Dihukum

76 5 0
                                    

Saat ini kelas 12 MIPA 7 sedang mengikuti pembelajaran sejarah Indonesia. Mereka terlihat sibuk mencatat materi yang diberikan Bu Intan. Kali ini Hanna memilih menulis lesehan di depan, karena matanya minus tapi belum berani periksa dan memakai kacamata. Hanna memang aneh, udah tau matanya minus tapi tetep aja duduknya di bangku paling belakang.

Sedangkan dari tadi Billa menulis sambil tangan kirinya memegangi perut. Ia merasa sangat lapar sekali. Tadi malam ia tidak makan sesuatu, karena tidur lebih awal. Bahkan dia tidur sampai 12 jam karena kecapean. Pagi pun ia tidak sarapan atau membeli cemilan terlebih dahulu karena bangunnya kesiangan.

"Lo kenapa Bil?" tanya Raya.

"Gue laper Ray. Lo ada snack atau apa gitu kek?" Billa terlihat sudah tidak kuat menahan laparnya.

"Gue gak ada jajan sih. Kalo lo mau makan bekal gue dulu aja, daripada lo kelaparan terus pingsan. Ntar ngrepotin gue," suruh Raya sambil mengeluarkan bekalnya.

"Seriusan Ray?" tanya Billa memastikan.

Raya membuka bekalnya, "seriusan. Ini buruan makan!".

Sebelum itu Raya dan Billa bertukar posisi duduk. Jadi Billa kini duduk mepet sama tembok. Billa sedikit terkejut dengan bekal yang Raya bawa. Karena hari ini Raya membawa bekal mangut kepala manyung.

"Ray lo gak salah bawa bekal?" Billa masih tidak habis pikir kenapa Raya membawa bekal seperti itu.

"Kagak elah. Buruan deh lo makan daripada pingsan nyusahin orang!" Raya menutupi Billa agar tidak ketahuan Bu Intan.

Billa langsung memakan bekal Raya. Sebenarnya ia sedikit kesusahan untuk memakan ikannya. Tapi tidak apa-apa yang penting perutnya sekarang tidak berkokok terus seperti ayam.

"Enak Bil?" tanya Raya.

"Enak buanget woi. Cobain deh!" suruh Billa.

Raya pun dengan hati-hati menyuapkan satu sendok ke dalam mulutnya. Emang masakan ibunya tidak pernah gagal.

"Thanks ya Ray," ucap Billa sambil terus makan dengan lahap.

"Yoi," balas Raya.

Akhirnya mereka berdua makan bersama secara diam-diam. Bu Intan dari tadi duduk di kursi sambil membaca materi di buku pegangannya. Beberapa murid yang lain terlihat sudah selesai mencatat. Bu Intan lalu bangkit dari kursinya.

"Anak-anak mencatatnya sudah selesai?" tanya Bu Intan.

"Sudah Bu," jawab Hanna.

"Kalau begitu ini saya hapus ya. Terus kita mencatat lagi," ucap Bu Intan.

Bu Intan pun menghapus semua catatan yang ada di papan tulis. Tapi beliau merasa mencium aroma sesuatu yang berbeda di kelas ini. Beliau mengamati murid-murid yang ada depannya. Matanya langsung tertuju ke arah bangku paling pojok kanan.

"Raya Billa apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Bu Intan dengan tegas.

Semua mata tertuju ke arah Raya dan Billa. Mereka berdua sedang asyik makan bersama. Bahkan mulut sudah sangat penuh. Bu Intan mendekati kedua muridnya tersebut. Melihat Bu Intan yang pergi ke belakang, dengan cepat Hanna memasukkan permen ke dalam mulutnya.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Bu Intan sambil matanya melotot.

Raya segera menelan makannya, "itu Bu, kita berdua lagi makan".

"Ini kan masih jam pelajaran kenapa bisa-bisanya kalian berdua makan?" tanya Bu Intan lagi.

"Laper Bu," jawab Raya dengan entengnya, sedangkan Billa masih saja mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

Trio KecebongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang