirangan. "Aku tidak bohong!" Lanjutnya lagi.

Reegan membelai rambut panjang putrinya penuh kasih sayang. Segera dia bangkit dari posisinya menuju ke dalam kamar. Dia tidak sendiri, putri kecilnya terus mengekor ke manapun dia pergi. Sementara Elle hanya bisa mengantar kepergian dua orang itu dengan penuh harap.

"Danny akan segera bangun, iya kan dad?" Kedua mata Anne mengerjap pelan. Dia dekatkan bibirnya pada wajah tirus Danny, lantas dia beri hadiah kecupan cukup panjang di sudur bibir abang kesayangannya ini. "I miss you Danny. Cepatlah bangun!" katanya lirih.

"Anne tidak suka benda ini." Tunjuk Anne pada ventilator yang terselip di antara mulut Danny. Kata gadis kecil itu, dia jadi tidak leluasa mencium bibir abangnya yang satu ini.

"Setelah keadaannya membaik alat ini akan daddy lepas." Reegan menurunkan tubuh Anne di atas lantai, tadi bocah itu nekat menaiki brankar Danny dengan menaiki kursi.

"Daddy minta tolong, bisa kan?" Anne mengangguk lucu. Dia selipkan poni panjangnya di balik telinga dengan tangan kecilnya. "Tolong panggil mommy ke sini! Okey."

Dengan riang bocah itu kembali berlari ke luar ruangan. Di teras kamar Danny, ada mommy, paman Tan, dan juga adiknya Mosses yang sedang menikmati cemilan pagi.

"Mommy! Dad memanggil mommy!" Kata Anne begitu dia sudah ada di dekat Elle. Anne memang sudah diajarkan tata krama ala timur meskipun sejak kecil dia tinggal di luar negeri. Jadi sebisa mungkin Anne harus terbiasa dengan sopan santun sejak dini.

"Kalau begitu Anne tunggu di sini, temani Mosses dan paman Tan. Ingat pesan daddy kan, dilarang ada yang masuk ke dalam kamar Danny apabila sudah ada dua orang di dalam." Elle membelai kepala Anne pelan, ibu muda itu berharap putrinya mau menuruti perintahnya.

Maklum saja, selama satu bulan ini hampir setiap hari Anne lah orang yang selalu ada di dekat Danny. Dia bahkan punya kasur lipat yang akan ditaruh di dekat brankar Danny saat dia tidur di malam hari. Anne akan menceritakan banyak hal random yang dia lakukan selama dia ada di LA. Tak jarang juga Anne membacakan cerita anak-anak yang dibacanya asal dari buku kesukaannya.

"Iya mommy, Anne di sini saja bersama paman dan Mosses." Dia tampak sedikit kecewa, namun gadis itu tidak akan memberontak. Bocah berumur 5 tahun itu tau, daddy dan mommy nya butuh waktu untuk bicara berdua saja.

"Gadis pintar, Danny pasti senang begitu melihat adik kecilnya tumbuh menjadi anak gadis yang cantik dan baik seperti ini." Tan ikut menanggapi, dia raih Anne ke dalam pelukannya sambil sesekali memberi ciuman kecil di pipi gembilnya.

Sementara Elle, dia sudah berjalan cepat menuju kamar adik yang lebih sering memanggilnya dengan sebutan mommy. Elle sudah berjanji tidak akan jauh-jauh dari Danny sampai dia sehat kembali. Bahkan jika dia boleh memilih, Elle lebih senang bersama Danny 24/7 tanpa perlu digantikan.

Elle memelankan langkahnya begitu menginjak pembatas pintu masuk. Dilihatnya Reegan, sedang duduk sambil mencatat sesuatu di buku biru miliknya. Walaupun gerakan-gerakan kecil seperti jemari, kelopak mata, atau sudut bibir sering kali terjadi, namun sejauh ini gerakan kecil itu belum juga menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Gerakan itu seolah hanya ditujukan untuk memberi tau semua keluarga dan sahabatnya bahwa suatu saat dia akan kembali berkumpul bersama mereka.

O - THE BEGINNING [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang