Episode 08 : My Youth

648 59 17
                                    

I|I

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I|I

Melihat keempat temannya sudah turun dari atas motornya masing-masing, tidak membuat Erlangga bergerak dari atas motornya. Lelaki itu terus duduk terdiam disana.

"Kantin dulu, yok sambil main game sekalian!" Gemal mulai menggoda teman-temannya dengan seringainya.

"Gas!"

"Ayo, lah!"

Sakala, dan Yanuar kompak menjawab dengan penuh semangat. Berbeda dengan Erlangga, dan Deska yang terlihat tidak tertarik.

Gemal yang menyadari itu, menatap bingung keduanya. "Heh, lo berdua nggak mau ikut?"

Deska menggeleng tidak tertarik. "Kalian aja sono yang main!" ujarnya.

"Kak Er, gimana?"

"Gue juga males."

Setelah menjawab pertanyaan Yanuar, Erlangga mengambil ponsel disaku hoodie-nya untuk melihat jam yang ternyata sudah menunjukan pukul enam lebih lima puluh menit.

Sudah jam segini, tapi Erlangga tidak kunjung melihat kedatangan Alaska, dan Adhara. Motor Alaska juga tidak ada di tempat parkir biasanya, tepat disamping motor Erlangga. Ini artinya Alaska, dan Adhara belum juga sampai di sekolahan.

"Jangan bilang kak Erlangga mau disini aja buat nungguin Adhara?"

Mereka berempat, terutama Erlangga langsung menatap Sakala yang bertanya dengan raut polosnya. Setelah itu mereka menatap Erlangga tidak kalah kompaknya.

Erlangga sempat tersenyum kecil karenanya. "Iya. Kenapa?" Erlangga mengaku tanpa ragu.

Gemal malah melotot. "Wait, wait  wait!" lelaki itu langsung berjalan menghampiri Erlangga. Ia berkacak pinggang tepat didepan Erlangga sambil menatapnya penuh curiga. "Lo bener-bener udah suka sama Adhara?"

Pertanyaan Gemal itu membuat Deska, Sakala, dan Yanuar diam tanpa melepaskan tatapannya dari Erlangga. Mereka semua sedang menunggu pengakuan berikutnya dari Erlangga.

Erlangga memasang wajah serius. Berkali-kali juga bibirnya bergerak ingin berbicara, tapi berakhir tidak jadi. Hal ini yang semakin membuat teman-temannya penasaran sekaligus kesal.

"Nggak ada jawaban buat kalian."

Wajah mereka berempat langsung cengo setelah mendengar jawaban dari Erlangga. Mereka sudah tertipu dengan ekspresi serius Erlangga, dan itu membuat mereka berdecak kesal penuh kecewa.

"Jawabannya nggak asik." Deska bersedekap dada, lalu menjauhi Erlangga. Deska jadinya kesal sendiri.

"Padahal gue udah serius nunggu jawabannya." Yanuar menimpali.

Sakala malah tertawa pelan. "Udah jelas-jelas suka beneran itu, mah." Sakala meledek. "Kalo suka ngaku aja kali, kak!" lanjutnya diimbuhi dengan kekehan kecil.

Dia Erlangga | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang