35. TILL WE MEET AGAIN

207 15 55
                                    

***

Mohon dibaca dengan hati gembira ^^







Miracle, nama panti asuhan yang sudah lima tahun dikelola oleh keluarga Oxley. Di sana ada lebih dari tiga puluh anak yang dirawat dengan penuh kasih sayang. Daniel juga sering berkunjung, membawa buku bacaan baru dan juga semua makanan yang anak-anak panti mau.

"Danny lihat mereka, lucu sekali!" Celoteh Anne, rambut kudanya bergoyang ke sembarang arah, karena polah tingkah Anne yang tidak bisa duduk dengan tenang.

Dua bayi lucu sedang digendong oleh daddy dan mommy nya. Dilihat dari posisi Anne dan Danny saat ini, kedua bayi lucu itu sepertinya berjenis kelamin laki-laki.

Dua kakak beradik itu sedang beristirahat di bawah pohon setelah melakoni berbagai macam kegiatan bersama anak-anak panti. Beberapa orang masih terlihat sibuk bekerja, begitu juga dengan kedua sahabat Danny yang masih tidak terlihat batang hidungnya.

Sementara Danny, dia harus rela diseret oleh adik kecil cantiknya ini. Anne bilang beristirahat sebentar adalah pilihan yang paling benar.

"Anne ingin punya adik lagi hummm?" Tanya Danny lembut, tangannya bergerak mengambil tissue, lalu segera dia bersihkan remahan biskuit yang tercecer di sekitaran baju Anne yang berwarna biru.

"Anne sudah punya Mosses dan Danny, itu sudah cukup."

"Danny bukan seorang adik." Kata Danny mencoba menjelaskan.

"Tapi Danny lucu, sama lucunya dengan adik bayi." Jawab Anne polos. Danny tersenyum saja mendengar jawaban Anne yang entah mengapa terdengar lucu di telinganya.

"Mosses juga masih sangat kecil, kasihan kalau mommy harus memiliki bayi lagi." Jawab Anne sok bijak.

Danny terkekeh, adik perempuannya ini memang sangat cerdas. Diusianya yang masih dini, Anne sudah bisa diajak komunikasi dengan baik.

"Baiklah, Danny mengerti." Danny membelai rambut Anne penuh kasih. Sedari tadi Anne ikut bermain bersama-sama anak panti. Berlarian, bermain petak umpet, lompat tali dan masih banyak lagi. Lihat saja rambut lepek dan pakaiannya yang sudah kotor sana sini. Menandakan bahwa gadis cilik itu bergerak aktif sejak tadi.

"Ouhh... Danny, you okey?" Anne panik bukan main. Mereka sedang beristirahat di bawah pohon rindang dengan damai hingga tiba-tiba cairan kental merembes dengan lancang dari lubang hidung abangnya. "Tunggu di sini, Anne panggil daddy!"

"I'm fine, Anne. Anne don't.....!" Gadis cilik itu tetap berlari, tidak perduli dengan teriakan Danny. "Ugh.. sial...." Kenapa harus seperti ini lagi, Danny benar-benar dibuat frustasi dengan kesehatannya sendiri.

Beruntung cairan amis itu berhenti tepat sebelum daddy dan abangnya sampai di sini. Jika tidak, bisa dipastikan mereka berdua sudah menyeret Danny untuk dibawa paksa ke rumah sakit lagi.

"Pusing, heummm?" Tanya Reegan dengan sabar. Dia tidak akan menekan Danny, apalagi membuatnya ketakutan dan khawatir seperti yang selama ini terjadi. "Biar dad bersihkan kedua tanganmu." Dengan telaten Reegan membersihkan sisa-sisa darah di kedua tangan Danny. Sementara Vinn hanya terdiam kaku, berusaha meredam amarah yang siap meletus tak kenal waktu.

"Bang, bawa Danny masuk dulu, dia harus ganti baju!" Kata Vinn, nada suaranya tidak sedingin biasanya, pasti karena Vinn takut Reegan marah.

"Persiapan makan siang sudah hampir selesai, setelah ini semua anak dan tamu undangan akan makan bersama. Jadi ayo dad bantu ganti baju, Danny mau ikut bergabung makan siang bersama mereka juga kan?" Danny mengangguk. Merasa lega karena tidak mendapat omelan dari daddy dan abangnya.

O - THE BEGINNING [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang