Flashback ; chapter 14
"Maka jagalah kalung milik ayahku dengan kau kembali lagi disini untuk menemuiku nanti"
"Pasti. Aku akan kembali dengan memakai seragam tentara yang keren untukmu nanti" ucapnya sungguh-sungguh.
Kalung dog tags itu digenggam dengan erat seakan takut terbawa angin.
Sayangnya, waktu mereka sudah berakhir. Mereka tersenyum, mereka menangis dan mereka berpelukan.
Sebelum tokoh utamanya pergi melambaikan tangan dengan tokoh pendamping yang hanya bisa meratapi kepergiannya seraya menangis.
Menggenggam dua benda yang akan mengubah alur catatan takdir Tuhan pada kehidupan mereka suatu saat nanti.
Namun tak menggenggam dan mengenal nama satu sama lain.
Manusia berkata, percuma.
Tapi manusia juga lupa, akan dahsyatnya keajaiban Tuhan.
☘️☘️☘️
"Hiks— kenapa kau begitu tega membuatku menunggu lebih lama!"
Dadanya terasa sakit dipukul begitu kencang oleh sang empu. Namun, ia jauh lebih sakit melihat orang yang ditunggu-tunggu selama ini menangis karenanya.
Seperti orang yang tersesat terus menerus mengelilingi di bundaran jalan raya tanpa melihat ada jalan kecil yang bisa ia lalui menuju tujuan tempatnya.
Ya, Haruto maupun Junkyu sama-sama tak menyadari, sama-sama lelah menunggu dan sama-sama menangis.
Orang yang tidak tahu apa kisah nyatanya yang terjadi dan apa yang mereka rasakan tentu akan mengucapkan "Berlebihan".
Hey, kau pikir mereka mau ditakdirkan berpisah sekian belasan tahun dan orang yang dinantikan ternyata ada di dekatmu?
Mereka hanya diberi bekal menggenggam sebuah benda dan mengingat momentum sebagai kenangan. Bukan menggenggam sebuah nama.
"Maafkan aku, snowpie" bisik Haruto bersuara serak sendu bercampur lega.
Junkyu semakin mengeraskan tangisannya. Tak peduli hari sudah malam, namun yang ia inginkan hanyalah melampiaskan rasa rindunya yang selama ini ia tabung didalam hatinya.
Bugh!
"Aku membencimu!"
Haruto tersenyum.
"Aku tahu"
Bugh!
"Dasar pria brengsek!"
"Aku tahu"
Bugh!
"Aku— hiks"
Tangan kekarnya terangkat untuk mengusap rambut hitam legam yang selama ini ia rindukan. Lelehan air matanya begitu sayang jatuh sia-sia maka Haruto berbaik hati menyekanya lembut.
Bulu mata lentik itu ikut basah tapi Haruto terkekeh lucu membuat Junkyu tersenyum kecil di acara terpejam disaat kelopak matanya dikecup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Captain, 1437! [END] ✓
FanfictionBaju yang bukan sembarang baju, kain yang bukan sembarang kain dengan corak hijau lumut dan coklat disertai bintang tiga dikerahnya. Merupakan suatu kebanggaan bagi Watanabe Haruto. Ya.Semua itu adalah kebanggaannya, dulu. Sebelum kecelakaan kecil m...