Extra Episode 04 : Adhara Fell Harder

491 24 0
                                    

I|I

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I|I

Sebelumnya Alaska sama sekali tidak tahu kalau ternyata dirinya akan jadi sesibuk ini saat menjadi seorang mahasiswa- sekalipun ia masih sebatas mahasiswa baru.

Sebenarnya sebelum ini Alaska juga sudah melihat kehidupan Abian, Mahestha, dan juga Laskar yang nyatanya sudah lebih dulu menyandang status sebagai seorang mahasiswa, tapi tetap saja Alaska tidak pernah berpikir kalau ternyata akan selelah ini kenyataannya. Apalagi ketiga orang itu memang tidak pernah terdengar mengeluh sedikitpun, membuat Alaska berpikir kalau dunia perkuliahan memang akan semenyenangkan bayangannya sebelumnya.

Sesampainya di garasi rumahnya seusai pulang dari kampus malam ini, Alaska langsung memarkirkan motornya disana yang diikuti oleh keempat motor temannya juga. Setelah itu, barulah Alaska melepaskan helm-nya.

Lalu sebelum Alaska turun dari atas motornya, lelaki itu menyempatkan diri untuk menyibak rambutnya yang sudah cukup panjang itu kebelakang, lalu mencoba menyisirnya menggunakan jari-jarinya.

Alaska jadi terlihat semakin tampan saat melakukan itu!

"Loh, ternyata kak Mahestha udah disini juga, ya?"

Mendengar pertanyaan dari Gemal tadi, Alaska dan yang lainnya jadi secara kompak langsung menatap kearah Gemal, sebelum akhirnya mereka menatap kearah yang Gemal lihat- yaitu sebuah motor yang memang mereka kenali sebagai motornya Mahestha.

"Tadi kak Mahestha ngabarin kalo mau kesini bareng kak Lintang. Mungkin mereka berdua hari ini pulang cepat." Alaska menyahut sambil turun dari motornya dan diikuti oleh teman-temannya.

"Ngumpul semua dong, ini berarti? Didepan tadi itu juga mobilnya kak Avan, kan?"

Alaska mengangguki pertanyaan Deska.

"Eh, kak Aileen nggak sekalian lo ajak, kak?" Sakala menepuk punggung Gemal dan bertanya. Tapi dari nada suaranya saja, siapapun juga bisa tahu kalau niat Sakala yang sebenarnya adalah untuk menggoda Gemal.

Gemal sendiri jadi mendengus kesal karenanya. "Dia masih punya kaki. Bisa kesini sendiri," ketusnya.

"Halah, sok-sokan nggak peduli. Nanti dia kenapa-kenapa juga lo yang jadi paling khawatir sendiri, kak," ejek Yanuar yang jelas saja tepat sasaran, membuat mereka semua--- kecuali Gemal tertawa keras.

"Ejek terus! Ejek!" sungut Gemal yang semakin kesal.

"Soalnya muka lo emang paling pantas di ejek, Gem!" enteng Deska.

"Sialan!"

Mereka semua sudah hendak berjalan keluar dari garasi rumahnya Alaska, tapi setelah mendengar dering ponsel milik salah satu dari mereka, mereka jadi mengurungkan niatnya. Mereka akhirnya sama-sama menatap kearah Gemal yang sedang merogoh saku celana jeans-nya.

Dia Erlangga | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang