Istirahat kedua dimulai. Semua murid yang muslim melaksanakan salat Dzuhur di mushola sekolah. Setelah melaksanakan kewajiban mereka bisa beban jajan atau tidur di kelas terlebih dahulu.
Kali ini kelas 12 MIPA langsung buru ke kelas. Untuk mempersiapkan ulangan mata pelajaran Sejarah Indonesia bab masa demokrasi liberal. Materi dari bab itu banyak dan bisa membuat kepala pusing. Semua murid berusaha belajar mati-matian tapi tetap saja masih tidak paham.
Billa membolak-balikkan buku lks dan catatannya. Ia seperti sedang men-scan tulisan yang kemudian masuk ke dalam otaknya. Sedangkan Raya sibuk menulis contekan yang nantinya bakal ia tempelkan di balik penggaris dan dasinya. Sementara itu Hanna terlihat santai seperti tidak ada beban. Padahal biasanya dia bakalan heboh sendiri karena sulit menyerap materi.
"Han kok lo santai banget sih?" tanya Willy.
"Ya karena gue udah persiapan dari rumah," jawab Hanna lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
Willy yang kepo langsung mengambilnya, "niat banget lo Han, sampai fotocopy LKS sekecil ini".
"Kita itu jadi murid harus cerdik. Kan lumayan Wil gue fotocopy lks sejarah sekecil ini biar bisa buat dijadiin contekan saat ujian. Kalo nulis di kertas mah capek. Mending sekalian kayak gini," jelas Hanna.
Raya kemudian iku nimbrung di bangku Hanna,"parah lo Han, kagak bilang-bilang kalo mau fotocopy ".
"Gue lupa ngasih tau lo sama Billa. Nih gue pinjemin kalo mau buat fotocopy," kata Hanna.
"Kalo lo fotocopy gue nitip ya Ray," ucap Willy.
"GUYS GUE MAU FOTOCOPY LKS BUAT DIJADIIN CONTEKAN, KALIAN PADA NITIP GAK?" teriak Raya.
"Fotocopy buat satu kelas sekalian aja deh Ray. Lo kan tau kelas ini otaknya pada tumpul kecuali Julian," jawab Okka.
"Wokeh, yok Bil iku gue!" ajak Hanna ke Billa untuk fotocopy di depan sekolah.
Raya dan Billa pun pergi fotocopy di depan toko Juwita yang ada di sebrang jalan sekolahnya. Waktu istirahat mereka tinggal 20 menit lagi. Untuk uang fotocopy dibayar dengan uang Raya terlebih dahulu. Nanti kalau sudah baru diganti masing-masing murid.
"Besty fotocopy ini dong" ucap Raya sambil menyodorkan fotocopy milik Hanna kepada Mbak Yulia salah satu karyawan di Toko Juwita.
"Okay. Fotocopy jadi berapa?" tanya kau Mbak Yulia.
"34 Mbak," jawab Billa.
Gak berselang lama fotocopy pun selesai.
"Ini pasti mau dijadiin contekan ya?" tanya Mbak Yulia dengan pelan yang kemudian dibalas anggukan oleh Raya dan Billa.
"Yaelah gue dulu juga begitu. Bahkan ujian aja gue bawa beginian," cerita Mbak Yulia.
"Gila lo Mbak ternyata sama aja kelakuannya," ucap Raya.
"Itu mah udah biasa, sana buruan balik bentar lagi bel masuk loh!" suruh Mbak Yulia.
Raya membayar fotocopy terlebih dahulu. Kemudian ia dan Billa buru kembali ke kelas. Karena waktu sudah mepet bentar lagi bel.
Sesampainya di kelas mereka langsung membagikannya. Semua murid full senyum karena gak perlu capek-capek bikin contekan. Paling cuma Julian yang tetap sibuk belajar dari buku catatannya.
Bel pun berbunyi tandanya ulangan sejarah akan segera dimulai. Semua murid langsung duduk di tempatnya masing-masing dengan rapi. Mereka mengeluarkan alat tulisnya dam menyembunyikan contekannya agak tidak ketahuan Bu Intan atau guru sejarah kelas 12 MIPA 7.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trio Kecebong
FanfictionTrio Kecebong merupakan 3 orang sahabat kecil yang hobinya bikin kerusuhan. Setiap hari pasti ada keributan yang ditimbulkan dari mereka bertiga. Namun dibalik itu semua mereka adalah 3 anak perempuan yang hebat. Mereka tetap tersenyum ceria meskipu...