I|I
Aku merasa menyesal karena kurang berhati-hati saat memakai cincin hadiah pemberian dari kak Abian di ulang tahunku tahun lalu. Karena kecerobohanku, lihatlah sekarang seperti apa kondisi cincin berbentuk daun yang dilengkapi dengan bentuk bunga ini!
Cincin yang memang mempunyai dua ujung dengan ujung yang tidak saling menyatu itu sekarang menjadi sedikit bengkok. Dan bodohnya aku baru saja menyadarinya, padahal cincin itu selalu aku pakai kemana-mana.
Aku harus memperbaikinya dengan segera sebelum kak Abian juga menyadarinya. Tapi beberapa kali aku mencobanya, cincin itu tidak kunjung juga menjadi seperti semula. Yang ada justru bengkoknya lebih parah daripada sebelumnya.
Ini cukup membuatku frustasi.
Tidak ada cara lain lagi yang terlintas di pikiranku selain meminta tolong pada kak Alaska. Kak Alaska pasti bisa memperbaikinya, aku yakin karena sebelumnya ia juga pernah membenarkan cincinku yang lain yang sempat bengkok karena kecerobohanku juga.
Sekarang aku benar-benar menaruh harap pada kak Alaska.
Belum sempat aku mengetuk pintu kamar kak Alaska, tapi kak Alaska sudah lebih dulu membuka pintu kamarnya. Aku terkejut karenanya, begitupun dengan kak Alaska yang bahkan sampai memelototkan mata sipitnya itu.
"Ngagetin aja sih, Ra," tutur kak Alaska sambil menutup pintu kamarnya. "Ada apa, nih sampai ke kamar kakak?" tanyanya dengan sebelah alisnya yang terangkat.
"Mau minta tolong, kak," jawabku cepat.
"Minta tolong apa?"
Aku tidak berkata-kata lagi. Aku hanya menyodorkan cincinku pada kak Alaska.
Cincin itu segera kak Alaska ambil sambil menatapku bingung. "Ini bukannya cincin hadiah ulang tahun dari kak Abian?" kak Alaska melirik kearahku, dan aku hanya mengangguk lemas sambil menggigit bibir bawahku.
"Kok ya, bisa sampai bengkok begini, Ra?" kak Alaska menggelengkan kepalanya heran setelah menyadari kondisi cincinku itu. "Cincin mahal ini," tuturnya lagi. "Ini kalo kakak jadi kak Abian terus tau masalah ini, kakak jitak kamu, dek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Erlangga | Na Jaemin
FanfictionContent warning(s) ; Physical touch, kissing, cuddle, harsh word, sensitive topic, etc. Dia Erlangga, si pecinta fotografi yang memiliki senyum paling menawan. Selayaknya foto-foto yang selalu dia abadikan, aku juga akan membuat kisahnya abadi agar...