9. Siang bolong

38 9 6
                                    

Chapter Sembilan : Siang Bolong

"Bersama-sama adalah awal; menjaga kebersamaan adalah kemajuan; bekerja sama adalah sukses." — Henry Ford

HAPPY READING <3

***

"Apa yang lo paling suka dari gue?" tanya Kara antusias.

"Your lips.." Raga menjawab dengan gamblang, lalu dilanjut "Your personality, your kindness, your beauty—"               

Kara tertegun, "Mesum lo!" teriaknya memukul dada Raga.

"Kenapa lips nya yang paling depan di sebut, sih?" gemas Kara.

"Karena cantik." balas Raga.

Keduanya saling tatap, sumpah Kara ga bisa diginiin! Mata Raga selalu bisa membuat Kara dalam sekejap hilang konsentrasi, fun fact mata milik Raga selalu terasa menenangkan.

Tapi entah ini gila atau semacamnya, tiba-tiba kepalanya maju lebih dekat, mengecup bibir Raga dengan mata membulat tak percaya. Dia yang berbuat namun dia juga yang terkejut bukan main.

Kepala Raga tetap diam di tempatnya, namun dengan tidak malu kepalanya— ARGGH! ini sulit dijelaskan, intinya dia MALU, M.A.L.U.

"Raga, kayanya gue makin suka sama lo, deh." lebih diluar akal, pengakuan macam apa yang diutarakan tanpa pikir panjang ini wahai Kara.

Shock dengan tingkah lakunya yang terkesan tak berpikir panjang, keterkejutannya membuktikan bahwa hati dan otak Kara memang tidak sejalan. Raga masih diam seperti tadi, ujung bibirnya tertarik menciptakan seutas senyuman.

"Siapa yang mesum sekarang?" ejek Raga didekat telinganya, membuat seperkian rasa malu Kara tak terbendungkan lagi.

Lo apa-apaan, Kara!

Kara malu hingga tak bisa berkata, dia langsung memeluk Raga dan menenggelamkan sisa kewarasannya disana.

"Gamau lepas?" kata Raga bersamaan dengan tangannya yang menarik pinggang Kara lembut untuk menjauh.

Kara menahan dengan jauh lebih erat dan melingkarkan kedua tangannya pada leher cowok itu. "Maluuuu, Raga."

Tak ada sautan, tapi bisikan Raga seketika membuat Kara meremang. "You're so naughty," ucapnya balik memeluk pinggang ramping Kara, memberi usapan-usapan lembut disana.

"Mau cium lagi bol—"

Bruss!

"BRENGSHAKE DINGINNNN!!!!!!!!"

Hasil dari mimpi siangnya yang indah Kara mendapat guyuran air mineral setengah beku milik Amara, dia kembali ke dunia dengan wajah merah dan rasa malu yang terasa amat nyata.

"Eh lo kenapa?" tanya Amara.

"Gapapa gue."

"Airnya dingin tapi muka lo jadi merah. Lo alergi dingin??!" ucap Amara histeris mulai merasa bersalah.

The Cheerful Girl : CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang