Dua jam yang lalu mereka sudah berpijak dinegeri orang. Selain menjaga etika, mereka juga diharuskan untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar agar tak merasakan perasaan takut sebagai tawanan.
Tenda-tenda yang sudah berdiri itu menjadi tempat persembunyian dari tentara musuh.
Medan perang terbagi menjadi tiga zona— merah, kuning dan hijau. Merah berarti zona tempur aktif, zona kuning berarti zona kehati-hatian dan zona hijau berarti zona tempat perlindungan yang aman.
Dibawah langit biru dengan matahari menumpahkan sinarnya disebagian bumi, memang sekilas panorama alam itu terlihat indah.
Tapi tak seindah penduduk sana yang dihantui rasa ketakutan tatkala suara tembakan, bom dan teriakan membuat siapapun yang mendengarnya memejamkan mata dan menutup telinga.
Untuk tidur rasanya susah jika negara mereka saat ini bukan lagi tempat yang aman untuk ditinggali. Ini hanya kesalahpahaman, namun justru diperumit.
"Kau tidak pergi ke dalam untuk makan?"
Diacara menatap tanah yang ditumbuhi rumput, Junkyu mendongak. Matanya menyipit sedikit untuk melihat Haruto yang menjulang tinggi.
"Kau sudah kenyang?" lain pertanyaan, lain jawaban. Haruto yang baru saja selesai makan bersama temannya yang lain pun tersenyum kecil dan mengangguk.
"Hey, bubbles" pipi Junkyu terasa kenyal dan bergoyang kecil tatkala Haruto menoelnya main-main.
"Makanlah, aku tahu kau cemas. Setidaknya perutmu jangan kau siksa" petuah Haruto pada Junkyu yang masih terdiam.
"Kenapa harus?" balas dokter Kim akhirnya.
Haruto terkejut. "Are you kidding? Apa kau tak memikirkan siapa yang akan kunikahi dialtar nanti?" tanyanya dramatis.
Junkyu tertawa kecil. Ini cukup konyol, Haruto sering menguras rasa emosinya namun disisi lain ia merasa terhibur.
Entah bagaimana awal pertemuan mereka bisa dibilang memberikan kesan lucu hingga jauh sampai sekarang. Bertugas bersama dimedan perang, siapa yang menyangka hal itu?
Haruto seorang tentara dan Junkyu seorang dokter militer. Ini perpaduan bagus, hanya tinggal menunggu—
"Jika kau tak mau—
"Iya-iya Big boss, dasar cerewet" sungut Junkyu sebal beranjak berdiri sekian lamanya duduk diatas pohon yang sudah tumbang dekat tenda.
Kepergiannya tanpa menoleh ke belakang itu membuat ia tak menyadari Haruto menatapnya intens dengan pikiran yang seakan bukan berada ditempatnya.
"Kau mengingatkanku pada seseorang" suaranya nyaris tertelan angin, tak bisa didengar orang lain. Karena memang Haruto sengaja seperti itu.
Snowpie.
🌿🌿🌿
DOR!
DOR!
"Bergerak lebih cepat!"
Debu dari tanah yang beterbangan sedikit membuatnya kesulitan untuk melihat. Para prajurit sudah berpencar menuju tempat persembunyian mereka dari tentara musuh.
Bersama dengan tentara dari negara lain yang turut ikut misi perdamaian PBB, mereka terus mengeluarkan peluru dan bersembunyi menghindar mara bahaya. Alat berat seperti tank pun turun ke medan lapangan.
Tentara yang terlihat tidak hanya dari kalangan pria saja.Wanita pun turut ikut serta termasuk Lily.
Hal ini bertujuan menambah tingkatan jumlah peace keeping perempuan agar mampu dengan mudah dapat simpati dari masyarakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Captain, 1437! [END] ✓
FanfictionBaju yang bukan sembarang baju, kain yang bukan sembarang kain dengan corak hijau lumut dan coklat disertai bintang tiga dikerahnya. Merupakan suatu kebanggaan bagi Watanabe Haruto. Ya.Semua itu adalah kebanggaannya, dulu. Sebelum kecelakaan kecil m...