/prolog

129 13 1
                                    

Cinta pertama adalah perasaan membekas yang hampir tidak mungkin menghilang dan akan menjadi kenangan bagi setiap orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta pertama adalah perasaan membekas yang hampir tidak mungkin menghilang dan akan menjadi kenangan bagi setiap orang.

Aku— anak lelaki berusia 7 tahun, menatap pada siluet anak perempuan berambut sebahu. Matanya nyaris keluar sebab tak berkedip memandangi objek dihadapannya. Degup ini, degup jantung tak karuan yang pertama kali aku rasakan.

Lalu ketika aku memberanikan diri mendekat, dia menoleh seolah menyadari keberadaanku. Alisku beradu kecewa saat dia bersembunyi dibalik kaki oma Melisa. Bukan Melisa saja yang kian dibuat jatuh cinta dengan lucunya dia, tetapi aku juga.

"Tidak apa-apa, Amel. Kakak ini baik, dia anak tante cantik." ucap Melisa membangun sisi berani gadis kecil itu. Semburat merah tomat muncul di kedua pipi saat dia menatapku. Hatinya tak karuan, bolehkan anak lelaki berusia 7 tahun merasakan hal ini?

"Kamu, anak tante cantik?" tanyanya ragu sembari mendekat dengan suara lembut.

Kakiku terasa kebas, aku hanya mengangguk dan memandangi wajahnya yang bersemu merah alami, untung saja aku tidak berubah menjadi agar-agar.

"Halo aku Caramel. Bisa dipanggil, Amel." aku menatap tangannya yang tersodor di depanku, dengan ragu ku jabat tangan kecil gadis itu.

"Kara. Aku mau memanggilmu Kara."

Dan benar saja, cinta ini rasanya takkan hilang. Cinta pertamanya membekas dan kian membuncah hingga detik ini.

The Cheerful Girl : CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang